Part 13

70 13 0
                                    

"Tha!" panggil Kenan begitu Agatha keluar dari ruang kelas.

"Iya kak." Agatha menoleh ke belakang melihat ke arah si pemanggil.

"Hari ini lo nggak sibuk kan?" tanya Kenan begitu Agatha menoleh.

"Nggak kak memangnya kenapa?" tanya Agatha, satu alisnya terangkat. Membatin memangnya kenapa, apakah dia akan diajak kenacan. Hush! Agatha menggeplak kepalanya.

"Kenapa Tha?" tanya Kenan kebingungan melihat tingkah cewek di depannya itu.

"Nggak apa-apa kak."

"Jadi gimana sibuk gak?" tanya Kenan mengulangi pertanyaannya tadi.

"Nggak kak." jawab Agatha, dia bingung memangnya Kenan mau mengajak kemana. Pikiran-pikiran Agatha dipenuhi adegan uwu.

"Heh babu!" Galen menarik kepala Agatha membuat cewek itu mendongakkan kepalanya. Pikiran tentang Kenan hancur sudah.

"Apasih lo!" Agatha berusaha melepaskan tangan Galen dari rambutnya.

"Lepasin!" Kenan membantu Agatha. "Lo siapa ngatur-ngatur gue!" Galen menyahuti Kenan. Galen menarik kepala Agatha hingga cewek itu berada di sampingnya. Galen melepaskan tangannya, Agatha langsung berpindah ke belakang Kenan.

"Kak pulang sekarang aja yuk," ajak Agatha di belakang Kenan. Ingin Galen mencegah, namun dia tidak tahu bagaimana agar cewek itu selalu berada di sisinya. Lagi-lagi Galen ditinggalkan mereka berdua.

'Kenapa sih gue?' batin Galen, cowok itu terlihat diam. Tatapannya lurus ke depan tanpa ekspresi. Dia langsung berbalik hendak menyusul mereka, namun baru saja dia belrbalik kakak kelas ganjen yang selalu mengincarnya datang.

"Sial!" umpat Galen. Akhirnya cowok itu menghindari Angel dan teman-temannya. Dia memilih jalan alternatif menuju parkiran. Sesampainya di sana dia melihat Kenan sudh meninggalkan parkiran. Galen segera mengikuti mereka berdua.

Agatha kini pulang bersama Kenan, sebelum sampai rumah mereka memutuskan untuk mampir ke kafe terlebih dahulu. Mereka berdua saling melayangkan lelucon-lelucon yang membuat tertawa terbahak-bahak.

"Tha?" tiba-tiba Kenan memanggilnya.

"Iya kak ada apa?" tanya Agatha setelah menyeruput minumannya.

"Kalo besok gue nyatain perasaan gue ke cewe yang gue suka giamana menurut lu? Bakal diterima gak?" tanya Kenan membuat cewek itu bengong.

"Tha!" Kenan melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Agatha.

"Kalau menurut gue ya kak, tergantung ceweknya sih." Agatha menjawab pertanyaan Kenan, sebenarnya dia juga bingung mau menjawab apa.

Agatha meminum lagi es yang sudah dia pesan. Kenan terkekeh melihat Agatha belepotan. Galen berinisiatif membersihkan mulut Agatha. Jantung Agatha seperti habis lari marathon, berdetak sangat kencang.

Galen yang melihat itu kesal sendiri, entahlah ada apa dengan dirinya. Dia pun juga bingung, cowok itu tidak mengerti kenapa dia bisa mengikuti mereka berdua. Akhirnya Galen memilih pulang saja dari pada dia kesal tidak jelas melihat itu.

***

Kini waktunya istirahat banyak murid yang pergi ke kantin. Tetapi tidak dengan Agatha cewek itu lebih memilih tetap berada di kelas. Dia di kelas hanya berdua dengan Galen. Bila sudah pergi bersama Aksara.

Sahabatnya itu sudah satu minggu pacaran dengan Aksara, dan yang bikin kesal Agatha adalah cewek itu baru cerita kemarin. Mungkin Bila sama Aksara jadian sejak kerja kelompok untuk melukis.

Agatha membaca novel di bangkunya. Kelas lumayan sepi, sedangkan Galen memainkan handphonnya. Saat sudah terhanyu dengan cerita di novel tiba-tiba Bila datang dengan napas yang ngos-ngosan.

"Tha! Tha! Lohh.. harus ikut guehhh pohhkoknya!" ujar Bila heboh sendiri.

"Coba lo ngomong pelan-pelan," ujar Agatha, cewek itu heran melihat sahabatnya yang sudah ngos-ngosan itu.

"Hooh-hooh." Bila mengatur napasnya terlebih dahulu. "Gila-gila!" ujar Bila histeris.

"Kenapa sih Bil?" tanya Agatha kebingungan.

"Lo pokoknya harus ikut gue dahulu." Bila hendak menarik tangan Agatha, tetapi Agatha tak membiarkan tangaannya ditarik.

"Kenapa sih datang tiba-tiba main tarik aja!" kesal Agatha pada sahabatnya itu.

"Udah lo ikut aja." Bila menarik tangan Agatha keluar dari kelas itu. Galen yang tadi bermain handphone, mengijuti mereka berdua.

Saat Agatha keluar kelas, dia melihat banyak murid yang lari menuju lapangan SMA Garuda. Semua murid heboh. Dia yang tidak tahu apa-apa hanya pasrah di tarik Bila. Sesampainya di lapangan dia melihat Kenan berada di tengah-tengah lapangan. Di sana sudah di penuhi murid-murid yang ingin tahu ada apa.

"HARI INI GUE MAU NYATAIN PERASAAN GUE KE CEWEK YANG GUE SUKA!" Kenan berteriak sangat kencang, mungkin seluruh murid mendengarnya. Di tangannya sudah terdapat sebuah buket bunga. Dan juga di samping Kenan terdapat bola basket entah digunakan untuk apa. Yang pasti salah satu cara yang akan digunakan untuk menyatakan perasaanya.

Deg

Baru saja Agatha tiba di lapangan basket, jantungnya sudah dibuat berdetak sangat kencang. Mungkinkah yang dimaksud Kenan kemarin adalah dirinya. Bolehlah Agatha percaya diri.

"AGATHA!" cewek yang di panggil Kenan itu maju beberapa langkah mendekati sang ketua basket. Agatha juga tidak menduga bahwa Kenan merencanaka ini semua.

Satu kata yang keluar dari mulut Kenan, membuat suasana di sana sangat ricuh. Apalagi teriakan-teriakan histeris dari siswi.

Saat Agatha maju ke depan Kenan menghampirinya dan menariknya ke tengah lapangan. "Tha." panggil Kenan sangat lembut.

Semua yang ada di lapangan itu kini terdiam, ingin tahu kelanjutan kata-kata dari Kenan.

"Lo tau kan cewek yang gue maksud kemarin? Itu lo Tha." Kenan menaruh buket itu di bawah lalu memegang tangan Agatha. Cewek yang kini jadi pusat perhatian itu menutup mulutnya malu, dia tidak bisa berkata apa-apa.

"Lo mau gak jadi pacar gue?" tanya Kenan memberikan buket mawar kepada Agatha. Dan diterima cewek itu, namun bukan itu tanda Agatha menerima Kenan jadi pacarnya. "Kalau lo mau berikan bola itu pada gue dan kalau lo gak mau buang aja bola itu ke luar lapangan." lanjutnya.

'Terima, terima, terima,' semua murid menyoraki Agatha agar menerima Kenan.

Agatha mulai maju mendekati bola basket itu. Kenan melihat Agatha dengan jantung berdetak sangat cepat. Mimik wajah cowok itu terlihat sangat tegang. Agatha mengambil bola basket itu, terdiam sejenak membuat suasana menjadi tegang. Dia mendekati Kenan, hendak membuang bola itu. Namun Agatha memberikan bola itu pada Kenan.

"YAS!" wajah cowok itu menjadi sangat sumringah. Kininlapangan basket itu sangat ricuh kembali.

Bola yang ada di tanganya dia lemparkan ke arah ring. Bola yang dia lemparkan tepat sasaran masuk ke dalam ring. Tepuk tangan memenuhi lapangan itu, Kenan memeluk Agatha senang dan mengelus-elus rambut panjang milik Agatha.

Galen yang menyaksikan kejadian itu dari jauh merasa sangat marah. Dia kecolongan start oleh Kenan. "SIAL!" umpat Galen, dia meninggalkan lapangan basket dan menuju atap untuk menenangkan emosinya.

***

TBC

Minggu, 6 Desember 2020
17:15


GALEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang