16th Day Off! [Park Yuri]

1.1K 208 28
                                    

Di sudut kantin, 7 orang berkumpul untuk bermain kartu.

Aku, Jinhyuk, Seungwoo, Dongpyo, Yuvin, Baekjin, dan Kookheon.

Dongpyo kayak salah alamat emang, tapi dia beneran lagi bosen, soalnya temen temen per-bayi-annya lagi pada bobo siang. Dongpyo kan kebo, jadi emang udah bangun siang, masa mau tidur lagi?

Demi membunuh waktu, akhirnya kita main cangkulan. Tau kan? Kalau gatau search gugel aja heheh.

"Hyerin lumayan jago ternyata ya," puji Kookheon setelah ia melihat aku menang untung ke-4 kalinya. "Lumayan? Aku udah 4 kali menang loh.." Aku tersenyum sombong. "Nah biasanya kalo orang abis sombong tuh langsung kalah." ucap Yuvin yang sedang membereskan kartu karena ia kalah di ronde ini.

"Malu ya vin? Masa kalah sama anak SMA?" goda Baekjin, Dongpyo cuma ikut cengengesan. "Eh, belom ngeliat aja jurus andalan gw," ancam Yuvin, tapi wajahnya lawak. "Sori nih vin, tapi lu udah ngomong gitu dari ronde kedua," Jinhyuk tertawa iba.

Mungkin kali ini emang pada dasarnya Yuvin yang hoki, jadi dia yang menang. "Yah, yuvin-hyung yag menang, udahan yuk." Dongpyo merapihkan kartunya.

"Pas gw menang aja langsung udahan," Yuvin cemberut. "Utututu, jangan cemberut dong~" Aku mencubit pipi Yuvin. "Nda mau ah, upin mau malah!" Yuvin aegyo.

Kookheon langsung menjerit geli, ia mencakar cakar Jinhyuk yang ada di sebelahnya, sementara mata Dongpyo langsung ditutup sama kedua tangan Seungwoo.

"JIJIK VIN SUMPAH" pekik Kookheon. "Iya, tau kok," Yuvin mengangguk. "Yuvin mah bagusnya ekspresi manly, ya ga?" ucapku.
"Ga," jawab kelima cowo selain Yuvin, serempak.

"Huhu rin mereka jahat" Yuvin pura-pura nangis. Aku nepuk nepuk punggung Yuvin, iba. "kita jujur loh hyung," ucap Dongpyo dengan wajah tanpa dosa. "huh, gak apa apa sih, yang penting gw bajunya ganti ganti terus, ga make oren oren mulu." Yuvin nyindir Dongpyo yang sering banget pake baju oren.

"Eh enak aja, ini baju oren anak aku tuh ganti terus tau, warnanya aja yang sama." jawab Seungwoo membela anaknya. Dongpyo ngangguk ngangguk sambil memeluk lengan appa-nya itu.

"itu tuh, noona pake baju itu mulu." ucap Dongpyo tiba-tiba.

"kok jadi aku sih?" tanyaku. "eh iya, kemarin lusa waktu sama hyunbin kamu juga pake baju ini kan?" tanya Kookheon. "waktu sama midam-hyung juga." tambah Dongpyo lagi.

"...kalian mah gatau, ini tuh baju aku disediain semua sama Mnet, ya makanya bajunya dikit." jawabku. "Yah kasian banget.." Yuvin merasa iba. "Bukannya mnet kaya ya?" ucap Dongpyo asal jeplak, untung ga ada staf. "Ya mnet kaya, tapi masa ngabisin duitnya buat beli baju aku?" ucapku.

Lagian, aku ga terlalu mentingin baju kok.

"Oh, kalo mau dapet baju mahal gratis mah, ke Yuri aja. " ucap Baekjin, mengusulkan teman dekatnya. "Manggil Jin?" Yuri tiba-tiba nongol di sebelahku. "eh-" Aku terkejut melihat si tampan itu. "Nah ni orangnya" Baekjin tersenyum ganteng.

Aku geseran dikit supaya Yuri bisa ikut duduk, akhirnya joinlah dia di meja ini. "Kenapa manggil?" tanya Yuri. "Ini, si hyerin miskin baju." jawab Yuvin dengan pemilihan kata yang ga enak. "Iya dah terserah bang Yuvin aja." aku hanya ngangguk-ngangguk.

"Ohh, ikut modeling ama aku aja rin, nanti bisa dapet baju yang abis kamu modelin." ucap Yuri. "Wah enak dong!  Gw juga mau!" ucap Kookheon semangat. "Kalo ada job, tapi." ucap Yuri. "Ya dah mending si hyerin aja, kasian bajunya ga ganti-ganti." Kookheon mengusir kami secara halus.

"Kasian mentor kita ngurusin kita, tapi dianya ga ada yang ngurus." Jinhyuk mengusak rambutku.

Setelah percakapan itu, disinilah aku, di gedung Esteem. Gila ga aku bisa kesini? Awalnya aku ga pede, ya siapa sih yang pede buat jalan masuk ke gedung model sedangkan kamu ini cuma remahan rangginang??

My X Mentor || Produce X 101 ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang