Bab 21 | Aby Adiknya Asa?

15.8K 633 1
                                    

Assalamualaikum, alhamdulillah lagi-lagi author masih bisa update ya.. Pada seneng gak nih kalau author updatenya cepat?... Senang kan ya?... Doain aja ya biar author update nya gak lama-lama.. Mending dibaca aja langsung ya...

*  *  *

"oh, eh ini Kak Aby, adik Ka-...e.. Mama." ucap Asa ragu, sedangkan Aby melotot mendengar ucapan Asa.

"ooh." Ayla membulatkan mulutnya seraya mengangguk berkali-kali.

"Ayla ayo kita pulang." Asa menoleh ke sumber suara. Papa Ayla menghampiri Ayla hendak mengajak anak itu pulang, namun Ayla menolak seraya menggelengkan kepalanya.

"Ayla masih pingin disini, mau main sama Mama."

Pria itu menghembuskan nafasnya, "oke Ayla boleh main sama Kakak ini, tapi jangan lama-lama ya."

"ngomong-ngomong terimakasih." lanjut Pria itu seraya menatap kearah Asa. Asa hanya mengangguk.

"Ma ayo kita kesana, Ayla pengen main pasir." Ayla menarik-narik tangan Asa.

"eh iya, emm Aby sa-... Kakak kesana dulu ya?." Asa meminta izin kepada Aby yang diberi anggukan kepala oleh Aby. Asa pun mengikuti Ayla dengan Ayla yang menarik-narik tangannya tak sabaran. Setelah sampai tujuan, Ayla melepaskan tangannya dari tangan Asa lalu berjongkok, Asa pun ikut berjongkok.

"Ayla mau buat apa sekarang?." tanya Asa.

"emm apa ya?." Ayla nampak berfikir, ia mengetukkan jari telunjuknya kearah dagunya.

"gimana kalau istana pasir." usul Asa.

"setuju." Ayla berucap dengan riang.

Ayla pun mulai memasukkan pasirnya kedalam cetakan istana pasir yang akan mereka buat, Asa membantu Ayla dengan senyum yang mengembang. Dari dulu ia memang sangat menyukai anak kecil, kalau ada sepupunya yang membawa anak mereka Asa pasti sangat senang dan anak-anak dari sepupunya pun mudah akrab dengan dirinya.

"udah selesai Ma." ucap Ayla senang.

"wah bagus sekali istana pasir yang Ayla buat, tapi kayaknya ada yang kurang." Asa mengambil ranting kayu dan daun lalu mengaitkan rantingnya ke daunnya dan memasangnya diatas istana pasir Ayla, sama seperti bendera. Persis seperti yang ia inginkan.

"wah makin cantik istana pasir kita." senyum Ayla tak pernah pudar.

"Ayla, ayo kita pulang." suara pria yang merupakan Papa Ayla membuat Asa dan Ayla menghadap kearah sumber suara.

"tapi Ayla masih mau main sama Mama." protes Ayla.

Pria itu menghela nafas.

"Ayla sayang, setelah ini Papa ada urusan dan tidak bisa diwakilkan. Jadi kita harus pulang, ya?."

"tapi Pa-.."

"ee Ayla, Ayla pulang ya?. Papa Ayla kelihatannya memang ada urusan mendadak jadi gak bisa lama disini, kapan-kapan kalau kita ketemu. Kita main bareng deh." Asa mencoba membujuk Ayla.

"janji ya Ma?."

"iya janji." belum tentu kan aku bertemu kembali dengan Ayla?. Batin Asa.

"kenapa Mama gak ikut kami aja?."

Asa kelabakan mendengar ucapan Ayla, begitupun juga Papa Ayla dan Aby. Baru saja pria itu akan membuka suaranya, Asa langsung berbicara.

"gak bisa Ayla, soalnya tadi Mama kesini bareng sama Kak Aby."

"Kak Aby kan udah gede bisa pulang sendiri."

Aby mendengus mendengarnya. Orang yang kamu Sebut Mama itu istriku tau. Ingin sekali Aby mengatakan kepada anak yang menurutnya sangat menyebalkan ini bahwa Asa adalah istrinya, namun ia hanya diam.

Imamku BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang