"Hyerin," panggil Dongwook-daepyonim, setelah kemarin-kemarin aku memintanya untuk menjadi tidak terlalu formal dan memanggil namaku saja. "Ya?" Aku segera menengok ke arahnya. "Hwaiting," Dongwook-daepyonim mengambil micnya, ia tersenyum ke arahku sambil menaikkan kepalan tangannya. "Ya, Hwaiting!" aku membalasnya.
8 Grup, 16 Stage, 100 Trainee.
Hari inilah puncaknya.
Hari ini adalah hari paling sibuk setelah aku bekerja disini. Bahkan pagi ini, Una sudah menghilang dari rumahku sebelum jam menunjukkan pukul 5.
Aku menonton penampilan trainee di luar ruang tunggu trainee.
Tidak akan ada kamera yang menyorotku, karena aku hanyalah mentor mereka, bahkan pelatih pun bukan. Semakin banyak episode berlalu, semakin menghilanglah aku dari depan kamera, tapi sebaliknya jika di hati para trainee. Sejujurnya, tentu saja aku tidak peduli dengan kemunculanku di depan kamera, bahkan aku tidak peduli dengan gajiku sendiri disini, yang penting aku bisa menjaga 101 trainee ini.
Dikurangi Im Siu yang mengundurkan diri, berarti tinggal 100 trainee.
Rasa penasaran telah menemaniku semenjak aku duduk di ruangan ini, pasalnya semenjak aku datang, aku belum sempat melihat trainee yang sudah dirias, aku hanya sempat bertemu Midam, dan ia pun belum dirias.
Apakah mereka akan masih menjadi trainee yang kukenal diatas panggung nanti?
Tim EXO dipanggil terlebih dahulu, aku melihat Wooseok dan Seobin keluar dari ruang tunggu bersamaan. Aku tidak sengaja bertemu mata dengan Wooseok, jadi aku tersenyum sambil melambaikan tangan.
Wooseok menoleh ke arah Seobin yang ada di belakangnya lalu menunjuk ke arahku, Seobin tertawa lalu mengangguk.
apa? mereka ngomong apa? mau ngapain? , pikirku seketika karena curiga.
Wooseok berjalan ke arahku, tapi aku tidak melakukan apapun. Wooseok tiba-tiba menyandarkan tangan kanannya ke dinding di belakangku, ia melakukan pose 'kabe don' padaku. Wooseok menatapku dengan mata setengah terbuka, tapi tatapannya tajam, ia tersenyum sinis. "Hyerin-ah.." bisiknya dengan suara yang begitu dalam.
sial
Seobin memegang bahu Wooseok dengan tangan kanannya, lalu mengangkat daguku dengan tangan kirinya, sambil tersenyum juga, dengan tatapan mata yang sama-sama tajam, ia mendekatkan wajahnya dengan wajahku.
Jantungku tentu saja sudah tidak tenang, tapi kalau aku menunjukkannya di depan mereka, mereka pasti akan semakin menjadi-jadi. "Sebentar lagi kalian tampil loh, cepet ke backstage gih," ucapku, sebisa mungkin berbicara biasa dengan santai.
"Yah, Hyerin ga rame," Ekspresi Seobin dan Wooseok yang awalnya garang kembali menjadi biasa. Aku cuma bisa tertawa, "emang kalian pengennya gimana?" tanyaku. "Gatau ah aku mau ngambek," Wooseok manyun. "Nanti aja ngambeknya setelah tampil," Aku memeluk Wooseok, menepuk-nepuk bahunya. Setelah Wooseok, aku juga melakukan hal yang sama pada seobin.
"Lakukan yang terbaik ya, kalian." ucapku sambil tersenyum. "Pasti." jawab Seobin mantap. Setelah mereka, Yunseong dan Minhee juga ikut menuju backstage sambil bergandengan tangan. Aku juga memeluk mereka berdua sambil menyemangatinya. Sejin, Seongjun, dan Sihun juga berjalan bersama menuju backstage.
ini si Seobin anak ilang atau gimana dah, kenapa pada kepisah-pisah tuh tim MAMA.
Setelah menyemangati mereka, Hangyul dan Seungyoun muncul. Dada mereka.. terekspos. "Wah, wah," ucapku melihat mereka. Hangyul dan Seungyoun seketika menutupi dada mereka dengan tangan sambil tertawa malu. "itu tampak bagus kok, ga usah ditutupin." aku bercanda. "Heh-" Hangyul menegurku. Aku juga menyemangati mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My X Mentor || Produce X 101 Imagine
Fiksi Penggemar[END] Pulang kuliah, kamu ngerasa capek banget dan memutuskan untuk cepet-cepet istirahat di rumah. Untungnya, hari ini adalah hari pertama acara yang kamu tunggu-tunggu ditayangin, Produce X 101! Kamu udah duduk manis di depan meja belajar di kamar...