Assalamualaikum, apa kabar semua???. Masih pada semangat ngikutin kelanjutan ABYASA? ... jangan lupa vote coment nya ya..
Itu yang di mulmed, Meysa ya
Malam-malam gini enaknya makan apa ya???...
* * *
Masa lalu bukanlah untuk diingat, tetapi kenanglah masa lalu sebagai pelajaran bagi kehidupanmu di masa mendatang...
* * *
Asa berdecak kagum ketika memasuki apartemen Aby yang walaupun tak besar namun begitu mewah dengan segala perabotannya yang lengkap.
"maaf aku cuma bisa ngajak kamu tinggal di apartemen sederhana, soalnya tabungan aku belum cukup buat beli rumah." Asa langsung menoleh kearah Aby ketika laki-laki itu bersuara.
Sederhana bagaimana? Mewah seperti ini dikatakan sederhana, bagaimana yang sederhana, pikirnya. Ia tak menyangka laki-laki yang ia kira anak yang manja, ternyata mampu membeli apartemen semewah ini dengan perabotan yang lengkap lagi. Ia jadi penasaran apa sebenarnya pekerjaan anak itu?.
"sementara waktu kita tinggal disini dulu, nanti kalau kita sudah punya anak, aku usahain buat beli rumah." perkataan Aby membuat ia mematung, punya anak? Boro-boro orang bikinnya aja ia belum siap. Batinnya bersuara.
Asa hanya diam tak menjawab, ia memperhatikan keseluruh ruangan yang ada.
"kamar saya dimana?."
"ha? Oh, kamar kita. Kamu lurus aja kedepan terus belok kiri, pintu yang berwarna krem."
"maksud saya, kamar saya."
"apa?."
Asa menghela nafas
"saya pengen punya kamar sendiri, you know, saya pengen pisah kamar. Malam itu pengecualian karena orangtua kita ada disana." Aby memandang Asa dengan pandangan yang tak terbaca.
"aku pasti nurutin semua kemauan kamu, tapi tidak dengan hal itu." Aby menghela nafas, ia mendekati Asa lalu menggenggam tangannya.
"aku tau kamu belum sepenuhnya bisa menerima pernikahan ini, aku tau kamu tiba-tiba nerima lamaranku karena Bunda kan?." Asa mematung, bagaimana anak ini bisa tau?. Pikirnya.
Menyadari keterdiaman Asa, Aby menjelaskan maksudnya. "Bunda yang cerita, dan aku juga liat bagaimana acara pernikahan kita kamu terlihat tidak bahagia."
"tapi aku mohon, tolong izinin aku buat masuk kedalam hati kamu. Jangan menghindar." Aby menatap Asa yang hanya diam, lagi-lagi ia menghela nafas.
"ayo kuantar kekamar kita." Aby mengajak Asa untuk kekamarnya yang sekarang telah menjadi kamar Asa juga. Asa hanya menurut, ia kali ini lebih banyak diam ketika ia tadi melihat tatapan terluka laki-laki itu saat ia meminta pisah kamar.
Sesampainya dikamar, Aby menggeret koper Asa mendekati lemari pakaiannya, ia membuka koper Asa lalu memasukan pakaian-pakaian Asa kedalam lemarinya. Asa yang melihat hal itu, mendekati Aby lalu menghentikan laki-laki itu. Ia tak enak sungguh, seharusnya dia yang membereskan pakaian miliknya sendiri.
"biar saya saja."
"gak apa-apa biar aku bantu."
Asa menggeleng. "enggak, saya aja."
"huft, baiklah." putus Aby.
"kalau gitu, aku ke bawah minimarket sebentar membeli keperluan dapur.
" Aby baru saja ingin keluar tetapi ditahan oleh Asa yang tiba-tiba bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Berondong
SpiritualitéSalsabilla Anandya Putri terpaksa harus menikah dengan Abyanata Darmawan, seorang adik tingkat ditempatnya kuliah yang tiba-tiba saja mengejarnya. Ketika laki-laki itu tiba-tiba saja melamarnya didepan keluarganya, akhirnya dengan bujuk rayu dan kar...