Setelah mereka pulang dari rumah Aksara, Agatha diantar oleh Galen. Mereka langsung pulang ke rumah, begitupun dengan Galen, dia hanya mengantar Agatha sampai depan rumah saja.
"Masuk dulu Len," tawar Agatha pada cowok itu.
"Tidak usah langsung pulang saja," tolak Galen. Setelah itu Galen berpamitan dan langsung pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah Galen mendengar barang-barang yang dibanting. Cowok itu tetap melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Saat di ruang tamu, iia melihat wanita paruh baya yang sudah lama tak dilihatnya. Siapa lagi kalo bukan ibunya, Galen menghampiri mereka berdua.
"Mohon anda keluar dari rumah ini," ucap Galen dingin. Mungkin kenencian sudah tertanam di dalam hatinya.
"Ini mamamu Len!" ucap wanita paruh baya itu menepuk-nepuk dadanya.
"Anda bukan keluarga Ravendra silahkan keluar," ucap Galen benar-benar dingin.
Air mata Ratna tak henti-hentinya keluar, kedua laki-laki di hadapannya itu tak mengakuinya. Dia menangis sesenggukan, tak ada rasa iba sedikitpun dari kedua laki-laki itu.
"Silahkan anda keluar dari sini!" bentak Danu pada mantan istrinya itu.
"Biar aku jelasin mas!"
"Sekarang keluar dan jangan pernah menginjakkan kaki di rumah ini lagi!" Danu menunjuk ke arah pintu, otot lehernya keluar semua.
"Aku jelasin dulu! Udah lama aku mau jelasin tap...." belum selesei Ratna bicara, Danu sudah menariknya keluar dengan kasar. Galen melihat kejadian itu, hanya menatapnya dengan dingin. Tanpa ada niatan sedikitpun untuk membantu memisahkan mereka berdua.
Sedangkan bi Sumi berada di kamarnya, dia tak berani untuk ikut campur dengan masalah keluarga itu. Dia juga tidak tahu apa yang terjadi dengan keluarga Galen. Di sini dia hanya menjalankan tugas untuk mengurus keperluan Galen saja.
Setelah Ratna pergi Galen, juga ikut pergi dari rumah itu. Dia mengambil motornya lagi dan pergi dari rumah itu. Kemudian dia pergi ke rumah Agatha, sesampainya di sana Galen duduk merenung di motornya. Dan hanya memandang ke arah kamar Agatha. Setelah cukup lama berdian diri di atas motor, cowok itu mengeluarkan handponenya lalu mengirim pesan kepada Agatha.
Gue di depan
Agatha yang mendapat pesan itu langsung bangun dari tempat tidurnya. Dia mengecek dari jendela, dan benar saja Galen menunggunya di luar gerbang.
Bentar
Setelah membalas pesan Galen, cewek itu turun dari kamarnya menemui Galen. Semua keluarganya sudah tidur, mungkin kecuali Agam.
"Kenapa jam segini ke sini lagi?" tanya Agatha dengan menaikkan satu alisnya.
"Pengin keluar aja," ucap Galen dengan mata sayu. Terlihat sekali bahwa Galen capek, suara cowok itu juga terdengar agak serak.
"Kenapa nggak pencet belnya?" tanya Agatha lagi.
"Takut ganggu."
"Masuk Len nggak enak kalau di luar," ajak Agatha pada cowok itu. Galen menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?" tanya Agatha pada cowok itu lagi.
"Kita pergi sebentar bisa nggak?" bukannya menjawab Galen malah mengajak Agatha keluar.
"Bentar gue ganti celana dulu." Agatha akan mengganti pakaiannya terlebih dahulu, karena dia hanya mengenakan celana pendek.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEN
Teen Fiction(Revisi) Bagaimana jika dua manusia yang tak pernah akur terikat oleh perjanjian? Sangat mengesalkan bukan. Itulah yang dialami Agatha. Kesialan itu datang saat dirinya benar-benar membutuhkan bantuan. Galen cowok yang selama ini menjafi rival Agat...