Hari ini sungguh menyebalkan bagi seluruh murid 'mungkin'. Bagaimana tidak, setelah dua minggu penuh mereka tidak disuguhi materi pelajaran, tetapi kini mereka harus kembali ke rutinitas belajar, belajar dan belajar. Memikirkannya saja sudah membuat malas. Begitu pula dengan cowok yang masih bergelung dengan selimutnya, dia tidak peduli dengan yang namanya sekolah. Tunggu-tunggu sekolah? Makhluk apa itu. Begitulah kira-kira jawaban dari Galen.
Karena Galen tak kunjung sadar dari alam bawah sadarnya. Akhirnya seorang wanita yang cukup tua masuk ke dalam kamar cowok itu. Bukan, bukan mamanya Galen. Dia adalah asisten rumah tangga keluarga Galen. Namanya bi Sumi, dia yang mengurusi Galen sejak kecil.
"Den, bangun den sudah siang." Bi Sumi mengguncang-guncang badan Galen.
"Emm...." bukannya bangun Galen malah mengeratkan selimutnya.
"Ayo den bangun." asisten rumah tangga yang sejak dulu merawat Galen itu pun menarik selimutnya.
Galen sejak dulu hanya tinggal bersama Papanya, itu pun Papanya jarang pulang. Sehingga Galen lebih dekat dengan asisten rumah tangganya. Ibunya juga sudah lama pergi dari rumah tersebut. Entah sekarang dimana, seolah menghilang bak ditelan bumi.
"Jam berapa bi?" tanya Galen setengah sadar.
"Sudah jam 6 den cepat bangun." Galen duduk di ranjang, sedangkan bi Sumi keluar kamar menuju dapur.
"Hoam." Bukannya bangun, Galen malah kembali merebahkan dirinya seraya memeluk guling.
Jam terus berjalan, setengah jam kemudian alarm berbunyi sangat keras dan berhasil membangunkan si empunya. Sudah kebiasaan Galen menyetel alarm pengingat. Karena bi Sumi pasti gagal membangunkannya, alhasil Galen sering telat.
Galen segera bangun mengambil handuk yang tersampir di depan kamar mandi. Suara gemericik air terdengar dari bilik tersebut. Tak lama kemudian dia keluar, dan memakai seragam putih abu-abu. Dia memakainya dengan santai tak memperdulikan jarum jam yang terus bergerak.
Tapi tidak dengan gadis bernama Agatha Eiren Leovandra panggil saja Agatha. Gadis berdarah campuran Indonesia dan Jerman itu, kini sedang bersiap untuk kembali ke sekolah. Sejak malam dia sudah menyiapkan semua barang yang diperlukan. Dia sangat-sangat senang bisa sekolah kembali setelah libur semester dua minggu.
"Buku sudah, kotak pensil beserta isinya lengkap, sepatu sudah siap, tas sudah, dan yang paling penting baju." sebelum mandi Agatha kembali mengecek peralatan yang harus dibawa maupun dipakainya.
"Semua sudah siap waktunya mandi," ucap gadis itu bersemangat.
Setiap ajaran baru pasti Agatha selalu bersemangat. Bertemu teman-temannya dan bercanda ria. Sekarang umurnya menginjak 16 tahun, dia sudah kelas 11. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Dia memang lebih cepat satu tahun masuk sekolah, dibandingkan teman-temannya. Waktu berjalan begitu cepat seolah-olah hari ini adalah esok. Dahulu rambut yang hanya dikuncir kuda sekarang digerai dengan cantiknya.
"Agatha cepat turun sarapan dulu sini," panggil Bundanya.
"Iya bun sebentar." Agatha segera memakai dasinya dan turun menuju ruang makan.
"Papa diamana bun?" tanya Agatha.
"Sudah berangkat sejak tadi katanya ada pasien yang harus ditangani." ujar bunda Agatha sembari menyiapkan makanan.
Agatha menanggapi dengan anggukan kepala. Dia duduk di hadapan bundanya dan memakan kudapan yang sudah tersedia. Hanya dentingan piring yang terdengar di ruangan itu. Agatha tidak memiliki asisten rumah tangga, sehingga dia selalu membantu bundanya. Sejak dulu dia juga dilatih untuk mandiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEN
Teen Fiction(Revisi) Bagaimana jika dua manusia yang tak pernah akur terikat oleh perjanjian? Sangat mengesalkan bukan. Itulah yang dialami Agatha. Kesialan itu datang saat dirinya benar-benar membutuhkan bantuan. Galen cowok yang selama ini menjafi rival Agat...