"Ini foto siapa Len?" tanya Agatha mengambil foto yang ada di meja belajar Galen.
"Bukan sipa-siapa," jawab Galen cowok itu terlihat menyembunyikan sesuatu.
"Oh." Agatha tak bertanya lebih banyak lagi.
Bi Sumi masuk ke kamar Galen dengan membawa minuman untuk Agatha dan Aksara. Galen duduk di kasur dengan kaki selonjoran, sedangkan Aksara duduk di lantai. Satu-satunya cewek yang ada di situ yang tak lain adalah Agatha, duduk di kursi belajar Galen.
Meja belajar Galen penuh dengan buku, eits bukan buku pelajaran namun hampir semua buku yang dimilikinya adalah komik. Agatha mengambil salah satu komik itu dan melihat-lihat isinya.
"Lu suka baca komik? Kayak anak kecil." celetuk Agatha sambil menunjukan komik yang ada di tangannya.
"Whahah, ngakak njir," tawa Aksara pecah begitu mendengar perkataan Agatha.
"Sialan lo berdua." Galen mengambil bantal di sebelahnya melemparnya ke arah Aksara. "Lo besok sekolah?" tanya Aksara begitu dia menangkap bantal yang dilempar kepadanya
"Ya sudah jelas sekolah, beslok ujian bego!," jawab Galen sewot.
"Gue besok gak bisa jemput," kata Galen pada Agatha. Cewek itu mengangguk pelan. "Lo berangkat sama Agam?" tanyanya lagi.
"Iya berangkat sama kak Agam," jawab Agatha.
***
Setelah hampir seminggu Galen tidak masuk, kini dia sudah bisa sekolah. Walaupun jalannya agak gimana gitu. Dan hari ini adalah hari ujian untuk semua kelas. Jadi pulangnya tidak akan sore. Galen tidak bisa berangkat sendiri, jadi dia berangkat bersama Aksara. Sedangkan Agatha nebeng motor kakaknya itu.
"Kak gue bareng lo ya." Agatha sudah berada di garasi bersama Agam.
"Hooh." cowok itu memasangkan helm kepada Agatha.
"Ayo kak keburu telat, ini kan hari pertama ujian tengah semester." Agatha menaiki motor Agam, setelah cowok itu sudah siap.
"Let's go." cewek yang memakai japit rambut berwarna biru itu menepuk pundak kakaknya.
Agam mengendarainya agak cepat karena waktunya sudah mempet banget. Tadi mereka harus menunggu Luna selesei masak. Karena wanita itu bangun agak kesiangan. Belum lagi menunggu Agam mengambil buku yang ketinggalan di kamar.
Kelas Agatha mendapat waktu sesi pertama. SMA Garuda memang menerapkan shift-shiftan agar suasana lebih kondusif. Jadi saat sampai diSMA Garuda terlihat agak sepi dari pada hari masuk biasanya. Untung saja Agatha dan Agam tidak terlambat dan masih memiliki waktu untuk membaca ulang materi.
"Bil," Agatha berdiri di samping Bila sambil membawa buku. Mereka berada di luar kelas, karena kelasnya dikunci. Kelas itu dibuka setelah bel masuk berbunyi guru yang menjaga ujian akan membukakannya.
"Lo udah belajar Tha?" tanya Bila pada cewek itu.
"Udah dong," jawab Agatha percaya diri.
"Mana Aksara?" tanya Bila celingukan.
"Lo kira gue emaknya." Agatha menoyor kepala Bila.
"Mungkin aja lo tahu, biasanya kan ama dua curut itu." Cewek itu mendapat pukulan di pundaknya.
"Kenapa sih Tha!" protes Bila tidak terima Agatha main mukul pundaknya saja.
"Enak aja lo bilang kakak sama lakik gue curut!"
"Ye maap Tha." cewek itu menyengir sambil tangannya membentuk dua jari.
Tak lama guru yang menjaga ujian datang membawa soal serta lembar jawaban. Agatha, Agam, Galen dan Aksara berada di ruang tiga belas. Sedangkan Bila berada di ruang empat belas. Setiap kelas berisi lima belas orang dan pembagiannya di urutkan dari nomor Absen.
'Duh mati gue' Batin Agatha, karena dia duduk di paling depan.
"Silahkan berdoa terlebih dahulu, disiapkan alat tulisnya. Dan yang paling penting kerjakan dengan jujur, percaya sama kemampuannya," ucap guru itu panjang lebar. Dan sialnya yang menjaga mereka ujian adalah termasuk guru terkiller di SMA Garuda.
Guru itu mulai membagikan lembar soal dan jawabannya. Setelah itu Agatha mulai mengerjakan pertanyaan-pertanyaan itu.
"Tha," panggil Aksara berbisik. Agatha tak bisa menengok ke arah belakang. Karena bangku Aksara berada di belakangnya.
"Tha, Tha." Aksara mendorong kursi Agatha dengan kakinya.
"Kamu kalau menyontek silahkan kerjakan di luar." tatapan guru itu mamapu membuat nyali Aksara menciut.
"Nggak bu saya mau pinjam bolpoin," ucap Aksara beralasan.
Setelah kejadian itu, Aksara tak berani lagi memanggil Agatha ataupun menyontek dengan yang lain. Mungkin dia mengasal jawabannya yang penting semua terisi. Sedangkan Galen mengerjakan dengan tenang, cowok itu selesei paling cepat daripada murid lain.
Hari ini pelajarannya cuma satu sehingga setelah selesei bisa langsung pulang. Galen menunggu Aksara di depan kelas, karena temannya itu belum selesei mengerjakan. Tak lama Agatha selesei mengisi lembar jawaban, cewek itu juga keluar dari kelas sambil menunggu kakanya.
"Gimana tadi bisa?" tanya Agatha pada cowok itu.
"Harusnya gue yang tanya," jawab cowok itu sombong.
"Iya iya, gue mah cuma remahan kerupuk." Agatha berucap sambi memegang dadanya seolah-olah tersakiti.
"Tha! Soalnya susah banget sih!" Bila keluar dari ruangannya dan langsung heboh sendiri menhampiri Agatha.
"Ssstt." Agatha menaruh telunjuknya dibibir, memberi yanda kepada Bila agar tidak berisik. Cewek itu menyengir lebar.
***
Hari-hari selama ujian berjalan dengan lancar. Galen juga sekarang sudah bisa mengendarai motornya. Dia juga sudah bisa menjemput Agatha lagi. Hari ini hari terakhir ujian tengah semester. Setelah ujian ketua kelas XI IPS 2 yang bernama Adit mengintruksi teman-temannya agar tidak pulang terlebih dahulu. Adit mulai bicara saat teman-temannya sudah berkumpul di kelas semua.
"Ujian sudah selesei seperti tahun sebelumnya, sekolah kita mengadakan lomba antar kelas," jelas Adit yang disambut sorak-sorai dari teman-temannya.
"Kita akan bagi siapa saja yang akan mengikuti lomba." Adit menulis beberapa lomba yang akan diadakan. "Oke kita bagi sekarang."
"Untuk lomba basket Galen, Aksara, Agam, Tio dan Reza. Untuk lomba menyanyi Kiara. Dan yang terakhir adalah lomba melukis Agath." cowok itu membacakan nama-nama yang sudah ditentukan.
"Lomba akan diadakan mulai senin. Ada pertanyaan?" tanya cowok itu. Semua murid menyetujuinya.
"Nggak ada cadangan buat tim basket?" tanya Aksara mengacungkan tangan.
"Cuma kalian berlima yang bisa main basket jadi tidak ada pemain cadanga. Ada lagi yang mau bertanya?" semua terdiam. "Okey kalian boleh meninggalkan kelas." semua murid membubarkan diri, hanya tersisa beberapa orang saja yang ada di kelas.
Agatha dan teman-temannya memilih pulang terlebih dulu.
***
TBC
Kembali lagi dengan Galen. Maap hari ini update malam. Author banyak kerjaan wkwkwk.
(padahal mah nggak ada)
Pencitraan Gaes.
Happy reading jangan lupa votmen :)
Senin, 21 Desember 2020
19:54
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEN
Підліткова література(Revisi) Bagaimana jika dua manusia yang tak pernah akur terikat oleh perjanjian? Sangat mengesalkan bukan. Itulah yang dialami Agatha. Kesialan itu datang saat dirinya benar-benar membutuhkan bantuan. Galen cowok yang selama ini menjafi rival Agat...