Part 20

68 11 0
                                    

Hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu semua murid kelas sebelas. Yap, hari ini adalah hari di mana akan diadakannya camping di puncak. Sejak pagi cewek yang kerap disapa Agatha itu sudah bersiap-siap, bahkan dia menyiapkanya dari malam. Dia mengemasi barang-barang yang diperlukan bersama Luna.

"Sudah semua?" tanya Luna saat Agtha menurunkan barang-barangnya di ruang tamu.

"Sudah bun," ucap Agatha. Walaupun baru saja kemarin putus dengan Kenan, Agatha tak memikirkannya lagi. Luna juga belum tahu jika Agatha sudah putus.

"Nanti dijemput Kenan ya?" tanya Luna, membuat Agatha tersenyum kecut.

"Nggak bun."

"Terus nanti berangkatnya sama siapa?" tanya Luna lagi, dia benar-benar overprotective pada putrinya ini.

"Kn sama papa bund," ucap Agatha jengah.

"Hehehe bunda lupa. Hati-hati kalau di sana. Jangan ngambil barang yang bukan punyak milikmu. Terus kalau mau ke kamar mandi ngajak Bila saja, jangan sendirian. Makannya jangan telat, sholatnya juga." Luna menasehati anakanya itu, Agatha hanya mendengarkan saja sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Iya bunda," ucap Agtha dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

"Papa anter sekarang ya?" tanya Geovani dari arah dapur.

"Iya pa," jawab Agatha menyetujui papanya.

Papa Agatha menyiapkan mobil yang akan digunakan untuk mengantar Agatha. Sedangkan Luna mengantar suami dan anaknya itu samapi depan.

"Jangan lupa kabari bunda kalau udah sampai!" peringat Luna, sebelum Agatha masuk ke dalam mobil.

"Iya bunda ku sayang."

Mereka berdua menuju sekolah Agatha, setelah sampai segera Agatha mengeluarkan barang-barangnya yang lumayan banyak dari mobil. Tak lupa juga dia berpamitan dengan Geovani. Setelah selesei semua,  Geovani meninggalkan Agatha.

Terlihat di sana siswa maupun siswi membawa barang yang banyak sekali untuk keperluan mereka. Murid yang akan ikut camping mengenakan baju bebas, karena ketentuannya seperti itu. Yang terpenting adalah baju yang sopan dan tidak terbuka. Banyak juga murid yang mengenakan kupluk dan kacamata. Bus yang akan digunakan pun sudah ada di sana.

"Tha!" seseorang menepuk pundaknya dari belakang, siapa lagi kalau bukan Bila. "Wih!" ucap cewek itu saat melihat outfit yang dikenakan Agatha.

"Kenapa?" tanya Agatha. Cewek itu mengenaka kaos hitam, dan celan jeans tak lupa demgan sepatu converse.

"Nggak apa-apa. Mana Aksara sama Galen?" tanya Bila celingukan mencari batang hidung mereka berdua.

"Harusnya gue yang tanya!" Agatha menoyor kepala Bila.

"Hehehe." Bila cengengesan tidak jelas.

Baru saja dibicarain mereka berdua nongol di hadapan Agatha. Galen membawa ransel yang berisi pakaian-pakaiannya Aksara pun juga begitu.

"Sudah semua?" tanya Bila pada mereka berdua.

"Sudah," sahut Aksara menanggapi pertanyaan Bila.

"Semua murid silahkan bawa barang kalian ke bagasi bus, kecuali tas yang bersisi barang berharga ya!" intruksi seorang guru laki-laki berada di podium menggunakan toa.

Semua mirid menuju bus masung-masing, setiap kelompok sudah ditentukan bus yang digunakannya. Semua itu tertulis di papan pengumuman samping nama mereka. Tentu saja Galen, Agatha, Bila dan Aksara satu bus. Bila dan Agatha langsung masuk bus sedangkan Galen dan Aksara mengurusi barang mereka.

GALEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang