Bab 13 | Ayo Kita Berteman

18.7K 732 2
                                    

Assalamualaikum, masih adakah yang menunggu kelanjutannya? Mana suaranya?....

Vote coment nya dong... :)

* * *

Bermaaf-maafanlah kamu, karena sesungguhnya Allah tak menyukai adanya permusuhan antara muslim yang satu dengan yang lainnya...

*  *  *

Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, mereka sama sekali tak bertegur sapa, Asa masih tetap menjalankan kewajibannya yang baru yaitu menyiapkan makan dan keperluan Aby. Sebenarnya Aby ingin sekali berbicara dengan Asa, namun ia urungkan ia takut Asa semakin kesal kepadanya. Sedangkan Asa, ia dalam masa bimbang, apakah ia memang perlu akrab dengan Aby dan mencoba menerima pernikahan ini seperti apa yang Bunda nya katakan sebelum ia menikah dulu. Tapi itu semua terasa sulit baginya. Mengingat kata-katanya beberapa hari lalu,  Asa merasa menyesal, ia seperti orang yang sangat egois dan jahat. Apa yang harus dirinya lakukan sekarang?.

Asa tersadar dari lamunannya ketika Aby duduk dimeja makan tepat didepannya dengan pakaian yang rapi, hari ini Aby sudah masuk kuliah seperti biasanya, sedangkan Asa ia ada mata kuliah siang jadi tak perlu berangkat pagi-pagi. Seperti biasa, mereka sarapan dalam diam tanpa ada sepatah katapun,  yang terdengar hanya suara dentingan sendok yang beradu dengan piring.

Aby menyelesaikan sarapannya sesekali melirik Asa, ia bangkit dari duduknya.

"Aku berangkat dulu." Aby ingin meninggalkan dapur, namun urung ketika Asa memanggilnya.

"emm, Aby."

"ya?"

Asa menggigit bibir bawahnya, apakah ia memang perlu berbaikan dengan laki-laki itu?.

"saya ingin bicara sama kamu."

Aby yang sepertinya tau bahwa Asa akan berbicara hal yang serius kepadanya, menghampiri Asa lalu duduk tepat dihadapannya. Aby menatap jam dipergelangan tangannya. Masih ada waktu. Pikirnya.

"bicaralah."

"sepertinya kita tidak bisa berdiam-diaman seperti ini, kita satu rumah dan satu kamar tapi tidak pernah berbicara sama sekali, itu membuat saya merasa aneh. Saya minta maaf atas ucapan saya beberapa hari lalu yang menyakiti kamu, saya tidak bermaksud begitu."

"iya gak apa-apa aku ngerti, mungkin kamu cemburu karena Meysa meluk aku waktu di depan supermarket itu. " ucap Aby pede membuat Asa melebarkan matanya. Anak ini pede sekali, pikirnya.

"heh, kamu jangan kepedean dulu. Saya minta maaf bukan berarti kamu bisa berbicara seenaknya mengatakan saya cemburu. Saya hanya merasa tidak enak kalau kita terus berdiam-diaman, rasanya agak kurang nyaman bagi saya. Mungkin saya berfikir berteman dengan kamu bukanlah hal yang buruk."

"jadi?."

"ayo kita berteman." Asa mengacungkan jari kecilnya seperti anak kecil yang musuhan lalu baikan, tak lupa senyum manis yang menghiasi wajah cantiknya membuat Aby terpana. Asa yang tak mendapat respon dari Aby, mencubit lengannya kesal.

"kamu memaafkan saya tidak sih?, Kamu gak mau berteman dengan saya?." kesalnya.

"eh?. Oh iya saya maafin dan mau berteman dengan kamu." Aby menyambut jari kelingking Asa tak lupa memasang senyum lebarnya. Berteman dengan Asa mungkin bisa membuka hati Asa perlahan untuk ia masuki dan ia berharap semoga Asa kelak bisa membalas perasaannya.

"oh kalau gitu aku berangkat dulu, kayaknya sebentar lagi telat." Asa meringis mendengar ucapan Aby.

"oh iya hati-hati." Aby mengangguk.

Imamku BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang