Part-18

67 12 0
                                    

Hoam. Agatha menguap lebar, mentari masih malu-malu menampakkan dirinya. Bila yang ada di sampingnya masih tertidur sangat pulas. Sebelum membangunkan Bila, terlebih dahulu Agatha mandi. Tak butuh waktu lama untuk menyeleseikan mandinya. Setelah selesei Agatha membangunkan sahabatnya itu.

"Bil bangun!" Agatha menepuk-nepuk punggung Bila.

"Ehmmm...." Bila yang merasa terganggu, namun tak kunjung bangun. Dia berpindah posisi menjadi telentang.

"Heh kebo bangun!" kini Agatha menepuk paha Bila dengan sangat kencang.

"Hoamm...." Bila menyingkirkan tangan Agatha.

"Bangun!" Agatha mengambil bantal yang ada di kasur, lalu dia pukulkan ke arah Bila.

"Aduhhh!" Bila memegang bantal itu, dan menahannya. Dia berusaha mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu.

"Udah siang woi!" teriak Agatha tepat di sampibg telinga Bila.

"Iye Tha, gak usah pakek teriak teriak!" ucap cewek itu kesal. Dia mengusap-usap telinganya yang tadi diteriaki Agatha.

"Salah lo dibangunin kagak bangun-bangun," ucap Agatha dengan nada kesal.

"Iye iye!" Bila segera bangun menuju kamar mandi, sedangkan Agatha memakai seragamnya.

Setelah Bila selesei mandi, dia juga siap-siap dengan memakai seragam beserta kelengkapannya. Agatha duduk di depan cermin lalu mulai memakai bedak, dan memoleskan lipblam di bibirnya.

"Tha gue make up in biar cetar membahana." cewek itu merebut bedak yang ada di tangan Agatha.

"Nggak, gini aja!" tolak Agatha, dia menyembunyikan bedak yang hendak di rebut Bila.

Bila memulai aksinya dengan bedaknya setelah itu dia memakai liptint miliknya untuk Agatha. Sentuhan terakhir adalah rambut Agatha dia buat cerly. Tidak lupa sedikit sentuhan di pipi Agatha.

Tak banyak berubah dari riasan awal Agatha, tapi mending lah dari pada make up Agatha tadi. Setelah tadi memoles wajah Agatha, Bila duduk di kursi itu dan mulai memberi sentuhan-sentuhan halus pada wajahnya.

Setelah semua siap, mereka berdua turun dengan tas yang ada dibahunya. Sebelum berangkat sekolah mereka menyempatkan makan bersama. Luna pun sudah menganggap Bila seperti anaknya sendiri, tak heran jika Bila sering menginap di rumah Agatha.

"Ayo sarapan dulu," ujar Luna memepersilahkan kedua cewek itu untuk duduk di hadapannya. Sedangkan Geovani di ruang tamu membaca koran, karena dia sudah sarapan tadi.

"Iya tan, hehehe." senyum Bila mengembang.

"Lauknya cuma ginjan Bil." ujar Luna membuat cewek itu menanggukkan kepalanya agak canggung.

"Iya tan."

Setelah selesei mereka pamit kepada Geovani dan juga Luna. "Tan, Om pamit dulu." kedua cewek itu menyalimi tangan Geovani dan Luna.

"Hati-hati di jalan," peringat Geovani. "Pelan-pelan saja, tidak usah mengebut." lanjutnya.

"Siap." mereka berdua menghormat, seperti kepada komandan militer.

Akhirnya mereka berangkat ke sekolah menggunakan mobil milik Bila yang dibawa tadi malam. Di dalam mobil mereka menyalakan lagu kesukaan dan bernyanyi seperti tidak ada beban sedikit pun.

"Eh Tha jadi giman lo sama kak Kenan?" tanya Bila di tengah-tengah lagu.

"Enggak gimana-gimana sih, tapi akhir-akhir ini sering nggak bales chat gue," ucap Agatha menjawab pertanyaan Bila.

GALEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang