Bab 15 | Jalan-Jalan Yang Berantakan Menurut Aby

17.4K 703 2
                                    

Assalamualaikum, jangan lupa ya vote and coment Bab ini. Mengertilah bahwa vote coment kalian sungguhlah berarti bagiku...

* * *

Asa, Aby, dan Anan yang memaksa ikut, berjalan berdampingan dengan Anan yang berada diantara Aby dan Asa sambil menggandeng sebelah tangan Asa dan Aby layaknya mereka adalah keluarga yang bahagia. Sesekali Asa tertawa mendengar celotehan Anan yang menceritakan kisah lucu teman-temannya disekolah, sedangkan Aby yang memang tidak setuju karena Anan ikut dan sekarang ia di abaikan oleh Asa karena si tuyul satu ini, ia memberengut kesal, gagal sudah deh mau berduaan dengan Asa. Mereka berjalan menyusuri pasar malam yang memang sedang ada di lapangan dekat rumah Lisa, tadinya Aby hanya ingin berdua pergi kesini bersama Asa layaknya sepasang kekasih halal tentunya, tapi gagal sudah rencana Aby ketika si pengganggu kecil ini meminta ikut dan malah disetujui oleh Asa.

"Kak, Anan pengen naik itu." Anan menunjuk salah satu wahana permainan. Asa tersenyum lalu mengiyakan permintaan Anan, ia dan Anan menuju wahana mobil kereta meninggalkan Aby yang lagi-lagi mendengus kesal karena diabaikan. Apa ia adalah salah satu makhluk transparan ya? Yang tak bisa Asa dan Anan lihat.

Asa dan Anan menghampiri penjual tiket, menukarkan uang lima puluh ribuan dengan dua tiket wahana. Mereka berdua menaiki wahana itu setelah menyerahkan tiket itu kepada penjaga wahana. Aby yang melihat keseruan Asa dan Anan menaiki wahana tersenyum, mengabaikan rasa kesal yang semula menjalar dihatinya kala ia tak jadi berduaan dengan Asa. Melihat Asa tersenyum dan bahagia menaiki wahana dengan Anan adalah kesenangan tersendiri bagi Aby, asalkan Asa bahagia ia pasti akan melakukan apapun untuk melihat istrinya itu bahagia.

Asa dan Anan menghampiri Aby yang sedang tersenyum kearah mereka. Anan yang tau kalau Aby takut dengan hal-hal yang berbau ketinggian memaksa Asa untuk mengajak Kakaknya itu menaiki wahana kora-kora. Asa yang tak tau menahu dengan hal itu pun mengangguk saja menuruti permintaan adik iparnya itu.

"Aby ayo kita naik wahana itu." Asa menunjuk salah satu wahana yang membuat matanya hampir copot. Ia takut dengan ketinggian, anggaplah dirinya penakut jika boleh memilih ia lebih memilih rumah hantu saja daripada wahana yang ditunjuk oleh Asa. Toh melihat hantu tak seseram dengan merasakan jantungmu yang berpacu dengan cepatnya ketika berada diketinggian.

"g-gak ah, aku disini aja." tolak Aby.

"ayolah jarang loh saya ngajakin kamu naik wahana berdua." bujuk Asa lagi.

"ayo Kak, kasian tuh Kak Asa. Masa dia naik sendirian, temenin lah." Anan ikut membujuk Aby membuat Aby menatap tajam adiknya.

"kenapa gak kamu aja yang temenin Kak Asa?."

"Anan takut naik wahana itu."

"tapi kan Kakak juga ta-.."

Belum sempat Aby menyelesaikan perkataannya, Asa langsung menarik Aby untuk membeli tiket wahana. Ketika Asa menyerahkan dua buah tiket kepada penjaga wahana itu, Aby merasakan panas dingin ditubuhnya, ia ingin lari tapi ia juga takut di cap penakut oleh istrinya itu. Dengan mengumpulkan keberanian yang tinggal sedikit, Aby duduk disamping Asa.

Wahana yang dinaiki Asa dan Aby mulai naik turun dengan pelan, lama-lama semakin cepat. Aby tak berani menatap kebawah, jantungnya seperti ikut naik turun. Tanpa sadar ia memeluk lengan Asa dengan erat, sedangkan Asa sepertinya sangat menikmati wahana yang sedang berjalan. Aby tak tahan ia ingin turun segera, ketika tak merasakan lagi wahana ini bergerak ia membuka kedua matanya, dan seketika ia berteriak dengan kencangnya membuat Asa harus menutup kedua telinganya.

"A.. A.. A..."

Bagaimana Aby tidak berteriak ketika ia terjebak diatas wahana ini dalam ketinggian. Sedangkan Asa yang berada disamping Aby tak dapat menahan tawanya melihat wajah ketakutan Aby yang terlihat sangat menggemaskan. Anan yang melihat dari bawah pun tertawa melihat Kakaknya yang terlihat sangat ketakutan. Memang dasar istri dan adik durhaka mereka berdua. Dan ketakutan Aby bertambah tatkala wahana yang semula berhenti diatas, berpacu dengan cepat. Ia memeluk Asa dengan erat seraya memejamkan kedua matanya rapat-rapat membuat Asa. Asa hanya tertawa merasakan tubuh Aby yang gemeteran dipelukannya. Akhirnya penderitaan Aby selesai juga ketika wahana ini berhenti. Ia menghirup udara dengan rakus, jantungnya masih berpacu. Ia dan Asa menghampiri Anan yang masih tertawa. Aby menatap sang adik tajam, memang adik laknat Anan ini, Kakaknya ketakutan malah ia tertawa.

Imamku BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang