Malam ini Galen benar-benar dibuat bingung, dia ingin mengajak Agatha pergi ke luar. Namun karena kejadian tadi, dia ragu untuk mengajak Agatha keluar. Setelah mengumpulkan niat, akhirnya dia memutuskan untuk mengajak Agatha pergi saja.
Siap siap gue jemput
Ha?
Sekarang gak pakek lama
Ha? Apa? Ke mana?
Galen tak membalas pesan Agatha lagi. Cewek itu juga tak berniat mengganti bajunya. Mungkin Galen iseng aja pikirnya. Tiba-tiba ada sebuah motor yang berhenti di depan rumahnya. Namun Agatha tak turun, dia kira itu adalah tetangganya.
Gue di depan
Bohong
Keluar kalo gak percaya_-
Agatha melihat dari jendela kamarnya dan di sana sudah ada Galen dengan motor hitam miliknya. Agatha segera turun dan membuka gerbang menemui Galen.
"Ngapain ke sini malam-malam?" tanya Agatha.
"Mau ngajak lo keluar," Jawab Galen. Namun dia malah mendapat penolakan dari Agatha.
"Nggak mau gue."
"Oke gue mengajukan permintaan ke dua gue." Galen merasa menang, karena Agatha tak bisa berkutik. Sial satu kata yang ada di benak Agatha. Bisa-bisanya cewek itu lupa jika Galen memegang kartu ASnya.
"Gue gak dibolehin keluar." Agatha mencari-cari alasan agar dirinya bisa terbebas dari Galen. Bukannya tidak mau, tapi srkarang Agatha ingin melanjutkan menonton drakor.
"Gue yang minta ijin."
'Duh, gimana ni? Gue males banget lagi' batin Agatha.
"Oke, gue ganti baju dulu. Ayo masuk."
Galen masuk ke rumah Agatha. Sudah dua kali ini dia berkunjung ke rumah Agatha. Dia melihat sekelilingnya, waktu itu saat pertama kali dia berkunjung dia tidak sempat melihat-lihat. Pandangannya tertuju pada sebuah foto keluarga. Dia memendangnya sekilas.
"Hei bro!" entah dari mana Agam keluar tiba-tiba. " Lo jemput Agatha?" tanya Agam.
"Hooh."
"Ntar balikin, jangan sampai lecet." Agam menepuk pundak Galen.
Agatha berganti baju dari piyama, menjadi hem dan celana jeans. Dia menggunakan celana karena tahu akan naik motor. Jika dia menggunakan rok pasti ribet.
"Bang gue bawa Agatha,"ucap Galen kepada Agam.
"Panggil Agam aja."
"Eh ada teman Agatha ya." Luna keluar dari dapur menemui Galen.
"iya tan." Galen tersenyum tipis. "Ijin bawa Agatha keluar ya tan," pamit cowok itu.
"Iya boleh tapi pulangnya jangan malem-malem ya." pesan Luna pada cowok itu.
"iya tan." Galen menganggukkan kepalanya.
Setelah itu mereka berdua keluar, tetapi tidak tau mau ke mana. Agatha hanya diam mengikuti Galen saja. Jika bukan karena permintaan itu tidak baka dia mau, lebih baik nonton lee jong suk saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEN
Teen Fiction(Revisi) Bagaimana jika dua manusia yang tak pernah akur terikat oleh perjanjian? Sangat mengesalkan bukan. Itulah yang dialami Agatha. Kesialan itu datang saat dirinya benar-benar membutuhkan bantuan. Galen cowok yang selama ini menjafi rival Agat...