Setelah beberapa minggu Agatha berpacaran dengan Kenan, pagi ini dia harus berangkat sekolah sendiri. Akhir-akhir ini dia dijemput oleh Kenan nmaun tidak dengan hari ini. Hubungannya dengan Galen pun tidak jelas. Permintaan pertama waktu itu kini sudah tidak berjalan lagi.
Walaupun kadang Galen menganggap Agatha sebagai asistennya. Hal itu terjadi karena setiap Galen mau menyuruh Agatha, Kenan sudah datang terlebih dahulu. Paling Galen mengganggu cewek itu saat di kelas saja.
Pagi ini cuaca terlihat sedikit mendung, saat matahari belum menampakkan diri saja hujan sudah turun. Kenan tidak bisa menjemput dengan alasan cowok itu berangkat bersama temannya. Agatha sangat menghargai dan mempercayai apa pun yang dilakukan cowok itu.
"Bun, pa berangkat dulu." Agatha menyalimi kedua orang tuanya.
"Kenan gak dijemput ya?" tanya Luna kepada anaknya itu, dia sudah tahu jika Agatha selalu dijemput Kenan.
"Nggak bun katanya ada urusan," jelas Agatha, kepada Luna.
"Kenan udah bilang ya sama kamu?" tanya Luna lagi. "Kamu gak lagi berantem kan?" lanjutnya.
"Nggak bun ih Agatha berangkat dulu." Agatha menyalimi mereka berdua lagi dan hendak berangkat. Namun langkahnya berhenti saat Geovani bertanya kepadanya.
"Tha, papa antar pakai mobil saja ya?" Geovani terlihat mencemaskan putrinya itu, sudah sekian kali dia menawarkan tumpangan kepada Agatha. Namun cewek itu tetap memilih berangkat sendiri dengan alasan tidak mau menyusahkan orang tuanya. "Nggak usah pa." itulah yang terucap dari bibirnya.
Setelah itu Agatha keluar rumah dan mengambil motor kesayangannya, yang akhir-akhir ini jarang dia gunakan. Mungkin dia menggunakannya seminggu sekali. Agatha berangkat menuju sekolah dengan cuaca yang cukup tidak mengenakan. Hawa dingin menusuk kulitnya. Dia sudah berjaga-jaga dengan membawa jas hujan di tasnya.
Sesampainya di sekolah guru ketertiban belum berjaga. Mungkin Agatha terlalu pagi datang. SMA Garuda pun masih terlihat sepi. Hanya beberapa murid yang berlalu lalang.
Agatha memarkirkan motornya dan segera menuju ke kelas. Di dalam kelas sudah ada Galen duduk di kursinya. Dia heran melihat cowok itu pagi-pagi sudah berada di kelas. Tidak biasanya dia datang pagi-pagi sekali.
"Mana pacar lo, kagak biasanya gak ngintilin lo?" pagi-pagi begini mood Agatha sudah dirusak Galen.
"Bukan urusan lo!" jawab Agatha terdengar jengkel. "Urusin aja pacar lo!" lanjutnya. Cewek itu samapi sekarang belum mengetahui jika yang dibawa Galen saat ke mall adalah sepupunya.
"Udah gue urus kok." suara Galen bener-bener perusak suasana pagi ini bagi Agatha. Apalagi di luar sana mendung menyelimuti langit membuat cuaca semakin tidak enak.
"Bodo Len bodo!" cewek itu mengeluarkan earphone miliknya dan memasangkannya ke telinga.Baru saja dia menyalakan musik, Galen menggoyang-goyangkan kursi Agatha dengan Kakinya. Cewek itu melepas earphone miliknya dan berbalik badan hendak memukul Galen, dengan cekatan Galen memegang tangan Agatha.
"Singkirin tangan lo Len!" padahal masih pagi bisa-bisanya Galen membuat Agatha marah.
"Ogah, ntar lo mukul gue." tolek Galen mentah-mentah.
"Ya lo yang bikin gue marah kampret!"
"Bodo." Galen tetap tak mau melepaskan tangan Agatha.
"Amat!" Agatha berontak, dan akhirnya tangan yang dipegang Galen, dilrpaskan.
Dari pada di kelas diganggu Galen Agatha memilih keluar kelas. Dia menuju taman belakang sekolahnya dan duduk di sana. Saat sampai di taman itu dia melihat Kenan bersama teman-temannya. Ada cewek juga Agatha berpikir bahwa itu sudah biasa.
Cewek itu tidak jadi duduk di taman karena takut mengganggu Kenan. Pacarnya itu bilang pada Agatha bahwa akhit-akhir ini dia sibuk mengurus eskul basket.
Di kelas Bila sudah datang jadi dia bisa terhindar dari isengan Galen. "Dari mana aja lo?" tanya Bila, saat Agatha sudah duduk.
"Cari angin ke taman." jawab Agatha. "Males sama setan belakang gue." Agatha memutar bola matanya.
"Awas ntar lu jatuh cinta wkwkwk."
"Gue kan dah punya KENAN, jadi gak bakal sama tuh cowok." Agatha sengaja menekan kan kata 'Kenan' agar Galen mendengar.
"Iyain deh yang udah gak jomblo hihihi." Bila terkekeh pelan.
***
Malam ini Galen keluar rumah, karena dia bosan dan males bertemu Danu. "Mau kemana kamu jam segini?" tanya Danu yang baru saja keluar dari ruang kerja.
"Bukan urusan Anda." Galen menggambil jaket jeans miliknya yang tersanpir di atas sofa.
"Galen kamu berani ya sama papa!" suara Danu naik satu oktaf.
Tanpa menyahutinya Galen tetap keluar dari rumah. Dia menyalakan motornya dan pergi begitu saja. Kini tujuannya adalah rumah Aksara. Dia tiba di sana, pintu rumah Aksara tertutup rapat seperti tidak ada orang. Cowok itu turun dari motor dan memencet bel, ternyata benar Akasara tidak ada.
Galen melanjutkan perjalanan itu tanpa arah. Samapi dia melihat sebuah kafe dengan interior yang klasik. Akhirnya dia memutuskan untuk singgah sebentar ke kafe itu. Dia duduk di paling pojok ruangan. Cahaya di kafe itu memang tidak terlalu terang, tetapi cukup bisa melihat sekitarnya.
Pandangan Galen jatuh ke pada sepasang kekasih yang sedang bermesraan. Dia seperti mengenali cowok yang memakai hoodie hitam. Galen memfokuskan pandangannya, dan ternyata benar dia adalah pacar Agatha.
"Agatha bodoh, bisa-bisanya dia dibohongi!" Galen bergumam tidak jelas merutuki Agatha. "Cowok brengsek!" Galen berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Kenan bersama cewek itu.
Amarahnya sudah tidak terbendung lagi. Saat Galen memghampiri Kenan, dia langsung memegang kerah, Kenan. Galen menyeretnya keluar.
Bugh
"Brengsek!!" satu pukulan dia layangkan pada Kenan.
Kenan berusaha melawan. "Bukan urusan lo njing!" Kenan juga melangkan pukulan ke bagian perut Galen.
"Bangsat!!" umpatan-umpatan keluar dari mulut Galen, sambil tetap memukuli Kenan.
Semua orang yang ada di kafe histeris melihat mereka adu jotos. Tidak ada yang berani memsihakannya. Hingga satpam yang berjaga di sana berusaha melerai mereka berdua tetapi tetap tidak berhasil.
Para pelayan laki-laki membantu memisahkan mereka berdua, dengan cara memegangi keduanya. Keduanya sudah babak belur. "Sialan lo, cuma jadikan Agatha buat permainan!" Galen berusaha maju namun badannya di tahan.
"Hahahaha! Salahin cewek yang bodoh itu!" tawa Kenan membuat emodi Galen memuncak.
Dia mencoba melepaskan diri, ingin menghajar Kenan. Yang memegangi sudah tidak kuat lagi, akhirnya Galen bisa maju dan memukuli Kenan, sampai coeok itu sekarat.
Salah satu karyawan di sana berinisiatif memanggil pihak yang berwenang. Akhirnya mereka berdua dibawa ke kantor polisi karena sudah membuat keributan. Cewek yang bersama Kenan entah kemana perginya. Galen bertekad akan memberi tahu Agatha soal Kenan.
'Agatha bodoh banget sih,' tak henti hentinya Galen merutuki cewek itu. Dan bagaimana reaksi cewek itu jika mendengar Kenan selingkuh. Galen menatap Kenan sinis saat di mobil polisi.
***
Selasa, 8 Desember 2020
10:05
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEN
Teen Fiction(Revisi) Bagaimana jika dua manusia yang tak pernah akur terikat oleh perjanjian? Sangat mengesalkan bukan. Itulah yang dialami Agatha. Kesialan itu datang saat dirinya benar-benar membutuhkan bantuan. Galen cowok yang selama ini menjafi rival Agat...