Hari ini, aku udah bangun pagi-pagi banget supaya aku ga dikerem lagi di rumah.Aku cuma pengen ngabisin hari ini bersama para 60 trainee.
Is that too much to ask, Mnet?
Aku gak bakal ngelakuin sesuatu yang nekat kok, walaupun emang aku waktu itu kesel sendiri sama kelakuan Mnet dan kelepasan.
Setelah dinasehatin Midam, Eunsang, Seungwoo, dan trainee yang lain, aku sekarang jadi lebih sadar kalau tindakan gegabah itu malah bisa berakhir buruk—pemecatan.
"Izinkan aku ikut nonton, aku gak bakal ngapa-ngapain kok," ucapku, langsung ke atasan Una. Mungkin Una bakal mogok masak kalau tau kelakuanku yang kayak gini.
"Kenapa kamu ngebet banget pengen nonton pembacaan rankingnya?" tanya staf yang engga kuketahui namanya itu. Aku langsung diem, kenapa ya?
"Mungkin karena mereka semua temenku? Aku pengen ngeliat nama mereka dipanggil, nyampain pidato, terus duduk di kursi masing-masing." jawabku. Staf itu malah ketawa, "temen? rekan kerja kali," ucapnya.
Aduh stafnya minta digigit.
"Hehe, udah deket banget soalnya, udah kayak bukan rekan kerja," aku senyum sambil gigit bibir bawahku. "Kamu baperan ya? Padahal cuma mentor, gausah dibawa hati kali." stafnya senyum miring.
INI ATASAN UNA??? AUTHOR GA SALAH???
ngga rin, -author
Aku senyum lebar, tanganku udah kukepal erat, aku gak peduli dia mau ngomong apa, yang aku mau cuma dibolehin nonton pembacaan ranking doang. "ah, tapi-" aku udah siap ngedebat lagi sama staf nyebelin satu ini.
"Rin, ayo siap-siap nonton," suara Dongwook-daepyonim terdengar dari belakangku, dan gak lama kemudian tangannya nyusul merangkulku. "Eh, daepyonim," aku tersenyum ke arahnya. "Ada apa?" tanya daepyonim awalnya menatapku lalu menatap staf itu. "Engga apa apa, daepyonim." jawab stafnya sopan.
oh gitu ya, cuma karna aku ga terkenal, sikapnya jadi seenaknya ya, bagooss
Aku berterima kasih sama daepyonim, urusannya jadi jauh lebih gampang berkat campur tangannya daepyonim.
Shooting dimulai, trainee mulai bermunculan dengan pose lucu-lucunya. Anak Woollim, anak Starship, anak TOP Media, anak Plan A, anak Maroo, anak Jellyfish, anak Brand New Music, anak YG dan lainnya masih pada lengkap.
Apakah bakal bertahan terus sampai nanti?
Aku memutuskan untuk diam di belakang, agar tidak ada trainee yang menyadari kehadiranku disini. Sesuai kata-kataku sebelumnya, aku hanya ingin menonton, aku gak bakal ngelakuin hal lain.
Semuanya berjalan seperti biasa, ada trainee yang naik-dan turun, satu-satu dipanggil dan memberikan pidato di depan. Lee Jinhyuk sepertinya naik banyak peringkat berkat benefit vote yang didapatnya kemarin saat bagian Turtle Ship.
Lalu saat pengumuman ranking ke-10, Dongwook-daepyonim berhenti sesaat lalu menanyakan staf apa skrip yang ia akan bacakan itu benar.
"Siapa?" aku penasaran, para trainee mulai ribut sambil menyebutkan nama-nama kandidatnya. Antara trainee ini naik atau turun pesat.
"Jellyfish Entertainment, trainee Kim Minkyu." Dongwook-daepyonim mengumumkan. Biasanya para trainee akan bertepuk tangan setiap ranking diumumkan, tapi kali ini tidak. Satu studio dipenuhi dengan tarikan nafas terkejut. Aku juga terkejut, bahkan kursi yang kududuki sampai oleng ke belakang, mau jatuh.
Hyerin bego bego bego bego kalo jatuh nanti berisik terus harus dishoot ulang terus nanti dimarahin staf, aku merutuki diriku sendiri, lalu tiba-tiba seseorang menahan kursinya dan mengembalikkannya ke posisi semula.
Aku menoleh ke belakang untuk melihat siapa orangnya. Ternyata itu Una, wajahnya datar dan tatapannya tajam, kayaknya dia tau aku yang ngotot mau nonton. Aku cuma bisa ngasih cengiran.
Setelah kembali duduk tenang, suasana studio tetap mencekam. "Kenapa?" tanya Mingyu yang ikut membeku karena seisi studio juga membeku. "T-tolong peluk dia," ucap Seungyeon, kasihan sama Mingyu yang kebingungan. "Tepuk tangan, pokoknya tepuk tangan sajalah." ucap Dongbin. Seperti mantra beku yang mengenai para trainee sudah hilang, seisi studio akhirnya dipenuhi riuh tepuk tangan kembali.
"Trainee Kim Mingyu, terlihat di episode sebelumnya kalau kau menahan diri untuk menangis di hadapan kamera. Apa kau memang tidak suka menangis atau itu karena sedang berada di hadapan kamera?" tanya Dongwook-daepyonim. "Ah..aku.. aku bisa saja menangis, hanya saja aku pikir sekarang ini bukan waktu yang tepat untuk menangis, jadi aku mencoba untuk menahannya." jawab Mingyu. "Hm... menahan diri untuk menangis itu baik, tapi menangis juga baik, kau tidak harus menahan semuanya dan bisa berbagi, bisa bersandar, ke yang lainnya." Dongwook-daepyonim menoleh ke arahku sesaat lalu kembali menatap Mingyu. "Iya, aku pasti akan melakukannya." jawab Mingyu, tersenyum tipis.
Rasanya sakit melihat senyum yang seperti itu, aku ingin mengobatinya. Ingin membuat senyum tipis itu menjadi senyum senangnya yang biasa.
Dari sisi ini aku tidak bisa melihat siapa saja trainee yang belum dipanggil, tapi aku mengetahuinya. Bagaimanapun aku sudah cukup hapal dengan nama mereka.
Gak kerasa pembacaan ranking udah nyaris selesai, sekarang perebutan kursi pertama antara dua TOP Media, pertama kalinya dalam sejarah Produce, perebutan kursi pertama dari agensi yang sama. Iya, Jinhyuk dan Wooseok udah berdampingan di atas podium udah kayak lagi hajat.
Wooseok sadar dengan kehadiranku, dan dia tersenyum tipis sambil ngeliat ke arahku.
Bener kan, seok, kamu bisa berdampingan ama Jinhyuk, aku ikut senyum.
Ternyata mahkota nomor satu belum bisa direbut sama orang lain, Wooseok masih bisa mempertahankannya dan Jinhyuk menduduki kursi nomor 2.
Pengumuman ranking terakhir, ranking ke-30. Kandidatnya antara Dongyun dan Changwook, ironisnya keduanya merupakan anak Woollim, agensi yang sama.
Di acara ini, bahkan kita harus siap untuk mengorbankan teman sendiri, ya?
Aku cuma bisa tersenyum pahit nontonin drama yang Mnet buat sekian rupa. Changwook lolos, Dongyun gagal. Dongyun tampak menangis, bagaimanapun juga Dongyun, Minseo dan Moon Junho ditinggalkan oleh para trainee Woollim lain. Mereka udah ga lengkap lagi. Anak starship juga kehilangan bulannya. Iya, mas bulan ga berhasil lolos sesuai prediksinya.
Yang pahit selalu aku rasakan disaat seperti ini adalah, ga ada yang bisa aku lakukan untuk mereka. Aku gak bisa bikin mereka debut. Aku cuma bisa jadi sandaran bagi mereka yang lelah.
Apa itu cukup?, aku selalu nanyain hal itu ke diriku sendiri.
"Tapi ini belum berakhir," ucap Dongwook-daepyonim. Semua mata terarah padanya.
"AAP. Y trainee Lee Midam, apa yang sangat anda sesalkan saat anda tereliminasi?" tanya Dongwook-daepyonim. Lelaki ganteng kalem itu berdiri, "aku menyesal karena aku rasa masih banyak hal yang aku punya dan belum sempat aku tunjukkan kepada produser nasional." jawab Midam.
"Ah.. aku mengerti, maka dari itu sekarang diadakan kebangkitan X." ucap Daepyonim.
....kebangkitan X?
........apa Mnet tengah bercanda...?
Para trainee yang tereliminasi sudah merasa cukup sakit dan sekarang Mnet ingin melakukan dua kali eliminasi? OKE.
Setelah shooting selesai, para trainee yang tereliminasi langsung kembali diarahkan di aula dan dititah untuk mengganti bajunya dengan baju berwarna hitam, baju yang sama dengan baju kelas X di awal permulaan acara.
"...."
Apa yang baru aja terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
My X Mentor || Produce X 101 Imagine
Fanfiction[END] Pulang kuliah, kamu ngerasa capek banget dan memutuskan untuk cepet-cepet istirahat di rumah. Untungnya, hari ini adalah hari pertama acara yang kamu tunggu-tunggu ditayangin, Produce X 101! Kamu udah duduk manis di depan meja belajar di kamar...