Batu saja Galen sudah merasakan kebahagiaan bersama dengan teman-temannya seperti hidup tanpa beban. Namun kebahagian Galen harus terganti dengan kekhawatiran karena dia mendapat pesan dari musuhnya terdulu.
Arena balap gue tunggu jam 8 kalo nggak datang cewek lo taruhannya.
Lo tau cewe gue dari mana bgsd!
Lo gak perlu tau kalo cewek lo mau aman lo datang
Mendapat ancaman seperti itu membuat raut wajah Galen menjadi tegang, cowok itu mengepalkan tangannya. Memang Galen dulu sering ikut balapn liar untuk melampiaskan masalahnya. Dia memiliki musuh bebuyutan. Dia tidak tahu bagaimana bisa musuhnya mendapat nomor hp dia.
"Kenapa Len?" tanya Ahatha yang menyadari perubahan dari diri Galen.
"Nggak papa Tha," jawab cowok itu berusaha menahan emosi. Dia tidak mau jika Agatha tahu.
Galen meninggalkan meja tersebut namun baru saja berdiri Aksara hendak mengikutinya. Galen memberi isyarat kepada Aksara agar tidak mengikutinya. Galen keluar sedangkan Aksara duduk kembali.
"Kenapa Sa?" tanya Agam mulai curiga.
"Mungkin dicariin papanya, dia kan anak papa," jawab Aksara dengan guyonan khas dia.
"Yee elo giliran serius dibecandain, kalo becanda diseriusin." Agam menonyor kepala Aksara.
"By Agam jahat," adu Aksara pada Bila. Cewek itu mengelus-elus kepala pacarnya.
"Bucin mode on." Agatha memutar bola matanya malas.
Di lain sisi Galen terus menghubungi nomor yang memberi pesan ancaman tadi. Berkali-kali dia telpon tapi nomornya tidak aktif. Galen mengepalkan tangannya dan meninjukan ke arah tembok yang ada di sampingnya.
Galen nanti malam akan menuruti permintaan si pengirim pesan. Dia meredakan emosinya dulu lalu kembali ke kantin. Karena takut jika Aksara atau yang lain curiga.
"Dari mana aja lo?" tanya Agatha begitu Galen duduk di sampingnya.
"Tadi gue habis telpon sama temen gue," jawab Galen menanggapi pertanyaan cewek itu.
"Bukannya temen lo cuma gue." Aksara menatap Galen curiga.
"Yang di Jogja." rencananya Galen memberitahu Aksara saat dirinya sudah berada di area pertandingan. Karena padti Aksara akan melarangnya.
Mereka melanjutkan makan, sambil ngobrol. Galen menatap lurus ke depan, dengan tatapan yang kosong. Pikirannya berkecamuk, hatinya gelisah mengkhawatirkan cewek yang kini berstatus pacarnya itu.
"Kenpa Len?" tanya Agatha saat cewek itu merasa ada yang aneh dengan Galen. Dari tadi di panggil namun tidak menjawab.
"Len?" tanya Agatha lagi sambil menyenggol lengannya.
"Hmm apa?" bukanya menjawab Galen malah tanya balik.
"Gue tanya lo kenapa?"
"Nggak papa," jawaban singkat itu tidak membuat Agatha puas. Namun, cewek itu menahan pertanyaannya karena melihat Galen yang tidak fokus.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEN
Teen Fiction(Revisi) Bagaimana jika dua manusia yang tak pernah akur terikat oleh perjanjian? Sangat mengesalkan bukan. Itulah yang dialami Agatha. Kesialan itu datang saat dirinya benar-benar membutuhkan bantuan. Galen cowok yang selama ini menjafi rival Agat...