13th Day Off! [Lee Jinwoo]

1.5K 229 47
                                    

Liburan seminggu pun akhirnya tiba. Ya, libur selama seminggu sebelum eleminasi kedua diadakan. Para trainee bisa mengistirahatkan fisik mereka, tapi tetap saja mental mereka tidak akan tenang.

Pakaian Jinwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pakaian Jinwoo

Sekarang ini aku berada di kantin kosong sambil ditemani si manis Jinwoo, dia bilang dia bosan dan ingin bermain game denganku. "Mau main apaan emang?" tanyaku, membalas tatapan mata bulat Jinwoo. Jinwoo, sambil menyemil es krim strawberry, menatap langit-langit kantin, ia sedang berpikir.

"Truth or Dare, yuk?" Jinwoo tersenyum imut. "Hmm, ayok," jawabku.

Main ToD dengan Jinwoo, tidak akan ada hal yang aneh terjadi kan? Lagipula Jinwoo itu innocent, yang berbahaya itu kalau aku main ToD bareng Wooseok. Ya ga?

"Ayok, siapa duluan?" tanyaku. "Yuk, suit." jawab Jinwoo antusias.

"Noona kalah, noona mau milih apa?" tanya Jinwoo. "Umm, truth dulu aja deh." ucapku, pemanasan sebelum game seriusnya dimulai.

"umm.." setelah berpikir cukup lama akhirnya Jinwoo mendapatkan pertanyaannya, "menurut noona Jinwoo ini orangnya kayak gimana?"

Lah, pertanyaannya gampang banget.

"Jinwoo itu baik, unyu, uwu-uwu gitu, soft soft. Jinwoo imut terus disukain sama banyak orang, terus rame orangnya suka bercanda, kayaknya Jinwoo bisa bikin orang jadi gila gara gara keimutan Jinwoo." jawabku spontan, Jinwoo yang mendengar jawabannya hanya mengangguk-angguk.

"yuk lagi,"

Kali ini aku yang menang, "Truth or dare jinu?" tanyaku. "Truth juga deh," Jinwoo tersenyum kecil, mata bulatnya menyipit sedikit. "Menurut Jinwoo, noona orangnya gimana?" tanyaku balik.

"Humm," Jinwoo pout kecil.
"Noona itu cantik, baik, pengertian, tapi ceroboh orangnya, terus kagetan, tapi baik banget, peka banget. Pokoknya Jinwoo sayang noona," jawab Jinwoo. "Ahh, kamu lucu banget kenapa sih," Aku mengusak rambut Jinwoo dengan lembut.

"Lagi yu lagi,"
Kali ini juga aku yang menang, dan Jinwoo milih dare. "Itu tuh, ke ibu kantin, bilang "makanannya enak bu, makasih banyak ya,"," tantangku pada Jinwoo. "Ah, itu mah gampang," Jinwoo langsung berdiri.

"Eh tapi aku ngomongnya gimana?" tanya Jinwoo balik.

Katanya gampang...

"ya ngomong aja, kan ibu kantin sering ketemu Jinwoo, pasti hapal kan? Kayak lagi muji masakannya aja." ucapku. "Ohh, sip sip." Jinwoo berjalan menuju ibu kantin dengan pede.

Setelah Jinwoo melakukan dare-nya, ia kembali sambil membawa seporsi puding. "Dikasih puding sama ibu kantinnya.." ucap Jinwoo sambil duduk kembali di hadapanku. "Yey, untung kan?" aku bertepuk tangan.

Ibu kantinnya baik banget emang.

Selesai makan es krim, Jinwoo pun memakan pudingnya, sambil sesekali nyuapin aku.

Game truth or dare itu terus dilanjutkan, sampai puding Jinwoo habis.

Akhirnya setelah beberapa kali menang, kali ini aku kalah. "Dare terus ah supaya greget." ucapku.
"Ohh noona dare ya," Jinwoo tersenyum, mungkin ia merencanakan sesuatu. "Cium aku," ucap Jinwoo.

Eh?

"Eh? Dimana?" tanyaku. "Disini!" Jinwoo menunjuk dahinya sambil tersenyum manis. Karena itu biasa aja, aku pun mencium dahi Jinwoo tanpa berpikir macam-macam.

"yuk lagi," ucapku, siap-siap suit.

Lalu Jinwoo menang lagi.

"Cium aku," ucap Jinwoo lagi, ia menunjuk pipi kanannya sambil tersenyum. Aku tertawa, lalu mencondongkan wajahku ke wajahnya, mengecup pipi gembil itu.

...lalu selanjutnya Jinwoo menang lagi.

"Cium aku," Jinwoo menunjuk ujung hidungnya, lalu aku menurutinya.

........dan Jinwoo menang lagi.

"Cium aku," Jinwoo menunjuk bibirnya. Senyum innocent itu udah ilang entah kemana, berganti dengan playful smirk.

Ini anak siapa ya????

"Eh.. Masa.." aku tertawa kosong, gatau harus ngapain. "Kalau gitu, biarin Jinwoo cium noona," ucap Jinwoo, tatapan mata bulatnya berganti menjadi lebih tajam.

"um... Yaudah, boleh." ucapku.

Jinwoo gabakal ngapa-ngapain kan?

Jinwoo berdiri dari duduknya lalu menyisir poninya ke belakang dengan tangannya, perlahan ia mencondongkan wajahnya mendekati wajahku.

Sorot mata bulat itu tidak lagi lembut, tapi sudah berganti dengan yang lebih mengintimidasi.

Sejak kapan Jinwoo kayak gini?

"Noona bilang Jinwoo bisa bikin orang jadi gila gara gara keimutan Jinwoo... " Jinwoo memberi jeda sebentar, matanya bertatapan dengan mataku intens. Napas hangat Jinwoo bahkan sudah bisa aku rasakan berhembus di dekat bibirku. "...tapi noona gatau ya, kalau Jinwoo juga bisa bikin orang jadi gila dengan hal lain?" jinwoo terkekeh pelan.

Tangan kanan Jinwoo menemukan jalannya menuju tengkuk leherku, dengan lembut ia mendorongnya sedikit.

Aku pun spontan menutup mata. Jantungku berdegup luar biasa kencang, aku gak tau harus ngapain.

'Cup.'

"ehehee," Jinwoo tertawa imut, ciumannya yang tadi mendarat di pipiku. "Hyung, udah nih." ucap Jinwoo menoleh ke belakang.

Eh?

Wooseok muncul dengan tatapan bangga dari kolong meja, "mantap anakku udah gede." ucapnya. "Ehehe, aku malu banget tapi hyuuung," Jinwoo menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Nih nih es krimnya," Wooseok menyodorkan sebungkus es krim baru. "Yey!! Makasih hyung!" Jinwoo tersenyum senang, sementara aku masih cengo karena ga ngerti keadaan.

"Gimana rin? Jantungnya gapapa?" Wooseok merangkulku.

Kamu ya dasar—

"Wooseok!! Apa-apaan ih??" pekik aku. "Aku tadi juga lagi main truth or dare ama Jinwoo, yaudah aku kasih dare ini." Wooseok tersenyum licik.

Senyumnya ganteng sih tapi tetep aja, licik.

"kenapa? Kecewa gajadi dicium?" tanya Wooseok, aku pun memukulnya pelan, "apa sih?"

"Aku siap gantiin kok, mau?" Wooseok menggigit bibir bawahnya seduktif.

"TAU AH" Aku langsung bangkit dari kursi, berjalan keluar kantin.

"Kan-" Jinwoo yang sibuk makan es krim menatap Wooseok dengan tatapan datar. Wooseok hanya tertawa.

"Untung cuma segitu, kalo dituntasin dia pingsan kali." ucap Wooseok tertawa lugu ketika mengingat ekspresiku.

"tumben diem di rumah?" Una bingung saat menemukan aku yang berbaring di sofa sambil main hp. "gatau ah, diluar serem banyak serigala." ucapku.

Iya, dari kemarin rasanya aku jadi kelinci diantara banyak serigala buas.
Tapi.. Adakah serigala yang ga buas?

My X Mentor || Produce X 101 ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang