Assalamualaikum semua, vote comentnya ya... he..he..
* * *
'Kehadiranmu adalah anugerah terbesar yang Allah berikan disepanjang hidupku.'
* * *
Iza, Aya dan Fara memandang Asa heran, pasalnya sahabatnya itu sedari tadi menampilkan raut wajah kusutnya. Mereka berempat sedang berada di Caffe langganan mereka, seperti biasa nongkrong sambil mengerjakan tugas kuliah.
"Gue perhatiin si Asa sedari tadi murung terus, apa ada masalah ya?." Bisik Fara ke telinga Aya.
"Iya gue juga sempat mikir gitu." Aya pun berkata sambil berbisik.
"Eh Za, Asa kenapa tuh murung dari tadi." Bisik Fara ke Iza.
Iza memandang Aya dan Fara yang sedang menunggu jawabannya, ia menghela nafas.
"Biasalah urusan rumah tangga." Iza berkata lalu meminum white coffe nya, Aya dan Fara mengangguk. Mereka tau apa maksud perkataan Iza, Asa murung alasannya pasti berhubungan dengan suami berondongnya, siapa lagi kalau bukan Aby. Memangnya Asa mempunyai suami selain Aby, kalau perempuan diperbolehkan poligami pun Asa sepertinya tak akan melakukannya.
"Ribet bener dah yang udah berkeluarga, gue jadi takut nikah nih." Fara bergidik membayangkan pernikahannya akan banyak terjadi adegan marah-marahan, sama seperti Asa ini.
"Elah lebay banget sih lo, lagian siapa juga yang mau nikah sama cewek malesan kayak lo." Aya meledek Fara membuat perempuan itu mendengus sebal.
"Nikah tuh enaknya selalu adegan romantisan kayak di novel, gak perlu banyak konflik kayak artis terjerat kasus aja." Fara bersuara membuat Aya ingin sekali menggeplak kepala Fara yang kelewat bodoh itu.
"Itu mah kemauan lo aja, nih ya di novel pun banyak konfliknya tau sebelum berakhir happy ending, mana ada tiba-tiba bahagia. Gak ada tantangannya sama sekali." Lagi-lagi Fara mendengus mendengar Aya yang terus menerus berkomentar akan ucapannya.
"Ye gue cuma ngomong kali, ngapain lo pake tanggepin segala." Ketus Fara.
"Ya terserah gue dong mulut-mulut gue ini ngapa lo yang repot." Sewot Aya.
"Udah-udah, kalian ini. Bukannya nyoba buat ngehibur Asa supaya dia lupa sama masalahnya malah kalian yang ribut sendiri." Lerai Iza, sepertinya diantara mereka berempat Iza lah yang sering menjadi penengah ketika terjadi adu mulut seperti ini.
"Gimana cara ngehiburnya, masa gue harus pake kostum badut terus goyang-goyang didepan Asa gitu." Kesal Fara.
"Ya gak gitu juga kali." Ucap Aya dengan wajah malasnya menanggapi Fara yang menurutnya sangat menyebalkan ini.
"Tuh kan dia mulai lagi, sapa yang nyuruh lo berkomentar." Ketus Fara ke Aya, sedangkan Aya hanya mengedikkan bahunya membuat Fara geram.
"Kok bisa sih gue sahabatan sama orang ngeselin ini."
"Sapa juga yang mau sahabatan sama lo." Sepertinya diantara mereka berdua tak ada akur-akurnya sama sekali, mungkin jika mereka akur bisa dihitung beberapa waktu itupun tak lama, hanya beberpa menit. Ck ck ck.
Asa yang sedari tadi diam dan fokus mengerjakan tugasnya pun, menatap Fara dan Aya secara bergantian.
"Kalian kapan akurnya sih?!, bosen gue lihat lo berdua berantem mulu kayak tom and jerry!." Asa sepertinya hari ini sangat kesal, terlihat dari nada suaranya yang tak seperti biasanya. Fara dan Aya pun langsung bungkam mereka tak berani mengeluarkan suaranya, ia takut Asa marah. Asa jarang sekali mengeluarkan emosinya namun sekali perempuan itu emosi itu sangatlah mengerikan bagi mereka berdua, sedangkan Iza hanya geleng-geleng kepala melihat kedua sahabatnya yang langsung bungkam ketika Asa bersuara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Berondong
SpiritualitéSalsabilla Anandya Putri terpaksa harus menikah dengan Abyanata Darmawan, seorang adik tingkat ditempatnya kuliah yang tiba-tiba saja mengejarnya. Ketika laki-laki itu tiba-tiba saja melamarnya didepan keluarganya, akhirnya dengan bujuk rayu dan kar...