Setelah dua hari Agatha tidak mengikuti kelas. Sekarang cewek itu duduk dengan tenang sambil membaca buku. Bel masuk sudah berbunyi lima menit yang lalu. Semua murid sudah ada di kelas kecuali Galen. Semua sudah hapal dengan kelakuan cowok yang satu itu. Bahkan guru yang mengajar pun sudah terbiasa dengan kehadiran Galen yang terlambat.
Bu Ica guru yang mengajar mata pelajaran seni budaya memasuki kelas membawa beberapa gambar. "Assalamualaikum anak-anak."
"Waalaikumsalam." kompak semua murid menjawab salamnya bu Ica.
"Pelajaran kali ini ad...." ucapan bu Ica terhenti karena dua cowok yang tengah berdiri di ambang pintu.
"Duduk sana!" titah bu Ica kepada Aksara dan Galen. Cowok itu masuk dan duduk di bangkunya.
"Kita lanjutkan, jadi hari ini kita akan mempelajari tentang melukis." semua murid mendesah pelan.
"Bu kenapa enggak drama aja." salah satu murid di kelas itu mengacungkan tangan.
"Itu materi akhir, sekarang kita mempelajari tentang lukisan." bu Ica mengambil sebuah gambar lukisan. "Coba kalian lihat buku pada halaman dua belas." lanjutnya.
Semua murid fokus kepada buku masin-masing. Bu Ica menyuruh agar mempelajari materi yang ada di buku lalu dikerjakan pertanyaan-pertanyaan di bawahnya. Agatha dan Bila langsung mengerjakan soal-soal itu, begitu selesei baca. Bukannya mengerjakan, Galen malah mengganggu Agatha.
"Apaan sih Len! Bisa diam nggak!" bentak Agatha.
"Nggak." cowok itu tetap memainkan rambut Agatha.
Akgirnya Agatha memilih untuk bertukar tempat denga siswi yang ada di depannya. Lalu dia melanjutkan pekerjaannya, sedangkan Bila tetap duduk di bangku miliknya.
"Apakah sudah selesei?" tanya bu Ica.
"Bentar bu kurang sedikit." rata-rata jawaban murid kelas XI IPS 2.
"Ibu beri waktu lima menit lagi." semua murid tergesa-gesa mengerjakan. Ada yang berkeliling memcari contekan, ada juga yang fokus mengerjakan sendiri.
Semua murid panik mencari jawaban. Tentu saja tidak dengan kedua cowok yang menidurkan kepalanya di bangku. Karena Agatha berpindah tempat duduk, Galen yang gabut pun tidur.
"Oke sekarang kita cocokan ya." semua murid fokus mencocokan jawaban mereka.
Selesei mencocokkan bu Ica meminta agar semua murid membuat kelompok dua orang. "Sekarang kalian biat kelompok dua orang." kelas langsung ricuh seketika.
"Bil kita pokoknya harus berdua." ucap Agatha pada sahabatnya itu.
"Iya Tha pokoknya kita harus bersama." tangan mereka berdua gandengan.
Semua orang bicara, ada juga yang mondar-mandir mencari pasangan. Hingga ada salah seorang murid mengusulkan agar kelompoknya diatur bu Ica. "Bu, kelompoknya dibagi bu Ica saja."
"Yahhhh." banyak yang protes dengan usulan itu. Tetapi yang setuju lebih banyak, jadi keputusannya ditentukan bu Ica.
"Ya sudah bu Ica bagi saja." Agatha dan Bila menghembuskan napas pelan.
Semua murid kini duduk kembali ketempatnya, dan kelas yang tadinya ricuh sekarang hening. Pembagian kelompok random, cewek maupun cowok tidak di bedakan. Dalam hati Agatha beeharap agar dia bisa satu kelompok dengan Bila. Kalau tidak bersama Bila dia berharap minimal bisa bersama cewek.
Satu-persatu nama disebutkan, hingga tiba nama Agatha disebut pertama kali. Kira-kira siapa yang akan jadi teman sekelompoknya pikir Agatha. Dalam hati dia tak henti-hentinya berdoa agar bisa satu kelompok dengan Bila.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEN
Teen Fiction(Revisi) Bagaimana jika dua manusia yang tak pernah akur terikat oleh perjanjian? Sangat mengesalkan bukan. Itulah yang dialami Agatha. Kesialan itu datang saat dirinya benar-benar membutuhkan bantuan. Galen cowok yang selama ini menjafi rival Agat...