22 : Semangat Hani

35.2K 3.7K 1.2K
                                    

DUA PULUH DUA

DUA PULUH DUA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****


Hallo semuanya.Admin minta maaf ya Play It lama tidak update. Karena kemarin Authornya (SIPA) izin lagi pulang kampung lebaran.

Semoga semuanya masih setia menunggu PLAY IT dan terus membaca PLAY IT ya. Amin. 

Dan selamat membaca. Semoga suka. 

*****

Zaki memarkirkan motornya di depan toko roti, ia sudah selesai nongkrong bersama teman-temannya dan teringat titipan adiknya yang ingin brownis cokelat. Sebab itu, Zaki tidak langsung menuju ke rumahnya melainkan membeli pesanan adiknya dulu.

"Zak," sebuah sapaan cukup rama terdengar lantang.

Zaki membalikkan badan, ia melihat Bani menutup pintu mobilnya dan berjalan ke arahnya. Zaki cukup terkejut bertemu dengan cowok itu, Abang Hani yang baru saja ditemuinnya beberapa hari yang lalu.

"Hallo Bang," sapa Zaki sopan.

Bani tersenyum ramah, sembari mengkangat telapak tangannya singkat. Bani berhenti di depan Zaki, menatap cowok itu dengan heran.

"Lo ngapain di toko roti?" tanya Bani penasaran.

"Itu Bang, mau bel..."

"Mau pesan kue buat Hani juga?" potong Bani cepat.

Zaki tertegun, tidak mengerti pertanyaan Bani. Kenapa Hani harus dibelikan roti? Zaki menggeleng pelan.

"Buat Hani maksudnya Bang??" tanya Zaki lebih penasaran. "Hani pingin kue?"

Bani langsung menghela napas berat, menatap Zaki dengan gemas.

"Empat hari lagi kan ulang tahun Hani," ucap Bani memberitahu.

Zaki langsung terdiam, bingung harus bereaksi bagaimana. Ia seperti sudah melakukan kesalahan besar di depan calon kakak ipar. Bagaimana ini? Sangat memalukan.

"Maaf Kak saya nggak tau, mungkin buat pelajaran saya kedepannya untuk mengetahui tentang Hani leb..."

"Santai aja kali Zak, nggak usah seformal itu sama gue," tawa Bani geli mendengar ucapan Zaki dengan tatapan tidak enaknya.

Zaki menganggukan kepala, mengiyakan saja, tersenyum dengan canggung. Zaki benar-benar malu. Nyatanya pun dia tidak mengetahui bahwa sebentar lagi Hani ulang tahun.

PLAY ITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang