Bab 22 | Aku-Kamu Bukan Saya-Kamu Lagi

16.3K 652 3
                                    

Assalamualaikum, alhamdulillah bisa update lagi, tetap semangat ya nunggu kelanjutannya. Jangan lupa vote coment di setiap Bab ya...

Salam.... SJ

* * *

"terimakasih karena telah mengabulkan permintaanku."

Aby

* * *

Aby tersenyum senang disepanjang perjalanan mereka pulang menuju apartemen, ia sangat senang Asa mau mengabulkan permintaannya, sesekali ia menatap Asa yang tengah tertidur dengan lelap kemudian fokus kearah jalanan. Asa mengerjapkan kedua matanya, ia melirik Aby yang tersenyum-senyum sendiri seperti orang gila.

"kamu kenapa?, kok senyum-senyum sendiri gitu?. Aku gak mau loh punya suami yang kadar kewarasannya hilang." bukannya tersinggung, Aby malah semakin melebarkan senyumnya membuat Asa semakin terheran-heran.

"kamu dengerin aku ngomong gak sih?."

"denger kok sayang, aku senang aja kamu mau ngabulin permintaan aku." Asa terdiam mendengar jawaban Aby, ia kembali menerawang tentang kejadian beberapa jam lalu waktu mereka di pantai.

Flashback On

"aku mau kamu ubah panggilan kamu, kita udah nikah sekitar setengah tahunan loh masa masih pakai bahasa formal gitu." Asa terdiam mendengar ucapan Aby, ucapan laki-laki itu memang ada benarnya, selama ini ia selalu memakai bahasa formal jika berbicara dengan laki-laki itu, dan ia juga cukup terkejut mendengar fakta bahwa ia telah menikah dengan laki-laki itu dan hidup bersamanya dalam satu apartemen dan kamar selama kurang lebih setengah tahun?. Aby menatap Asa dengan kecewa, ia kira Asa tak mau menuruti keinginannya untuk mengubah gaya bahasanya, karena sedari tadi Asa hanya diam mematung.

"kalau kamu belum terbiasa gak apa-apa." ucapan Aby tersirat nada kekecewaan membuat Asa tak tega menolak, apa susahnya tinggal ubah gaya bahasa ketika berbicara dengan laki-laki itu.

"sa-aku usahain ya?." Aby mengangguk seraya tersenyum.

"terimakasih." Asa mengangguk.

Flashback Off

Ternyata membuat Aby tersenyum itu sangat mudah ya?.

"Asa?." lamunan Asa terbuyar ketika Aby memanggilnya seraya menepuk bahunya pelan.

"kamu mikirin apa?, daritadi aku ngomong kamu diam aja."

"oh, eh a-aku gak lagi mikirin apa-apa kok."

"bener?." Asa mengangguk.

"lah kok berhenti?." tanya Asa ketika Aby menghentikan mobilnya dengan tiba-tiba.

"kita shalat dzuhur dulu di masjid itu, takutnya nanti gak keburu." Aby menunjuk sebuah masjid di sebrang jalan dengan dagunya, Asa melirik jam pada arlojinya dan waktu menunjukan pukul 13:29 WIB.

"Astagfirullah untung tidak telat."

"ya udah yuk."

Aby mengajak Asa menyebrang, menuju masjid yang letaknya di sebrang jalan. Mobilnya mereka parkirkan di sebuah minimarket yang bersebrangan dengan masjid. Aby tak memarkirkan mobilnya di depan masjid karena tak ada area yang lapang di depan masjid itu. Masjidnya tidak terlalu besar, mungkin hampir sama dengan mushola namun lebih besar sedikit.

Asa berjalan menuju tempat wudhu untuk wanita dan Aby ke tempat wudhu pria, setelah selesai mereka memasuki masjid. Asa mengambil mukena di lemari yang berada di sudut dalam masjid lalu mengenakannya. Ia lupa membawa mukena, Aby memimpin shalat dzuhur untuk mereka berdua, Aby sebagai imam dan Asa dan dua orang perempuan ikut menjadi makmumnya.

Imamku BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang