Mentor X

7.3K 717 39
                                    

Aku tersenyum lalu membungkuk, mengambil ID card tersebut dengan kedua tangan. "Terima kasih," gumamku dengan suara kecil, mungkin aku terlalu minder berada di hadapannya.

"Nona Choi, saya akan mengantarkan anda ke rumah anda." Ucap seorang staf. "Mohon kerja samanya," aku tersenyum sambil membungkuk kembali pada sang malaikat maut. Malaikat maut itu menampilkan senyum manis. "Mohon kerja samanya juga, kita akan segera bertemu kembali di lain waktu." jawab Dongwook.

Tidak main-main, karisma seorang aktor terpancar darinya, membuat semua orang yang melihat senyumannya akan ikut tersenyum. "Mari, Nona Choi." ucap staf itu kembali. Aku mengangguk lalu mengikutinya.


"Ini adalah asrama trainee Produce X 101," ucap sang staf saat kami melitas didepan bangunan megah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini adalah asrama trainee Produce X 101," ucap sang staf saat kami melitas didepan bangunan megah. Lalu beberapa meter di sebelahnya ada rumah yang tampak minimalis namun nyaman. "Dan disini adalah tempat tinggal anda," Staf tersebut mengeluarkan kunci dari saku celananya lalu memasukkannya ke lubang kunci pintu putih itu. Mataku terpaku pada sebuah plakat silver bertuliskan namaku yang sekarang ini,

Dr. Choi Hyerin.

"besok pagi anda akan dijemput ke studio untuk melakukan syuting pertama, terima kasih." staf tersebut segera meninggalkan tempat. Sepertinya ia sangat sibuk, dilihat dari caranya berbicara yang terburu-buru.

Aku memutar kuncinya lalu membuka pintu, lalu segera terkesima dengan apa yang aku lihat untuk pertama kalinya. Disana terdapat meja kayu, dua buah kursi yang saling berhadapan seperti di ruang kerjaku sebelumnya, lalu dibelakangnya ada sebuah lorong putih.

Ada setumpuk dokumen diatas meja yang menarik perhatianku. Dokumen itu berjudul "Biodata Trainee PDX101".

Aku menutup pintu lalu menguncinya, setelah masuk ke dalam lorong lalu berbelok ke kanan, disana ada sebuah sofa abu dan TV besar yang menempel pada dinding kayu di hadapannya. Aku berjalan mendekati sofa tersebut, dan akhirnya dapat melihat kamar luas bernuansa monokrom.

"Gila, Mnet." ucapku setengah berbisik. Ruangan ini pasti menghabiskan banyak dana. Saat aku sampai di kamar, membelakangi kasur, disana ada pintu lain. Aku mengeceknya, dan ternyata itu adalah kamar mandi.

Aku melihat ke langit-langit ruangan, mencari CCTV, dan pada akhirnya, aku tidak dapat menemukannya.

Setelah berbenah sedikit, aku akhirnya merasa cukup nyaman di rumah itu. Aku kembali ke ruangan pertama, ke meja kerja, lalu mengambil dokumen biodata trainee dan membacanya satu persatu.

Keesokan paginya, aku menunggu staf datang mengetuk pintu. Setelah itu, kami segera berangkat menuju studio. Rasanya ini benar-benar aneh karena aku belum pernah mimpi se-detail ini. Bahkan rasanya seperti tidak sedang bermimpi.

Setelah sampai di studio, lalu segera digiring ke backstage untuk dirias. Disana ada Yoomi dan Cheetah yang sama sama sedang dirias.

Begitu mata kami bertemu, aku segera membungkuk sopan sambil tersenyum. "Oh, apakah kau mentor X itu? Kau tampak begitu muda ya!" ucap Yoomi tersenyum. Aku hanya tertawa malu karena pujiannya.

My X Mentor || Produce X 101 ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang