23 - MANTAN

29.8K 3.4K 868
                                    


DUA PULUH TIGA 

DUA PULUH TIGA 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****

Assalamualaikum teman-teman semua, sebelumnya admin dan penulis meminta maaf sebesa-besarnya ya karena baru bisa update lagi cerita Play It. Dikarenakan penulisnya dari kemarin masih ngerjain banyak tugas. Mohon pengertiannya ya. 

Dan tenang saja, biar kalian tidak menunggu Play It update lama, HFcreations memberikan jadwal update Play It yaitu setiap hari "SABTU dan SELASA" yaa. Jadi setiap hari SABTU dan SELASA ditunggu PLAY IT Update yaa. 

Semoga masih banyak dan makin banyak yang nungguin serta baca Play It. Semoga selalu suka dengan Play It Amin. 

Selamat membaca ^^

*****

"Kak, gue boleh tanya nggak?"

"Apa?"

Hani terdiam, menatap Zaki dengan ragu. Zaki tersenyum kecil.

"Apa Han?" Zaki berusaha agar Hani mau mengutarakan pertanyaannya.

"Gue tanya ini cuma karena gue takut aja kalau ternyata emang gue disini yang salah," ucap Hani mulai bersuara.

Zaki mengangguk, mendengarkan baik-baik.

Hani menghela napas panjang, menyiapkan hati untuk mengungkapkannya.

"Jujur, emang gue suka sama lo sejak lo masih pacaran sama Kak Raya, makannya gue mulai ragu apa memang gue yang jadi perusak hubungan lo dan Kak Raya?" Tatapan Hani berubah sendu. "Apa gosip yang tersebar di sekolah memang benar tanpa gue sadari?"

Zaki mendekati Hani, berdiri tepat di hadapan gadis itu.

"Harus berapa kali lagi gue bilang Han, lo nggak salah dan gosip itu nggak benar," ucap Zaki meyakinkan.

"Tap..."

"Lo sendiri lihat kan, Raya mutusin gue di perpustakaan."

"I... Iya tau Kak. Tapi gue takut aja, Kak Raya mutusin lo gara-gara gue."

"Nggak Han. Nggak usah terlalu jauh mikirnya. Udah lupain semuanya, gue janji gosip itu akan hilang paling lambat lusa," janji Zaki sungguh-sungguh.

"Beneran?" tanya Hani bersemangat kembali.

Zaki menyodorkan jari manisnya.

"Iya Han. Gue janji."

Hani menautkan jari manisnya dengan jari Zaki. Hani menatap Zaki dengan tatap haru. Ia merasa sangat bersyukur karena bisa dekat dengan Zaki seperti ini. Cowok yang memiliki hati yang sangat baik.

"Boleh tanya lagi nggak?" lirih Hani penuh harap.

"Apa?" balas Zaki.

Hani tersenyum kecil.

PLAY ITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang