Assalamualaikum semua, alhamdulillah bisa update lagi... Yang semangat ya nungguin kelanjutan Bab nya,,, jangan sampai bosan untuk memberikan kritik sarannya ya... Vote coment nya bila perlu...
* * *
'sahabat adalah orang yang selalu ada baik suka maupun duka lara kita.'
* * *
Asa menatap langit-langit kamar milik Iza, hari ini ia akan menginap di rumah sahabatnya itu. Ia bukannya ingin menghindar dari laki-laki itu namun ia ingin memastikan tentang perasaannya yang sebenarnya. Iza menatap Asa yang sedang berbaring di kasurnya.
"lo udah ngasih tau Aby belum kalau lo mau nginep di rumah gue?." Asa menatap Iza sekilas.
"nanti." Iza menghela nafasnya.
"semarah apapun lo sama suami lo, harusnya lo ngabarin dia setidaknya dalam bentuk pesan biar dia gak khawatir sama lo. Sekarang lo gak sendiri lagi tapi udah jadi istri orang, hargailah dia meskipun lo gak mau." Asa menyandarkan kepalanya dikepala ranjang, ia mengambil ponselnya yang berada di atas lemari samping ranjang. Ia mengetikkan sesuatu lalu beberapa saat kemudian menunjukannya kepada Iza.
"tuh, puas."
"gue gak suka dengan lo yang seperti ini." Asa menaikkan sebelah alisnya, tak mengerti dengan apa yang Iza katakan.
"Asa yang biasanya gak pernah memperumit masalah dan berburuk sangka kepada orang lain, harusnya lo tanya langsung sama Aby bukannya malah langsung pergi gitu aja. Yang lo liat belum tentu itu kebenarannya." Asa terdiam mendengar kata-kata Iza.
"gue gak marah sama dia, gue gak pernah mempermasalahkan hal seperti ini. Gue cuma mau meyakinkan perasaan gue aja, gue gak tau kenapa saat gue ngeliat Meysa nyium pipi Aby dada gue sesak. Entah apa yang gue rasain gue gak ngerti sama sekali.""itu artinya lo udah jatuh cinta sama Aby, suami berondong lo itu."
"gue masih belum yakin." Asa menghela nafas, ia kembali berbaring. Suara ponsel yang berdering membuat Asa mengambil ponselnya.
"dari Aby."
"angkat." Asa pun mengangkat telefonnya.
"..."
"Waalaikumsalam."
"..."
"aku kan udah kirim SMS."
"..."
"iya."
"..."
"ada tugas."
"..."
"ya Assalamualaikum." TUUT
Tanpa menunggu jawaban dari Aby, Asa langsung memutuskan panggilan secara sepihak.
Asa menaruh kembali ponselnya, ia tak sepenuhnya berbohong perihal tugas kuliah yang menjadikannya alasan menginap dirumah Iza hari ini, walaupun sepertinya ia tak akan mungkin menyelesaikan semua tugas dengan pikiran yang sedang kacau tentang perasaannya seperti ini. Iza merebahkan tubuhnya disamping Asa. Ia menatap Asa yang tengah menatap lurus keatas.
"gimana kata Aby?." Asa menatap Iza sekilas.
"dia ngizinin, meskipun awalnya dia gak ngebolehin."
"lo gak kasian sama Aby?."
"hhmm?."
"gak kasihan sama Aby, suami lo?."
"kasihan kenapa?."
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Berondong
EspiritualSalsabilla Anandya Putri terpaksa harus menikah dengan Abyanata Darmawan, seorang adik tingkat ditempatnya kuliah yang tiba-tiba saja mengejarnya. Ketika laki-laki itu tiba-tiba saja melamarnya didepan keluarganya, akhirnya dengan bujuk rayu dan kar...