Part 5

94 16 9
                                    

Senin datang lagi, padahal perasaan Agatha kemarin di baru masuk sekolah. Ternyata sudah seminggu dia sekolah. Menurutnya waktu berjalan begitu cepat. Teringat kemarin membuat Agatha tersenyum puas bisa mengerjai cowok itu. Dia membayangkan bagaimana ekspresi Galen saat tahu dirinya sudah tidak ada di sampingnya lagi.

Agatha sudah bangun pagi-pagi sekali, hari ini memang rencananya untuk menghindari Galen. Yap gara-gara dia kemarin meninggalkan Galen diam-diam. Dia juga memutuskan untuk berangkat sendiri. Selesei sarapan dia pamit kepada Luna.

"Bun, Yah, Agatha berangkat dulu." pamit Agatha sambil mencium tangan bunda dan papanya. Kebetulan papa Agatha berangkat pada waktu hampir bersamaan dengan Agatha.

"Tumben kamu jam segini udah mau berangkat saja?" tanya Luna keheranan melihat tingkah Agatha.

"Bareng Ayah saja, Ayah berangkat pukul setengah tujuh. Kamu masuknya pukul tujuh kan?" tawar Geovani.

"Iya pa masuk pukul tujuh. Agatha berangkat sendiri saja." tolak Agatha dengan sopan.

"Ya sudah kalau mau berangkat sendiri," ucap Geovani kembali melanjutkan makannya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," Kompak mereka berdua menjawab salam Agatha.

Cewek itu keluar dari rumah menuju garasi. Dia mengambil helm yang ada di dapur. Sebelum memakai helmnya dia teringat dengan seseorang yang selama ini berada di sekitarnya.

Yap Galen, entahlah sekarang cowok itu ngapain. Mungkin dia sudah bersiap-siap menjemput Agatha. Kembali lagi dengan Agatha. Dia ingin menunggu Galen, tp karena kejadian kemarin membuat Agatha menjambak rambutnya sendiri bingung.

'Bodo amatlah' batin Agatha, dia bergulat dengan batinnya.

Dia memutuskan untuk berangkat sendiri saja, pikiran menunggu Galen kembali muncul lagi. Akhirnya dia menulis di sticky note miliknya.

Gue udah berangkat -Agatha

Agatha menempelkan sticky note itu di pagar agar bisa dilihat oleh Galen. Tanpa perlu Galen menunggunya. Setelah menempelkan itu, agatha memakai helm mengeluarkan motor dan pergi menuju sekolah.

Tak lama Agatha pergi, deru motor terdengar mendekat ke rumah itu. Galen, cowok itu menjemput Agatha menggunakan salah satu motor kesayangannya. Karena waktu itu dia membawa mobil yang membuatnya bersama Agatha terlambat dan berakhir dihukum.

Galen sudah menyiapkan rencana untuk mengerjai Agatha, karena kemarin Agatha meninggalkannya. Namun gagal sudah rencananya saat melihat sticky note milik Agatha. Dia memicingkan matanya mencoba membaca tulisa kecil-kecil milik Agatha.

"Sialan," umpatan Galen keluar  begitu selesai membaca sticky note itu.

"Awas aja lo." Senyuman miring tercetak di bibirnya.

Akhirnya Galen melajukan motornya menuju sekolah. Saat di jalan dia melihat seorang cewek yang tak asing baginya sedang berdiri di pinggir jalan.

'Kayaknya gue kenal tuh cewek' batin Galen dia mengurangi kecepatan motornya. 'Baner dugaan gue.' ide jahil muncul di pikiran Galen.

Galen mendekat kepada cewek itu, "Woi!" teriak Galen saat sudah berada di samping cewek itu.

"Siapa sih teriak-teriak kagak jelas! Kagak liat lo, ban motor gue kempes!" Agatha mendongakkan kepalanya, dia melihat seorang yang tadi berteriak kepadanya. Ternyata dia adalah Galen.

"Kenapa tuh?" tatapan remeh Galen tujukan kepada cewek itu.

"Len bantuin dong, masa gue cantik-cantik suruh dorong motor." Agatha menatap Galen penuh permohonan.

"Lah bodo amat." Galen melajukan motornya meninggalkan Agatha, sebelum cewek itu bicara.

"Galen Arghh!!!" terdengar samar-samar suara Agatha di telinga Galen. Dia tersenyum puas melihat penderitaan Agatha.

Sedangkan cewek itu matanya sudah berkaca-kaca. Mungkin sebentar lagi air matanya tumpah. Sebar-bar apa pun kalau cewek ada masalah pasti nangis, apalagi ini dia tidak tahu mau minta bantuan ke pada siapa. Agatha juga sudah menghubungi Nabila, tetapi handphone Bila tidak aktif.

Dia melihat sekitarnya siapa tahu ada yang dikenali dan dimintai tolong Agatha. Di saat dibutuhkan Agatha seperti ini Kenan selalu muncul untuk membantunya. Cowok itu entah dari mana tiba-tiba sudah ada di dekat Agatha.

"Kenapa motornya Tha?" tanya Kenan melihat-lihat motor Agatha.

"Bannya kempes kak." ucap Agatha bergetar menahan tangis.

'kesempatan yang bagus' Kenan mengeluarkan smirknya

"Coba gue cek ya." Kenan mengecek ban depan motor Agatha.

Setelah dicek Kenan memberi tahu penyebab ban Agatha kempis, "Ini kayaknya bocor."

"Terus gimana kak? Nggak bisa dinaikin sampai sekolah?" tanya Agatha beruntun.

"Gue bonceng aja gimana? Ini nggak bisa dibenerin kalau nggak ke bengkel," ucap Kenan menjelaskan kepada Agatha.

"Nggak papa kak?" tanya Agatha tidak enak hati, karena sudah dua kali ini dia dibantuin.

"Nggak papa, santai aja." mereka menaiki motor milik Kenan, sedangkan motor Agatha dititipkan di rumah yang ada di sekitar situ. Agatha juga sudah menghubungi orang tuanya agar mengambil motor miliknya.

Mereka berdua menuju sekolah, untung saja hari ini Agatha berangkat lebih awal. Jika tidak, mungkin kejadian membersihkan perpustakaan akan terulang kembali atau mungkin lebih parah.

Saat mereka tiba tatapan sinis ditujukan kepada Agatha. Mungkin mereka semua iri dengan Agatha karena cewek berpipi tembem itu bisa dekat dengan dua cowok sekaligus yang famous di SMA Garuda. Siapa sih yang tidak kenal mereka berdua. Dua-duanya pemain basket ditambah lagi keduanya bisa memainkan alat musik. Jangan lupakan wajah rupawannya, dapat memikat siswi se-antreo SMA Garuda.

'Wajah pas-pasan aja bangga'

'Cih, cewek gak tau malu. Kemarin sama Galen sekarang Kenan.'

'Aaaaa kak Kenan' ada juga yang meneriaki Kenan.

Agatha tak menghiraukan ucapan-ucapan siswi yang menghujatnya. Yah, Agatha memang tipe cewek yang masa bodo. Dia akan diam saja, namun jika sampai kelewatan dia akan bertindak tegas. Dia juga tidak suka dengan orang yang suka membully. Dia akan turun tangan jika ada pembullyan, bahkan jika orang itu tidak dikenalnya.

Mereka berdua jalan menuju kelas masing-masing. Sesampainya di kelas Agatha dicerca dengan pertanyaan-pertanyaan oleh Bila. Dari arah pojok Galen memperhatikan interaksi mereka berdua. Ternyata berita dia berangkat bersama Kenan tersebar luas. Di sepanjang jam mata pelajaran mereka berdua saling mendiamkan. Padahal biasanya mereka bertengkar mengenei hal-hal kecil. Bukan Galen yang mendiamkan, lebih tepatnya adalah Agatha. Karena cewek itu masih kesal dengan tingkah Galen yang meninggalkannya. Pulangnya pun Agatha bersama Kenan.

***

TBC

Anyong, gimana gaes mau lanjut nggak dengan crita absurdku ini.

Sebenernya cerita ini aku buat, karena tugas guruku yang suruh bikin novel😭 Makanya nggak jelas ceritanya.

Dan dari pada cuma aku anggurin, ya udah aku upload di wp.

Selamat membeca :)

GALEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang