Part 38

60 10 1
                                    

"Tha Awas!" teriak Bila saat cewek itu melihat truk dari arah selatan.

Brak

Tubuh Agatha terpental beberapa meter dari sana. Orang-orang menghentikan kendaraanya. Kaki Bila terasa lemas, bagaimana tidak? Dia menyaksikan sendiri kejadian itu.

"Agatha!" dengan susah payah cewek itu menghampiri Agatha.

Suara sirine ambulance dan mobil polisi perlahan-lahan semakin keras, hujan seolah-olah ikut menangis. Darah bercucuran dari tubuh Agatha. Saat melihat kondisi Agatha, tubuh Bila lemas seketika.

"Bila!" ternyata Aksara menyusul Bila

"Agatha Sa!" cewek itu jatuh ke pelukan pacarnya.

"Iya aku tahu, bentar aku kabari Agam dulu." Aksara mengeluarkan handphone miliknya, lalu menghubungi kakak Agatha.

"Hallo gam,"

"Kenapa Sa lo kangen ya sama gue?" di sebrang sana Agam ter kekeh pelan.

"Gue mau ngomong," ucap Aksara serius.

"Kenapa?"

"Agatha kecelakaan." jawab Aksara.

"Dimana?" tanya cowok itu, suaranya terdengar parau.

"Sekarang dibawa ke RS Pelita jaya." tanpa basa-basi Agam mematikan teleponnya.

"Bun, pa, ikut Agam sekarang," pinta cowok itu berusaha tenang.

"Kemana Gam?" tanya Geovani yang kebetulan sudah pulang kerja.

"Nanti Agam kasih tau, ini genting." Agam mengambil kunci mobilnya dan masuk ke mobil itu. Lalu diikuti kedua orang tuanya yang keheranan.

Sesampainya di rumah sakit, Luna bertanya kepada Agam. "Siapa Gam yang sakit?"

Di sepanjang lorong rumah sakit, Agam tak membuka mulut sedikitpun. Sesampainya di depan ruang UGD, sudah ada Bila yang duduk bersama Aksara.

"Agatha kecelakaan," ujar Agam membuat Luna langsung menangis histeris.

"Gimana kondisinya?" tanya Agam pada Aksara, mata cowok itu sudah berkaca-kaca.

"Masih di cek Gam," jawab Aksara seadanya. Agam mengacak rambutnya dengan kasar.

Cklek

Pintu UGD terbuka, seorang dokter muda keluar dari ruangan tersebut. Semua langsung tegang begitu dokter bicara. "Kondisi pasien saat ini sangat menghawatirkan karena pendarahan yang terjadi di otaknya. Pasien harus melakukan operasi secepat mungkin."

"Operasinya kapan dok?" tanya Agam.

"Kalau keluarga pasien setuju, besok pasien akan di operasi."

"Kami setuju dok, lakukan yang terbaik untuk anak saya." Sahut Geovani.

Begitu mendengar kondisi Agatha, air mata Agam tak terbendung lagi. Sama dengan Bila yang menangis histeris mendengar kabar sahabatnya itu. Luna sudah pingsan di tempat, lalu dia di bawa ke ruangan rawat inap dan ditunggu oleh Geovani. Sedangkan Agam tetap di sana menjaga adiknya.

GALEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang