Epilogue

3.8K 361 146
                                    

Lelaki muda berpakaian serba hitam itu menatap rekannya dengan tatapan bingung.

"Ada apa?" tanya sang objek yang tengah diperhatikan.

"Tidak, aku hanya bingung. Kenapa kau harus repot-repot bertemu dengannya? Bahkan sampai berubah wujud menjadi manusia? Sampai kau berikan barang pusaka semacam jam hitam itu? Padahal kan, kau bisa langsung mengembalikannya ke dimensinya sendiri, dan menghapus ingatan semuanya, juga mengulang kembali waktu dari titik setelah quantum leap terjadi." manik hitam kelam milik pemuda itu menatap rekannya dengan sorot penuh tanya.

Lalu lawan bicaranya terkekeh pelan, "Begini, anak muda. Kita sebagai penjaga ruang dimensi dan waktu itu tidak seharusnya melakukan kesalahan, kan,"

"—tapi kau melakukannya." potong pemuda itu tak sabaran.

"Benar. Dan seharusnya tidak mungkin aku melakukan kesalahan. Kesalahan yang terjadi sebelumnya memiliki selang waktu ratusan tahun, tetapi kembali terjadi, tanggal 26 April 2019. Kau tahu apa artinya?" Pria itu menunggu jawaban dari sang pemuda, namun si lawan bicara tidak kunjung berucap.

"Kesalahan itu memang sudah ditakdirkan, dan akan menyebabkan suatu hal di masa depan di dimensi sana."

Akhirnya aku belajar bahasa korea, bahkan sampai privat sama kakak tingkat yang kebetulan fasih bahasa korea.

Berkali-kali aku mengecek waktu, melirik ke jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiriku.

Sebentar lagi pesawat yang bakal aku tumpangi akan berangkat.

Kemana?

Menuju negeri gingseng.

Gila rasanya, setelah dapat mimpi yang terlalu terasa nyata dan jelas tentang ajang survival idol, akhirnya aku kesampean buat datang ke fansign pertamanya X1!

Benar, X1 adalah grup finalis Produce X 101 yang telah didebutkan tanggal 27 Agustus 2019.

Waktu itu, sempet kenalan sama orang korea, temen kakak tingkat yang jadi guru les. Nah, kebetulan, dia juga suka banget sama X1.

Kita sering ngobrol berdua pakai bahasa korea, supaya aku juga makin fasih, dan dia juga ngebantu pelafalannya.

Waktu itu dia menang fansign, seneng banget, tapi sayang sekali dia gak bisa hadir ke korea karena lagi ada kerjaan di eropa.

Tadinya sih, tiket itu mau dia jual.

Tapi dia inget aku.

Entahlah, mungkin dia definisi manusia berhati malaikat, dia akhirnya nyuruh aku buat datang aja ke fansignnya, dia juga yang bayarin ongkos dan sebagainya.

Fyi, dia emang orang tajir.

Gila, kapan lagi ada kesempatan kali ini? Peluang satu dari seratus satu juta.

Emang beruntung bukan main.

Pertama kalinya datang ke fansign, berasa udik. Tapi untung aja langsung nemu temen baik, kebetulan kita sebelahan, namanya Jihyun.

Jinhyun manis, punya gigi kelinci mirip Chipa, juga baik, mau ngejelasin semua hal tentang fansign.

Nah, sekarang saatnya, giliran aku naik panggung fansign.

Aku ga merasa asing sama member X1, itu yang pertama kali aku rasain.

Tapi pastinya, mereka merasa asing sama aku kan? Wajahku udah beda, namanya juga beda, terus kata si tuan tanpa nama, memori mereka tentang aku juga bakal dihapuskan.

My X Mentor || Produce X 101 ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang