Part 19

69 12 0
                                    

Agatha masih menangis di dalam Pelukan cowok itu. Dia sudah tidak peduli dengan situasi ini, karena terlalu larut dalam kesedihannya. Galen menepuk-nepuk punggung Agatha agak ragu.

"Udah nangisnya, dasar cengeng!" ejek Galen, setelah Agatha melepaskan pelukannya dari Galen.

"Gue gak cengeng!" rajuk Agatha, cewek itu memunggungi Galen.

"Cengeng, ngambekan lagi!" keisengan Galen muncul lagi.

"Nggak!" mereka berdua seperti biasa lagi, Galen yang suka mengisengi Agatha. Senang sekali membuat cewek itu kesal karena menurutnya sangat lucu saat kesal.

"Iyain deh." dan entah kecuekan Galen hilang ke mana saat di bersama Agatha.

Dalam hati cowok dengan hidung yang sangat mancung itu, berjanji akan menjaga Agatha dalam kondisi apa pun. Saat memandang Agatha, tiba-tiba dia teringat saat pertama kali masuk kelas.

"Kenapa lo?" tanya Agatha melambai-lambaikan di depan wajah Galen, "Lo suka ya sama gue?" lanjutnya menatap Galrn curiga.

"Idih siapa juga yang suka lo!" bantah Galen meluruskan pandangannya ke depan.

"Lo!" ujar Agatha santai, cewek itu juga merasa biasa saja.

"Ehem," deheman berasal dari belakang mereka berdua, siapa lagi kalau bukan Aksara. Cowok itu datang bersama sahabat Agatha, Bila.

"Cie berduaan aja awas yang ketiga setan," goda Bila melihat ke uwuan mereka.

"Lo setannya," jawab Agatha sarkas.

"Ganggu ya?" kini Aksara malah ikut-ikutan menggoda mereka.

"Apasih kalian berdua!" omel Agatha pada mereka berdua.

Setelah Aksara dan Bila mengejek mereka habis-habisan, kini mereka pergi dari rooftop. Entah mengapa hari ini Galen begitu baik ke pada Agatha. Walau kadang masih suka mengganggu cewek itu. Bel masuk berbunyi mereka pun pergi ke kelas.

Saat ini kelas XI IPS 2 sangat ramai, beberapa anggota osis masuk ke kelas itu. Tiba-tiba semua murid di kelas itu terdiam. Banyak yang bertanya-tanya, apakah sudah waktunya karya wisata? Entahlah kita tunggu saja pengumumannya.

"Mohon perhatiannya, kami anghota osisi ingin menyampaikan sesuatu," ucap seorang laki-laki yang dikenal dengan nama Yuda. "Kita akan mengadakan kamping di puncak, silahkan isi formulir ini. Kegiatan ini akan dilaksanakan dua hari lagi." lanjutnya.

"Yeyy! Yuhuu!" semua murid bersorak gembira, inilah yang ditunggu-tunggu saat kelas sebelas.

"Pembagian kelompoknya perkelas sekarang sudah ditempel di papan pengumuman ya!" ujar salah satu anggota osis memberi interuksi.

"Tha! Kita lihat sekarang aja yok!" ajak Bila sangat antusias.

"Nanti aja lah Bil, males gue." tolak Agatha, moodnya masih belum kembali. Matanya masih terlihat sedikit sembab, dia menindurkan kepalanya di meja.

"Ya sudahlah." Bila terlihat lesu setelah Agatha menolaknya, dia pengertian kepada sahabatnya itu. Tidak mau mengganggu Agatha dulu.

***

Bel pulang sekolah berbunyi, semua murid kelas sebelas berhamburan menuju papan pengumuman untuk melihat namanya. Bila yang begitu antusias segera menarik tangan Agatha agar cepat menuju papan pengumuman, sebelum semua murid memenuhi papan itu.

"Ayo Tha cepat!"

"Pelan bil." suara Agatha masih terdengar agak serak.

Galen dan Aksara mengikuti mereka dari belakang. Sesampainya di sana, mereka ber empat kesulitan melihat namanya, karena saking banyaknya murid di situ. Dan juga tubuh mereka yang tak terlalu tinggi.

GALEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang