Part 35

47 11 0
                                    

"Lo liat aja, gue bakal balas dendam." senyum smirk terpatri di wajah Keisya.

Cewek itu berjalan keluar gerbang SMA Garuda sambil menghentak-hentakkan kaki karena kesa. Dia mencari-cari angkutan umum namun tidak ada satu pun yang lewat.

"Sial," umpat cewek itu menendang sebuah krikil.

"Woi," Keisya mendongakkan kepalanya, seorang dengan baju compang-camping hendak menghampirinya.

Dengan sekuat tenaga cewek itu berbalik arah, dan berlari. Hingga entah tuba-tiba dia sampai di sebuah taman. Cewek itu duduk di bangku untuk melepaskan penatnya karena lari.

Tak jauh dari kursi yang didudukinya, dia melihat seorang wanita paruh baya yang sangat familiar baginya. Wanita itu tengah duduk bersama seorang laki-laki yang berumur sama dengan wanita itu.

"Bukannya itu nyokapnya Galen?" tanyanya pada diri sendiri. Walaupun belum pernah ketemu langsung, tapi Keisya cukup sering melihat wajah itu di rumah Galen

"Kena lo Len." cewek itu tersenyum miring, dia mengeluarkan hp lalu memfoto wanita dan laki-laki itu.

Gue punya sesuatu buat lo

?

Lo bakal terkejut mengetahuinya

Siapa?

Keisya
Sekarang gue minta lo datang ke taman deket sekolah

Galen cuma membacanya, tidak berniat untuk membalas pesan itu. Namun pesan yang dikirim tetakhir ini membuat dia penasaran.

Nyokap lo

Lokasi?

Temui gue di taman Kencana sekarang

Baru saja Galen rebahan di kasur sambil bermain hp, sudah dapat pesan itu. Cowok itu egera bangun dan berganti pakaian. Dia hanya mengenakan kaos oblong dan celana pendek, dia juga cuma memakai sandal jepit.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di taman itu. Galen memarkirkan motornya di sebrang jalan. Sehingga dia harus berjalan untuk sampai ke taman.

"Apaan?" tanya Galen, begitu dia mendekati Keisya.

Keisya tak menjawab, melainkan menunjuk ke arah mama Galen menggunakan dagu. Pandangan Galen mengikuti arah yang dirunjuk cewek itu. Saat melihat mereka berdua, Galen menggeram menahan emosi. Tangan cowok itu terkepal siap melayangkan sebuah pukulan. Keisya tersenyum puas melihat reaksi Galen.

'Tunggu saja Tha, sekarang giliran lo untuk hancur,' batin Keisya dengan senyum miring.

"Sabar ya Len." cewek itu mengusap-usap punggung Galen.

"Thank's." tidak sesuai dugaan Keisya, cowok itu meninggalkannya setelah melihat mamanya.

"Sial," umpat Keisya begitu Galen pergi.

Galen meninggalkan taman itu, kemudian menuju rumah Agatha. Dia saat ini benar-benar butuh tempat sandaran. Sekarang dia tidak hanya mengangandalkan Aksara, namun dia juga mengandalkan Agatha.

"Tha," panggil Galen dalam telepon.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsala," jawab Galen.

"Kenapa Len telpon?" tanya Agatha di sebrang sana.

GALEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang