Bab 36 | Mengikhlaskan

14.7K 508 1
                                    

Assalamualaikum semua, masih semangat pada nungguin kelanjutan kisah Aby dan Asa?... masih yaa... jangan lupa vote coment ya disetiap Bab sebelum kalian membaca ceritanya... gratis kok gak bayar, hargailah tulisan yang tak seberapa ini karena bagi kami vote atau coment kalian sangatlah berarti bagi kami, seorang penulis...

* * *

'Sejatinya cinta yang benar-benar cinta adalah mengikhlaskan bukannya malah memaksakan kehendak.'

* * *

Awan mendung disusul rintikan hujan turun membasahi jalan raya, seorang perempuan tengah menepi di tempat fotokopian seperti sedang menunggui seseorang. Ia memeluk tubuhnya sendiri kala hawa dingin menusuk hingga ke dalam kulitnya, seorang laki-laki muda yang sedari tadi memperhatikan perempuan itu, menghampirinya kala ia menghitung sudah lebih dari dua jam perempuan itu berdiri disini.

"Asa." Asa mengalihkan pandangannya untuk menoleh ke sumber suara, terlihat Rizky yang sekarang sedang berdiri disampingnya sambil menatap awan yang masih setia mendung disertai rintikan hujan.

"Lo kok belum pulang Ky?." Rizky tertawa mendengar pertanyaan perempuan itu.

"Harusnya gue yang nanya gitu, kok lo sampai sekarang belum pulang?, ini udah sore loh." Asa melirik Rizky sekilas lalu pandangannya kembali memperhatikan langit yang tertutupi awan.

"Gue masih nungguin Aby." Lagi-lagi Rizky tertawa.

"Gue perhatiin lo berdiri disini udah dua jam lebih loh, suami lo kok tega ninggalin istrinya yang udah lama nunggu jemputan." Asa diam sejenak mendengar ucapan Rizky.

"Mungkin dia lagi sibuk sama kerjaannya makanya dia belum jemput gue." Asa berpositif thinking ia tau mungkin Aby telat menjemputnya karena banyaknya pekerjaan yang dilakukan laki-laki itu yang tidak dapat ditinggalkan.

"Harusnya suami lo lebih mengutamakan lo daripada pekerjaannya, berarti suami lo bener-bener gak cinta sama lo." Asa langsung menatap Rizky dengan tajam.

"Suami gue cinta sama gue, dia juga kerja keras buat gue." Asa tidak terima jika Rizky mengatakan bahwa Aby tak mencintainya, nyatanya ia tau kalau laki-laki itu benar-benar mencintainya, ia yakin itu.

Rizky lagi-lagi tertawa. "Kalau dia emang bener cinta sama lo sesibuk apapun dia, dia pasti bakal nyempatin buat jemput lo atau seenggaknya ngasih kabar. Tapi nyatanya apa?, sampai sekarangpun dia belum jemput lo kan?, jangankan jemput ngasih kabar ke lo aja enggak." Asa terdiam, ia kalah telak, yang dikatakan Rizky memang benar adanya kalau Aby memang benar-benar mencintainya ia pasti akan segera menjemputnya, tapi nyatanya laki-laki itu tak menampakkan batang hidungnya sama sekali, jujur ia kecewa. Asa mengambil ponsel didalam tasnya memeriksa apakah ada pesan masuk atau panggilan masuk dari laki-laki yang sedari tadi ia tunggu, namun harapan hanyalah angan yang belum tentu terwujud, tak ada satu pesan atau panggilan pun dari Aby membuatnya semakin kecewa. Kemana laki-laki itu pergi?, apakah ada sesuatu yang terjadi kepada dirinya hingga ia belum menjemput Asa?. Rizky yang memperhatikan gurat kekecewaan dari wajah Asa pun merasa iba, ia tak bermaksud berkata begitu ia hanya merasa kasihan kepada perempuan yang sampai sekarang masih ada didalam hatinya.

"Eem Asa gue anterin lo pulang ya?." Tawar Rizky, Asa menatap laki-laki itu lalu memberikan sebuah gelengan kepala tanda menolak.

"Gak usah, gue gak mau ngerepotin lo."

"Gue sama sekali gak ngerasa direpotin, yuk gue anterin aja. Lagian kayaknya hujannya gak bakal reda-reda deh malah tambah deras." Asa menimbang-nimbang, ia kembali memperhatikan langit yang sepertinya tak ada tanda-tanda hujan akan berhenti malah semakin deras. Akhirnya perempuan itu mengangguk membuat Rizky tersenyum. Asa dan Rizky pun memasuki mobil Rizky yang terparkir disamping tempat mereka berdiri dengan setengah berlari kecil.

Imamku BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang