Kini Galen dan Kenan berada di kantor polisi. Di kantor polisi, mereka berdua diminta untuk memberikan nomor wali mereka. Galen memberikan nomor handphone Aksara untuk menjadi walinya. Saat tiba di sana Aksara terkejut melihat cowok di samping Galen. Dahinya bercucuran darah, karena adu jotos tadi.
"Kenape lo bisa sampe sini?" tanya Aksara kepada temanya itu. "Lo kan biasanya bisa nahan emosi Len!" lanjutnya. Aksara itu sudah paham betul dengan sahabatnya. Galen tidak akan memulai terlebih dahulu jika tidak dipancing.
"Gue yang mukul duluan." ujar Galen tenang membuat Aksara terkejut.
"Lo mukul pasti ada alasannya kan?" tanya Aksara pada cowok itu.
"Hmm," jawab Galen dengan deheman.
"Kenapa Len lo bisa hilang kendali?" tanya Akasara membuat Galen memutar bola matanya malas.
"Mohon duduk di sana terlebih dahulu pak." polisi itu menunjuk kursi yang tak terlalu jauh dari merka.
Di dalam hati Aksara menyumpahi polisi itu karena dipanggil bapak-bapak. 'Sial gue dipanggil pak! Masa wajah gue setua itu njir.'
Wali Kenan sampai sekarang masih belum ada tanda-tanda kedatangan. Sefpertinya dia juga memanggil temannya dari pada orang tuanya. "Wali anda belum datang."
"Maaf pak katanya nggak bisa datang," ucap Kenan.
Galen dan Kenan diinterogasi mulai dari data pribadi hingga kronologi adu jotos. Mereka berdua menceritakan dengan dua sisi yang saling bertolak belaka. Hampir saja keributan terjadi lagi di situ. Untung para petugas dengan sigap melerei mereka berdua. Aksara melihat kelakuan Galen hanya bisa geleng-geleng kepala juga heran.
Setelah semua diproses akhirnya mereka berdua dibolehkan untuk pulang. Aksara dan Galen tidak langsung pulang melainkan membeli makanan di sebuah warung.
"Kenapa Len tadi?" walau Aksara merupakan walinya Galen, tetapi dia masih bingung mengapa Galen menghajar Kenan. Tidak mungkin kan karena cemburu pada Agatha.
"Kenan sialan!" tangan Kenan mengepal, siap untuk memberikan bogem ke pada siapapun.
"Ceritain Len." raut muka Kenan menjadi lebih serius.
Galen bercerita kepada Aksara mengapa cowok itu bisa memukul Kenan. Mendengar cerita dari Galen membuat Aksara geram sendiri. Walau dia bukan siapa-siapa Agatha, namun cowok itu sangat care pada Agatha.
"Besok gue beritahu Agatha," ujar Galen bertekad.
"Lo punya bukti gak?" tanya Aksara.
"Nggak punya." ucap cowok itu sangat percaya diri.
"Sudah gue duga, terus lo mau kasih tahu Agatha dengan cara apa?" tanya Aksara, tatapan cowok itu seperti ingin memaki Galen tapi dia tahan.
"Ya gue kasih tahu." tanpa pikir panjang Galen menjawab pertanyaan Aksara.
"Mana mungkin Agatha percaya sama lo!" pernyataan Aksara membuat cowok itu berpikir keras.
Dalam hati Galen berkata, 'bodo amatlah yang penting gue kasih tahu'
***
Pagi ini lagi-lagi Galen terlambat berangkat sekolah, sehingga dia harus menunggu istirahat untuk memberi tahu soal Kenan tadi malam. Dia melihat cewek itu sangat ceria, membuat Galen tidak tega. Namun bagaimana lagi dia harus memberi tahu Agatha agar cewek itu tidak terus-menerus dibohongi Galen.
Tidak ada lima belas menit Galen duduk di kursinya bel isitirahat berbunyi. Dia segera menghampiri Agatha.
"Tha gue mau ngomong," ujar Galen langsung to the point.
"Paan?" jawab Agatha jutek, dia sudah tidak mau menjadi korban keisengan Galen lagi.
"Ikut gue," ujar Galen tanpa menyentuh Agatha sedikit pun. Dia takut cewek itu tidak mau mengikutinya.
Entah sadar atau tidak, Galen sudah menunjukan kepeduliannya kepada Agatha. Dia merasa sakit jika Agatha menangis, apalagi menangisi Keanan nanti. Membayangkannya saja membuat hatinya teriris.
"Gak mau!" tolak Agatha, cewek itu mengajak Bila untuk mengisi perut saja.
"Bentar aja Tha!" cowok itu menahan tangan Agatha.
"Nggak Len ntar gue lo suruh jadi babu lagi!"
"Gue mau kasih tahu lo!" ucapan Galen berhasil membuat tingkat ke kepoan Agatha meningkat.
"Oke!" akhirnya Agatha mau mengikuti Galen.
Mereka berdua menuju taman belakang sekolah, yang waktu itu pernah didatangi Agatha. Mereka berdua berdiri di dekat bangku taman.
"Kenapa?" tanya Agatha dengan nada jutek.
"Kenan selingkuh!" tanpa basa-basi lagi Galen langsung memberi tahu Agatha.
"Kenapa sih Len?! Lo mengada-ada?" tentu saja cewek itu tidak langsung percaya.
"Gue tahu tadi malam!" cewek di hadapannya ini sudah menunjukan raut wajah tidak suka dengan perkataan Galen.
"Gue gak percaya!" Agatha menaikkan nada bicaranya.
"Gue gak bohong." ucap cowok itu tanpa ekspresi, seolah-olah itu hanya gurauan.
"Mana bukti lo?" tanya Agatha kepada Galen. "Gue baru percaya kalo lo kasih gue bukti!" lanjutnya.
"Gak ada," ujar Galen seerti tanpa beban.
"Lo kasih tahu gue tanpa bukti Len! Mana mungkin gue percaya!" amarah cewek itu meledak. Galen diam saja melihat Agatha.
"Gue gak bohong!" kekeh Galen.
"Lo kenapa sih?! Mau rusak hubungan gue sama kak Kenan?!" tanya Agatha. "Dahlah gue males!"
Akhirnya cewek itu pergi meninggalkan Galen di taman. Galen duduk di bangku yang ada di sebelahnya. Ya sudaha lah yang penting udah kasih tahu pikirnya.
Aksara yang melihat sahabatnya itupun mengahampiri. Dan dia bertanya pada cowok itu. "Gimana Len?" tanya Aksara.
"Gak percaya Sa," ucap Galen menanggapi pertanyaan dari sahabatnya sejak kecil itu.
"Kan gue udah bilang Len, lo sih kagak percaya!" bukannya membantu Aksara malah menambah Galen pusing.
"Udah sana lo," usir Galen, namun Aksara tak berpindah dari tempatnya.
"Lo punya gak foto mereka Len?" tanya Aksara lagi.
"Mana sempat, emosi gue udah gak bisa ditahan lagi!" ucap Galen menggebu-geby
"Lo tuh harusnya kontrol emosi dulu! Foto kirimkan ke Agatha baru lo boleh main kekerasan!" ucap Aksara menasehati Cowok di sampingnya itu.
***
TBCRabu, 8 Desember 2020
16:48
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEN
Teen Fiction(Revisi) Bagaimana jika dua manusia yang tak pernah akur terikat oleh perjanjian? Sangat mengesalkan bukan. Itulah yang dialami Agatha. Kesialan itu datang saat dirinya benar-benar membutuhkan bantuan. Galen cowok yang selama ini menjafi rival Agat...