Epilog

136 10 6
                                    

5 tahun kemudian

"Hei Len!" seorang laki-laki seumuran denganya menepuk pundak.

"Eh," saat Galen menengok ke arah belakang, cowok itu sedikit terkejut.

"Lo datang juga Gam." yap itu adalah Agam. "Gimana kabar tante Luna sama om Geovani?" tanya Galen.

"Alhamdullilah baik." jawab Agam. "Om Danu sama tante Ratna sekarang gimana?" tanya Agam balik.

"Mama sama papa udah rujuk." Agam menganggukkan kepalanya tanda mengerti

"Sekarang lo di Jerman ya?" tanya Galen.

"Hooh," jawab Agam seadanya.

Sekarang mereka semua reunian di pesta pernikahan Aksara dan Bila. Serelah mereka menjalani tunangan bulan lalu, hari ini mereka resmi mengikat janji.

"Itu siapa Gam?" tanya Galen melirik cewek yabg mengenakan dres berwarna pink.

"Lo ingat adik kelas dulu, namanya Tysa?" Gale mencoba mengingat-ingat lalu dia mengangguk.

"Gue sama dia, sekarang lagi LDR. Baru ketemuan lagi juga hari ini." jelas Agam. "Lo masih sendiri aja nggak sama Keisya?" tanya Agam.

"Gue masih belum bisa melupakan dia, dan Keisya dia pergi dari Indonesia. Entah karena apa." jawab cowok yang mengenakan setelan jas biru itu.

"Jangan terlalu berlarut-larut," nasihat Agam. Cowok itu hanya menganggukkan kepala, sambil tersenyum miris.

"Mari kita sambut pasangan kita, Aksara dan Nabila." suara tepuk tangan bergema di ruangan itu. Mereka berdua berbalut baju serba putih. Terlihat jelas raut wajah bahagia mereka.

Galen teringat lagi sosok itu, jika saja hari itu dia menurunkan egonya pasti dia tak akan kehilangan sosok itu begitu cepat. Namun nasi sudah menjadi bubur, sekarang yang tersisa hanya penyesalan.

Gemerlap cahaya memenuhi ruangan itu, Aksara dan Bila duduk di 'singgasana' khusus untuk mereka. Kini waktunya untuk melempar bunga. Siapa sih yang nggak pernah dengar? Katanya bunga yang dilempar oleh pengantin baru, seseorang yang menangkap bunga itu akan menyusul menuju pelaminan.

"3, 2, 1," Galen menangkap bunga itu. Setelah selesei acara lempar bunga, Aksara dan Bila menghampiri Galen dan Agam.

"Gimana bro kabarnya?" Aksara dan Agam bertos ala laki-laki.

"Alhamdulilah baik."

"Lo terbang ke sini bareng, nyokap bokap lo?" tanya Aksara lagi.

"Hooh sekalian 'mengunjungi' dia," ucap Agam membuat semua orang teringat. Apalagi Galen, sampai sekarang pun dia tidak pernah terlihat dengan seorang cewek. "Udahlah kita kan harus happy." lanjut Agam, saat melihat raut wajah mereka.

"Itu adik kelas kita kan Gam?" tanya Bila yang menyadari kehadiran Tysa.

"Hooh, sekarang kita lagi LDR an." jelas Agam lagi.

"Kapan lo nyusul kita Len? Tuh buketnya lo yang tangkep, tanda-tanda nih lo harus nyusul." Galen tersenyum kecil menanggapi celotehan Aksara, sambil menatap ke arah buket itu.

"Bentar ya gue mau ke toilet," ucap Galen, memberikan buket itu kepada Agam. Kemudian keluar dari ruangan yang cukup besar itu.

Galen pergi ke spot favoritenya yaitu atap. Gedung yang digunakan untuk pernikahan, Aksara dan Bila memiliki atap terbuka atau rooftop. Galen duduk di sana, sambil memandang ke arah langit.

"Halo Tha, lo udah tenang ya disana." cowok itu melihat bintang-bintang dengan cahayanya yang terang.

Tes

Bulir air mata jatuh, dia menangis dalam diam tertunduk melihat ke arah lantai. Selama ini Galen berusaha melupakan sosok itu, tetapi semakin dia berusaha melupakan, semakin dia mengingatnya.

***

Hari ini aku update 3 part sekaligus, dan ini udah ending ya.

Jangan lupa votmen :)

Happy Reading

Jum'at, 8 Januari 2021
06:44

GALEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang