Aku menunggu di sebuah ruangan yang tidak jauh dengan kelas evaluasi, kelas evaluasi berarti mereka harus tampil di hadapan para juri dengan apa yang sudah mereka latih selama seminggu ini.
Aku menatap handphoneku dan menghela nafas pelan, tidak ada trainee yang menggenggam handphone saat ini, jadi pasti group chat produce sepi kayak hati author.
Tidak lama kemudian, tim Twit masuk ke dalam.
"Bagaimana kelasnya?" tanyaku antusias karena akhirnya ada yang menemaniku di ruangan ini. Hyeop sedang tersenyum senang, sepertinya ia mendapatkan pujian. "AKU DIPUJI DONG HUHU" Hyeop meremas kedua tanganku yang ia genggam, "Oh ya? Selamat ya Hyeopi~" Aku ikut senang melihatnya yang rusuh karena pujian para trainer tadi. "Gimana penampilan kalian?" tanyaku penasaran, pasalnya aku sekarang tidak bisa mendampingin mereka latihan, hanya mereka yang bisa mendatangiku jika membutuhkan sesuatu.
Eunsang sudah membuka mulutnya, tapi tatapan dingin Lee Midam membuatnya kembali bungkam. "Kenapa? Eunsang?" tanyaku bingung. Eunsang hanya memasang senyum manisnya lalu menggeleng. "Semuanya berjalan benar-benar lancar, kau tidak akan mempercayainya, tim ini bagus banget." cerita Seokhwa dengan bahasa setengah formal.
"Iya, intinya semuanya lancar, tapi sepertinya hanya itu yang bisa kami ceritakan," ucap Midam sambil menatap trainee yang lain. "Ya benar sekali," Junghwan berdeham lalu mengangguk,menyetujui perkataan Midam. "Loh..?" aku menatap member tim Twit satu-satu, mereka seperti menyembunyikan sesuatu. "Ada apa? Kasih tau dong.." Aku menatap Eunsang, memohon. "Um.. nanti aja, noona.." jawab Eunsang, ia malah mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Sepertinya ada sesuatu, tampak jelas dari Midam yang memampang senyum tipis di wajahnya. "Hoo, ya sudah, kalian boleh istirahat." Aku membuka pintu kembali, membiarkan para trainee pergi keluar, terkecuali Midam. Aku langsung menggenggam tangannya, menahannya untuk pergi keluar ruangan. "Eh sebentar, Midam, ada yang pengen aku omongin bentar," ucapku sekedar basa-basi, cuma biar member tim Twit yang lain engga curiga.
Sebaliknya, Midam menatapku penuh curiga. "Ya sudah, kalian duluan saja, istirahat." ucap Midam ke rekan satu timnya. Sekarang hanya ada Midam dan aku di ruangan ini. "Apa sih yang kamu sembunyiin?" tanyaku. Midam terdiam sesaat, menatapku dalam.
"Sebuah kejutan," jawabnya tanpa ekspresi.
"Kejutan apa? Kamu bikin penasaran ih, pokoknya tanggung jawab!" ucapku, engga suka ngeliat mereka main rahasia-rahasiaan.
Midam kembali diam, ia tertawa ringan, "tanggung jawab?" gumamnya.
Midam melangkah maju, membuatku refleks mundur agar tidak menabrak, tapi ternyata punggungku tertahan tembok. Midam mengangkat sebelah tangannya, menyandarkannya ke tembok, ia menatapku dengan kedua mata dinginnya, lalu perlahan mendekatkan bibirnya ke telingaku.
"Kamu bilang kami imut, ini pertanggungjawabanmu." bisik Midam dengan suara serak.
"Sampai nanti, mentor." Midam langsung pergi sambil tersenyum begitu saja setelah melakukan hal semacam itu.
Aku menaruh tanganku di dada, rasanya jantungku mau meledak.
"astaga Lee Midam.. Waktu itu kan aku bercanda.." Aku menghela nafas.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya tim Me After You memasuki ruangan. "Hyerin? Muka kamu kenapa? Kok merah gitu?" Seungwoo menangkup wajahku dengan kedua tangan besarnya lalu menatapku khawatir. "Emmm... Gapapa kok," aku menggigit bibir bawahku. Di sisi kanan Seungwoo ada Yohan, sedangkan di sisi kirinya ada Hyunbin, mereka berdua sama-sama menatapku khawatir.
"noona sakit?" tanya Junho. Yohan meletakkan tangannya di dahiku, "hm.. Ga terlalu panas sih, biasa aja." jawab Yohan. "Iya, emang.. Emang gapapa kok, yuk langsung mulai mentoringnya aja." ajakku. Mereka berlima duduk masing-masing di kursi yang telah di sediakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My X Mentor || Produce X 101 Imagine
Fanfiction[END] Pulang kuliah, kamu ngerasa capek banget dan memutuskan untuk cepet-cepet istirahat di rumah. Untungnya, hari ini adalah hari pertama acara yang kamu tunggu-tunggu ditayangin, Produce X 101! Kamu udah duduk manis di depan meja belajar di kamar...