"Len!" teriak Agatha memanggil Galen. Cowok itu berbalik dan menatap cewek yang memanggilnya tadi.
"Apa?" tanya Galen sewot.
"Motor gue rusak." Agatha menundukkan kepalanya. Sungguh dalam hati dia sangat gengsi untuk meminta tolong pada cowok bernetra hitam itu.
"Terus?" Galen mengangkat satu alisnya.
"Ya lo bantuin gue kek! kalau nggak terpaksa, gak bakal gue minta bantuan lo!" seru Agatha sarkastik.
"Siapa juga yang mau bantuin lo," ucapan Galen mampu membuat Agatha marah. Dia mencoba menahan amarahnya.
"Ayolah Len Bantuin Gue, janji deh gue nggak sewot sama lo." Agatha mengacungkan jari kelingkingnya.
"Oke, tp ada syaratnya." senyum miring terpatri di wajah Galen.
"Iya apa buruan, gue mau pulang. Ntar nyokap gue nyariin," ujar Agatha tanpa curiga sedikit pun.
"Syaratnya lo harus penuhin tiga permintaan gue."
"Iya!" ucap Agatha menatap Galen jengah.
"Yang pertama lo harus mau jadi budak gue." Tatapan puas Galen seolah meruntuhkan dunia Agatha. Dia harus membuat pilihan yang pas.
***
Hai ini cerita kesekian kalinya, yang akhirnya aku up juga. Oke ini sebenarnya tugas bahasa indonesia ku. Yap disuruh buat novel wkwkwk. Dari pada menganggur ya udah aku up. Ini satu-satunya cerita yang sampai ending. Maklumlah authornya gampang bosan.
Ini sebagian diambil dari kisah nyata, tentu saja sudah dibumbui berbagai macam fiksi.
Selamat membaca jangan lupa klik tombol pojok kiri :)
Votenya juga ya hihihi
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEN
Teen Fiction(Revisi) Bagaimana jika dua manusia yang tak pernah akur terikat oleh perjanjian? Sangat mengesalkan bukan. Itulah yang dialami Agatha. Kesialan itu datang saat dirinya benar-benar membutuhkan bantuan. Galen cowok yang selama ini menjafi rival Agat...