Aku tidak pernah menyangka 4 hari ini selesai dengan begitu cepat, hari ini adalah hari dimana para trainee dapat merubah kelas mereka.
Benar, hari ini adalah hari evaluasi.
Walaupun kemarin aku sudah berbincang dengan para trainee lebih lama dari biasanya, tetap saja jika tidak bertemu dengan mereka sehari ini membuatku merasa janggal. Aku benar-benar tidak diizinkan untuk meninggalkan rumah ini. Una, staf pribadiku sedang duduk di hadapan meja kerjaku, menatapku yang duduk di kursi kerja sambil merenung.
"Kau tau mereka akan melakukan yang terbaik kan?" tanya Una. "Tau kok, cuma ya.. Aneh aja gitu ga ketemu seharian." jawabku. "Alay, ntar malem juga kalau mereka ada yang pengen curhat ke kamu kan pasti ada yang datang.." komentar Una. "tetep aja" balasku.
Hari ini terasa berjalan lebih lama dari biasanya, mungkin karena aku tidak melakukan apa-apa.
Sekitar jam 12, Una memesan ayam goreng krispi bbq, corndog mozarella, odeng, cumi bakar, kepiting bakar dan banyak lagi. "Ini apa Una?" tanyaku. "Makananlah, kamu ga liat?" jawab Una.
Walaupun Una adalah gadis yang pendek dan imut, sebenernya mulutnya tajam.
"ya maksudnya ngapain beli jajanan banyak banyak? Kan-"
"kamu gabisa makan di kantin hari ini, kan kamu ga boleh keluar." jawab Una, memotong ucapanku.
"parah ih aku diisolasi.. ㅠㅠ" aku nangis. "bacot, udah nurut." Una menyumpal mulutku dengan ayam goreng krispi. "nyem... Heem.." ucapku sambil mengunyah ayamnya.
"lagipula kita bisa nonton episode produce yang udah lalu." Una menyalakan TV lalu mengganti channelnya. "Udah berapa lama kamu kerja disini?" tanyaku. "Hm.. Ga terlalu lama, sekitar 3 bulan sebelum PDX101 dimulai mungkin" jawab Una.
"Guanlin ganteng banget ya ga"
"Ong sih"
"Daniel."
"Daniel."
"IYAHAHAH DANIEL."
"Daniel belom debut solo ya?"
"iya belom."Ga kerasa, setelah diisolasi sama Una dan jajanan, jam dinding diatas TV menunjukkan pukul 3 sore. Bel pintu terdengar. Aku dan Una segera saling tatap. "Bukan ngeliat gw bego, buka sono pintunya" Una ngegas karena suasana awkward mulai terasa. "Iya iya iya" Aku segera mengelap mulutku dengan tisu lalu berjalan menuju pintu.
Una.. Mirip.. Nana ya.. Suka ngegas gitu
Saat aku membuka pintu, aku terkejut dengan sosok yang berdiri disana, Yoon Seobin.
"Seobin, perekaman re-evaluasinya sudah selesai?" tanyaku basa basi. "Sudah.." jawab Seobin lesu, tampaknya ia tidak berhasil melakukan yang terbaik. "Oh.. Ayo masuk," Aku berjalan menuju kursi kerjaku dan mempersilakan Seobin duduk di hadapanku.
"Ada yang ingin kau ceritakan?" tanyaku. "Aku melakukannya dengan sangat sangat buruk." ucap Seobin.
Aku sedikit tidak yakin, mengingat Seobin adalah trainee dari JYP, seburuk apa memangnya penampilan re-evaluasinya?
"Kenapa kau merasa begitu?" tanyaku lagi. "Yang lain menari dengan bagus walaupun mereka tidak dapat menyanyi dengan sempurna, atau sebaliknya, sedangkan aku tidak keduanya." ucap Seobin dengan tempo bicara cepat. Ia terdengar kesal.
"Yha.. Mau bagaimana lagi.. Reevaluasinya sudah selesai kan? Masih ada kesempatan lain sebelum eliminasi pertama kok." Aku menyandarkan diri ke sandaran kursi, menatap Seobin yang duduk disana.
"Saat para trainee lain melihat aku membuat kesalahan, mereka tampak seperti 'Trainee JYP kok seperti itu? Aku bisa lebih baik' padahal aku juga sama sama berusaha disitu." ucap Seobin.
"Oh.. Ya.. Mereka terintimidasi sebelumnya karena kamu meraih kursi pertama di pertemuan pertama, terlebih lagi kamu dari agensi besar." Aku mengangguk. "Apa kamu merasa terbebani dengan ekspetasi semua orang?" tanyaku. Seobin terdiam sesaat lalu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My X Mentor || Produce X 101 Imagine
Fiksi Penggemar[END] Pulang kuliah, kamu ngerasa capek banget dan memutuskan untuk cepet-cepet istirahat di rumah. Untungnya, hari ini adalah hari pertama acara yang kamu tunggu-tunggu ditayangin, Produce X 101! Kamu udah duduk manis di depan meja belajar di kamar...