Assalamualaikum, masih pada semangat gak nih nungguin kelanjutan ABYASA, pasti semangatkan ya...
Jangan lupa vote coment nya dong biar author nambah semangat ngelanjutin nulisnya... He ..he ..he..
* * *
Asa memasuki mobil disamping kemudi, ia melirik Aby yang sedang tersenyum kearahnya.
"ngapain senyum-senyum, jalan." ketus Asa membuat senyum Aby luntur.
"ketus banget si Sa." Asa hanya memutar kedua matanya.
Ngomong-ngomong, setelah menikah dengan Asa, Aby memang lebih sering mengendarai mobil daripada motor, alasannya ia tidak ingin membuat Asa kurang nyaman dengan panasnya terik matahari ketika ia membonceng Asa. Padahal Asa biasa-biasa saja ia bahkan dulunya sering menggunakan motor matic kesayangannya ketimbang mobil, padahal Ayah nya telah membelikan Asa mobil keluaran terbaru. Dasarnya Asa memang orang yang sederhana ia lebih memilih mengendarai motor daripada mobil. Dan sekarang ia tak bisa menaiki motor maticnya setelah menikah dengan lelaki disampingnya ini, karena Bunda tak ingin ia berangkat sendirian dan harus diantar jemput Aby, memangnya Asa anak kecil apa?. Umurnya bahkan sudah memasuki awal dua puluhan, memang Bunda saja yang terlalu khawatir terhadapnya.
"kita makan siang dulu ya." Asa mengalihkan pandangannya kearah Aby ketika laki-laki itu bersuara.
"hhmm." Asa hanya bergumam, ia mengiyakan ajakan Aby, karena jujur saat ia berada di Caffe ia belum sempat memesan makanan dan hanya meminum secangkir kopi susu.
Aby menghentikan mobilnya disebuah restoran yang menyajikan berbagai menu dengan olahan daging ayam, ia tau dai Bunda kalau makanan favourite Asa berbahan dasar daging ayam. Makanya mengajak Asa makan siang disini. Selama menikah, mereka memang lebih sering makan siang diluar rumah, sedangkan jika sarapan dan makan malamnya, Asa akan memasak dan Aby dengan antusias memakan masakan Asa, ia sangat senang mengetahui fakta kalau Asa pandai memasak walaupun ia pun juga jago dalam hal memasak tetapi berbeda rasanya. Menurutnya lebih enak masakan Asa, istrinya. Menyebut Asa istrinya membuat Aby tersenyum-senyum sendiri membuat Asa yang sedari tadi melihat kearah Aby memandang lelaki itu heran. Apakah dia sudah tidak waras?. Pikirnya.
Aby menghentikan senyumnya seraya berdeham ketika salah seorang pelayan restoran menghampiri meja mereka. Asa memandang datar kearah Aby yang berlagak aneh. Asa membuka buku menu lalu menatap pelayan restoran itu yang telah siap dengan catatan menu dan pulpen ditangannya.
"saya pesan Ayam goreng bumbu pedas manis, nugget ayam, sama es jeruk." pelayan resto itu menuliskan pesanan Asa lalu menatap kearah Aby.
"samakan saja.""baiklah saya ulangi, ayam goreng bumbu pedas manis dua, nugget ayam dua, sama es jeruk dua, ada lagi?." Asa dan Aby serentak menggeleng.
"ditunggu ya Mas dan Mbak pesanannya." pelayan resto itu pergi untuk mengambilkan pesanan mereka.
Sambil menunggu pesanan mereka datang, Asa memainkan ponselnya sedangkan Aby lebih senang memperhatikan Asa yang sedang seriusnya memandangi layar ponselnya. Menyadari ada yang memperhatikan, Asa menaruh ponselnya keatas meja lalu menatap Aby tajam.
"ngapain kamu ngeliatian saya kayak gitu?." ketus Asa.
Aby hanya bisa menghela nafas ketika Asa selalu berbicara dengannya dengan nada yang ketus seperti itu.
"emang salah kalau aku ngeliatin istri aku sendiri?." tanya Aby.
Asa yang ingin menjawab terhenti ketika pelayan restoran membawa pesanan mereka.
"makasih Mbak." lalu Asa mulai memakan makanannya dengan lahap. Aby pun ikut memakan makan siangnya, sesekali ia melirik kearah Asa yang tengah serius dengan makanannya. Mereka berdua makan dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Berondong
SpiritualitéSalsabilla Anandya Putri terpaksa harus menikah dengan Abyanata Darmawan, seorang adik tingkat ditempatnya kuliah yang tiba-tiba saja mengejarnya. Ketika laki-laki itu tiba-tiba saja melamarnya didepan keluarganya, akhirnya dengan bujuk rayu dan kar...