Bab 41 | Cek Kandungan

17K 574 5
                                    

Assalamualaikum, vote dan coment bila perlu ya...

*  *  *

'Kehadirannya di perutku membuatku menitikkan air mata kebahagian atas nikmat Allah yang telah diberikan oleh-Nya kepada ku.'

*  *  *

Aby dan Asa mendudukan diri mereka di kursi tunggu bersama para Ibu-ibu hamil lainnya, seorang Ibu-ibu dengan perut membuncit menoel lengan Asa pelan agar perempuan itu mau menoleh kearahnya.

"Hamil berapa bulan nduk?."

"Belum tau Bu ini lagi mau di cek, kalau Ibu hamil berapa bulan sekarang.?" Asa tersenyum.

"Baru tiga bulan nduk." Asa membelalakkan matanya, tiga bulan tapi sudah sebesar itu?, pikirnya. Menyadari keheranan Asa Ibu itu kembali bersuara.

"Bayi kembar nduk." Asa tersenyum mendengar ucapan Ibu itu.

"Wah selamat ya Bu, doain juga ya semoga bayi saya juga bisa kembar." Ibu itu tersenyum lalu mengarahkan tangan Asa untuk mengelus perutnya membuat Asa bingung.

"Katanya kalau seorang wanita hamil mengusap perut wanita yang hamil bayi kembar maka akan menular." Ucap Ibu itu.

"Wah mitos itu Bu, kemungkinan wanita bisa melahirkan bayi kembar karena ada salah satu keluarga sedarah yang melahirkan bayi kembar."

"Eem begitu ya, Ibu baru tahu." Asa mengangguk.

"Nduk kesini sama Adiknya ya?, suaminya mana?." Asa menatap Aby yang sedang memasang wajah kesal karena dianggap adiknya Asa, ia tertawa pelan lalu kembali menatap wajah Ibu itu.

"Dia suami saya Bu."

"Oh ya?, maaf Ibu gak tau nduk."

"Iya gak apa-apa Bu, oh Ibu kesini diantar siapa?." Tanya Asa karena sedari tadi ia tak melihat suami Ibu ini.

"Diantar suami nduk, tapi katanya mau ke toilet sebentar." Asa mengangguk mengerti.

"Nyonya Salsabila Anandya Putri." Panggil seorang suster.

"Bu saya sepertinya sudah dipanggil, saya duluan ya Bu." Ibu itu mengangguk. Aby membantu Asa berdiri lalu mereka berdua berjalan memasuki ruangan.

"Ayo Bu berbaring dulu." Asa pun membaringkan tubuhnya, dokter wanita itu menyingkap baju Asa lalu mengoleskan gel keperutnya dan mengusapnya, muncul setitik gumpalan darah sebesar biji kacang dilayar monitor.

"Nah Bu lihat di layar, itu gumpalan darah sebesar biji itu janin Ibu." Asa menitikkan air matanya melihat layar yang menampilkan janin didalam perutnya, begitupula dengan Aby ia menggenggam tangannya lalu mengecup kening Asa.

"Usianya baru sekitar lima minggu." Asa mengernyitkan dahinya mendengar penuturan sang dokter.

"Tapi dok, minggu lalu saya haid."

"Berapa hari bu?."

"Tiga hari dok."

"Apakah keluarnya lancar?."

"Tidak dok hanya setitik saja setelah tiga hari tidak keluar lagi itu yang membuat saya bingung dok, apakah keadaan janin saya baik-baik saja?." Tanya Asa khawatir.

Dokter itu tersenyum. "Keadaan itu terjadi karena Ibu Asa mengalami beban pikiran yang lumayan berat ditambah kondisi tubuh Ibu yang kurang stabil akibat kelelahan, Ibu tenang saja Alhamdulillah janin Ibu baik-baik saja, karena keadaannya yang lumayan kuat. Tapi saya sarankan Ibu yang tengah hamil muda jangan terlalu stres berlebihan, jangan terlalu lelah dalam memforsir otak dan tenaga, dan juga istirahat yang cukup pada masa pemulihan." Aby dan Asa mengangguk paham atas apa yang dokter itu ucapkan.

Imamku BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang