Part 7

85 15 6
                                    

Kenan duduk di lantai bersama Agatha, remang-remang cahaya dari lilin cukup menyinari mereka berdua. Agatha hanya tertunduk, dia terlalu takut untuk melihat ke sekitar.

"Kenapa Tha?" tanya Kenan memegang kedua tangan Agatha.

"Takut kak," jawab Agatha masih tertunduk.

"Nggak apa-apa Tha, gue di samping lo. Jadi tenang ya," ujar Kenan berusaha menenagkan Agatha.

"Iya kak."

Kini sudah tidak ada suara lagi di ruangan itu. Mereka hanya menunggu orang-orang mencarinya. Kenan menatap Agatha begitu lama, mengamati bentuk wajah Agatha yang mungil. Menurutnya wajah Agatha itu imut.

'Apa sih gue, inget tujuan awal lo!' batin kenan memperingatkan dirinya-sendiri.

"Ada apa kak?" tanya Agatha yang sadar diperhatikan. Dia bertanya tanpa menoleh kepada Kenan.

"Nggak apa-apa," jawab Kenan gelagapan dan langsung mengalihkan pandanganya ke depan.

"Kenapa lo bisa takut gelap?" tanya Kenan kepada Agatha.

"Mau di ceritain kak?" tanya Agatha memastikan Kenan mau mendengarnya.

"Cerita aja Tha gue dengerin kok."

"Dulu.... " Agatha memulai untuk bercerita

Flashback

Agatha kecil sedng duduk di teras menunggu kehadiran sang papa. Dia duduk bersama bunda tercintanya. Malam itu bintang-bintang bertaburan di langit. Bulan pun menampak kan diri.

"Ma ayah kok gak pulang-pulang?" tanya Agatha kecil begitu lugunya.

"Bentar lagi pulang," sahut Luna menepuk-nepuk paha Agatha kecil.

"Lama bun! Ayo kita susul Ayah." Agatha kecil merengek di pangkuan sang bunda.

"Kita tunggu di dalam saja ya?" bujuk Luna, Agatha kecil mengangguk saja.

Luna masuk dengan Agatha di gendongannya. Tanpa sadar, ada yang memperhatikannya sejak tadi. Luna berjalan menuju kamar Agatha. Wanita yang mengenakan daster itu berniat untuk menidurkan Agatha, dan memutuskan juga tidur disampingnya.

Jarum jam terus berputar, hingga pukul sepuluh malam Geovani tak kunjung pulang. Mereka berdua sudah tertidur lelap, semua lampu di matikan kecuali kamar Agatha. Dari ruang tamu terdengar pintu berderit pelan. Membuat Agatha kecil terbangun, tetapi tidak dengan luna. Agatha kecil ingin membangunkan bundanya namun dia tidak tega.

Agatha kecil keluar dari kamar, rasa ingin tahunya begitu besar. Dia mulai menuruni tangga dengan kakinya yang pendek. Ruang tamu begitu gelap, Agatha kecil melihat siluet dua orang di ruangan itu.

Samar-samar dia juga melihat sedikit cahaya yang menyorot dari senter yang digunakan orang itu. Dia berdiri di tangga terakhir, balita yang berumur empat tahun itu memperhatikan sekitar dengan tatapan polos.

"Sssttt! Jangan berisik," suara seorang laki-laki yang tak begitu jelas terdengar di telinga Agatha kecil.

Laki-laki itu menyadari kehadiran Agatha kecil. Mereka berdua menghampiri mendekati Agatha kecil dan menyekapnya dengan tangan. Agatha kecil meraung-raung digendongan laki-laki itu.

Setelah itu tiba-tiba tak terdengar suara apa pun. Paginya Agatha kecil sudah berada di kamarnya.

Flashback Off

"Begitu kak ceritanya." Agatha menyudahi cerita, dia tetap tertunduk dan memainkan jarinya di lantai. Kebiasaan cewek itu jika duduk di lantai.

"Terus ayah lo pulang jam berapa? Kok bisa tiba-tiba di kamar? Mama lo bangun gak pas lo disekap?" cerca Kenan begitu Agatha selesai bercerita.

GALEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang