Part 32

45 11 0
                                    

"Juara pertama di raih oleh." suasana kembali menegang.

Deng deng deng

"Tenang-tenang kita umumkan yang ketiga dulu," ucap panitia yang satunya.

"Aishh! bikin deg-degan aja," gerutu Agatha.

Sound dinyalakan menambah ketegangan di lapangan. Semua murid harap-harap cemas, menatap ke arah osis yang bertugas di depan sana.

"Untuk juara ketiga menyanyi di raih oleh kelas XI IPS 2 atas nama Nabila Prameswari." Agatha dan Bila refleks berteriak. mereka berdua juga  berpelukan karena saking senengnya.

"Juara dua diraih kelas XII IPS 2 atas nama Mega Siviana dan juara ketiga diraih oleh XI MIPA 4 atas nama Fernandes Arendra Gutomo." suara riuh tepuk tangan bergema di lapangan itu.

"Sekarang kita umumkan pemenang lomba melukis." Suasana kembali hening, semua murid diam siap mendengarkan hasilnya.

"Juara ketiga diraih oleh..., XI MIPA 1 atas Nama Nayara Azzahra dan juara kedua diraih oleh kelas X MIPA 3 atas nama Biyan Pradipta."

"Juara pertama jatuh kepada XI IPS 2 atas nama Agatha Eiren Leovandra." Galen tersenyum melihat cewek itu yang sangat heboh. Hari ini bisa dibilang menjadi hari kemenangan bagi kelas XI IPS 2. Dari ketiga lomba, kelas itu berhasil memborong semua hadiahnya.

"Kita ke kelas dulu," ucap Adit setelah menjadi maju menjadi perwakilan kelas sebelas itu.

"Nggak langsung pulang Dit?" tanya seseorang dari kelas itu.

"Bentar dulu, gue ada rencana untuk malam ini." semua murid IPS 2 yang mendengar ucapan Adit mengangguk.

Saat di kelas Adit berada di depan, sedangkan anggota kelas itu ada yang duduk di kursi maupun lantai. Agatha memilih duduk di lantai bersama laki-laki berambut kecoklatan yang tak lain adalah Galen. Sedangkan Bila duduk di kursi sebelah Aksara. Jangan tanya Agam, cowok itu malah merebahkan badannya di belakang kelas.

"Karena hari ini adalah hari kemenangan kita, gimana kalau nanti malam kita rayakan dengan BBQ?" tanya Adit.

"Gaslah." kebanyakan murid setuju dengan usul Adit. Begitupun Galen dan kawan-kawan.

"Bisa semua nggak?"

"Bisaa." serempak semua menjawab.

"Tapi dimana Dit?" Tanya Bella salah satu siswa kelas itu, sngat antusias.

"Di rumah Aksara aja gimana?" usul Agatha.

"Boleh-boleh." yang menjawab pertama kali adalah Galen.

"Jangan rumah gue dong! Ntar mak gue ngamuk!" protes Aksara sambil mengacungkan tangannya.

"Bohong! udah di rumah Aksara aja," ucap Galen.

"Ok nanti malam pukul enam harus sudah berada di rumah Aksara untuk menyiapkan. Dan yang belanja bahan-bahannya adalah Bella." Bella merupakan bendahara kelas itu, jadi tak heran kalau Adit mempercayakan pada Bella. Cewek itu mengangguk patuh menuruti Adit.

***

Sejak sore rumah Aksara sudah dipenuhi murid kelas sebelas IPS 2. Mereka mengadakn acara itu di belakang rumab Aksara, karena itu tempat yang paling luas dan nyaman. Peralatan yang digunakan sudah disiapkan oleh para cewek.

"Heo Tha!" sapa Bila yang sejak tadi berada di sana, mungkin cewek itu berada di sana sejak pukul 5.

"Lo disini dari kapan?" tanya Agatha pada cewek itu.

"Dari tadi." Agatha mengangguk paham.

"Lo ke sini bareng Agam?" tanya Bila pada cewek berbaju merah itu.

"Nggak gue bareng Galen," jawab Agatha menunjuk Galen dengan dagunya.

"Kirain lo bareng Agam."

Mereka berdua masuk dan membantu mempersiapkan semuanya. Hampir semua anak sudah datang di sana. Ada yang menyalakan api untuk panggangannya, ada juga yang menyiapkan piring.

"Len sini!" panggil Aksara mengayunkan tangannya.

"Kenapa?" tanya Galen mengangkat satu alisnya.

"Nih lo panggang." Aksara memberikan capit, dan juga kipas kepada cowok berjaket jeans itu. Galen menerima itu dengan kebingungan tudak tahu harus diapain.

"Woi ini diapain." Galen mengangkat alat itu. Melihat Galen yang kebingungan, Agatha datang dan merebut alat itu lalu dia mengajari Galen cara memanggang itu.

"Nih coba." setelah mengajarkan itu,  Agatha memberikannya kembali pada Galen.

"Hmm." Galen membolak-balik itu.

"Jangan lupa diolesi bumbu! Itu dibalik," omel Agatha sambil menunjuk jagung yang agak sedikit gosong.

"Iya bawel."

Setelah matang Agatha mengambil piring dan menyiakannya. Mereka semua menggelar karpet di tengah-tengah taman lalu duduk melingkar. Semua terlihat saling bercengkrama satu dengan yang lainnya.

"Gam siapa tuh gebetan lo?" celetuk Aksara saat melihat ada cewek di dekat Agam. Cowok itu langsung mendapat tatapan tajam dari Agam.

"Ihir kagak jomblo lagi dong." sahut Tio menanggapi Aksara.

"Cieee." satu kelas mengolok-olok Agam.

"Bodo."

"Bukannya ini acara kelas doang, gue merasa terhianati. Tau gitu gue tadi bawa pacar gue aja," ucap Brian.

"Sok-sokan bawa pacar padahal jombo!" sahut Reza, tangan Brian tak segan-segan untuk menggeplak kepala cowok itu.

Agatha duduk tepat disamping kiri Galen, sambil tertawa kecil menanggapi guyonan teman sekelasnya itu. Agatha mengambil makanan lalu dia berikan ke pada Galen. Galen menerima dengan senang hati. Keduanya pun tak luput dari perhatian murid sebelas IPS 2.

"Yang dulu tom and jerry, sekarang jadi beauty and the best hahaha." tawa mereka semua pecah gara-gara perkataan salah satu seseorang murid.

"Bodo wleee." Agatha menjulurkan lidahnya ke arah orang itu.

"Enak nih kalo Galen nyanyi sambil main gitar," celetuk Aksara. Galen menghentikan aktivitasnya dan menatap sinis ke arah Aksara.

"Nyanyi. Nyanyi. Nyanyi." semua orang bertepuk tangan sambil menyuruh agar Galen menyanyi.

"Bentar-bentar, enaknya lagu kopi dangdut nih," usul Aksara.

"Nah mantap biar gahul gitu ntar kita posting di tik-tok kelas," ucap Brian melanjutkan perkataan Aksara.

"Emang kelas kita punya akun tik-tok?"

"Ada sayang ada," celetuk Reza.

"Udah-udah nyanyi Len, sekalian Aksara, Agam, sama Brian. Tambah satu lagi Bila." mereka berlima langsung maju.

Galen dan Bila bagian nyanyi, sedangkan lainnya memegang alat musik seadanya.

"Satu, dua, tiga! Tarik siss." Tio berdiri dari duduknya, dia sudah bersiap goyang.

"Semongko."

Kala ku pandang kerlip bintang nun jauh di sana
Sayup kudengar melodi cinta yang menggema
Terasa kembali gelora jiwa mudaku
Karena tersentuh alunan lagu semerdu kopi dangdut

Api asmara yang dahulu pernah membara
Semakin hangat bagai ciuman yang pertama
Detak jantungku seakan ikut irama
Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut

Akhirnya Galen menyanyi bersama empat orang itu, semua orang terlihat bahagia seolah-olah masalah lenyap begitu saja. Hari semakin malam, bukannya sepi, mereka malah  menjadi-jadi. Mereka semua berbaur tanpa terkecuali bahkan Tysa yang bukan anak sebelas IPS 2 terlihat nyaman bersama mereka.

Sebenarnya mereka tidak ingin bubar lebih cepat, namun karena banyak ceweknya jadi ya gitu. Tidak hanya itu alasannya, mereka bubar juga karena terlalu ramai dan mengganggu tetangga Aksara. Alhasil mereka semua diusir.

***

TBC

Senin, 28 Desember 2020
09:08

GALEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang