Langkah di ambil besar-besar oleh pria itu. Dia tak henti hentinya untuk berkata 'maaf' ketika tak sengaja menabrak orang yang menghalangi jalanya. Sambil terus berlari, pria itu berkali kali melirik jam di tanganya. Sudah 20 menit dia terlambat latihan. Dia tak berniat menaiki lift, karena akan memakan waktu, makanya kini dia sedang menuruni tangga untuk menuju studio latihannya di basement.
Pintu yang menjadi targetnya sudah terlihat, langkahnya semakin di percepat. Mengabaikan rasa lelah dan sesak nafasnya, Woseok terus berlari meminimalisir waktu yang akan terbuang. Jaraknya dan pintu semakin mendekat, tak berniat untuk berhenti. Woseok terus berlari sambil mendorong pintu itu.
Pintu lalu terbuka dengan sangat kasar, membuat para trinee yang duduk menyila memperhatikan arahan pelatih menoleh ke sumber suara. Woseok sedang berdiri disana sambil memegangi gagang pintu. Dia lalu buru-buru menutup pintu, dan membungkuk 90° kepada semua orang yang berada disana.
"Maafkan aku, aku terlambat." ucap woseok penuh penyesalan.
Sang pelatih yang melihat itu berdecak. Dia menyilangkan tangannya di depan dada, sambil menatap woseok dengan tatapan kesal.
"Kemari kau." titah pelatih itu dengan angkuhnya meminta woseok menghampirinya.
Dengan langkah yang sangat hati hati, dan kepalanya yang ia tundukan. Woseok mendekati pelatih itu, dia tak berniat sedikit pun untuk menatap sang pelatih dan teman teman trinee-nya karena rasa malu. hingga tibalah woseok di hadapan sang pelatih.
"Kau ini trinee baru 2 minggu lalu, tapi sudah 3 kali melakukan kesalahan. Pertama membuat kekacauan di cafetarian, kedua kau membut teman mu terluka saat berlatih, sekarang kau datang terlambat. Mau melakukan apalagi kau setelah ini hah?" tanya pelatih itu dengan lantang membuat woseok semakin meringkut segan.
"Maafkan aku...." ucap woseok terdengar begitu kecil.
Beberapa teman trineenya menatap woseok dengan meledek, ada juga yang menatapnya iba. Tapi tak membuat woseok memikirkan itu. yang dia pikirkan sekarang adalah mengambil hati pelatihnya kembali.
Helaan nafas terdengar dari mulut sang pelatih. Dia terlihat pening dan juga lelah untuk berurusan dengan woseok sekarang.
"Baru jadi trinee saja sudah menyusahkan seperti ini, apalagi kalau kau sudah jadi artis? Kau dari mana tadi malam? Teman sekamar mu bilang kau tidak pulang?" nada bicara pelatih itu kini sudah mulai mereda, tak selantang dan sekeras tadi.
"Aku..... A-ku pulang ke rumah. Ibuku sakit, Ssaem." terang woseok sedikit gugup. Kini sang pelatih mengernyitkan dahinya, dia menajamkan matanya untuk menatap woseok
"Ibu? Kau tinggal dengan ibu mu? Bukan kah kau bilang kau tinggal bersama nenek mu?" tanya pelatih itu dengan sangat curiga kepada woseok. Mendengar itu mata woseok terbuka sempurna, alisnya naik dua duanya.
"Anu... Ibuku kemarin.... Dia..." woseok kini kebingungan harus menjawabnya dengan alasan apa. Matanya berkeliling mencari sebuah alasan menghindari tatapan sang pelatih.
"Ahhh!!! Sudahlah." bentak pelatih itu sambil mengibaskan tangannya. Woseok sedikit tersentak dibuatnya.
"Membuang buang waktu saja. Cepat minta maaf kepada yang lainya, setelah itu lakukan pemanasan dan hukuman lakulan push-up 100x. Dan yang lainnya setelah ini, ikuti intruksi yang sudah ku berikan sebelumnya dan beri tahu woseok juga soal itu."
"Baik..." jawab serentak para trinee. Sang pelatih mengangguk, lalu kembali menatap woseok dengan sinis. Woseok kembali menunduk sambil meminta maaf kepadanya, namun di abaikan dan melangkah pergi meninggalkan woseok.
Kini woseok berdiri sendiri di hadapan teman temannya. Dia tersenyum canggung sambil membungkuk hormat kepada teman temannya yang lain.
"Tolong Maafkan aku teman teman." ucap woseok setelah membungkuk kepada mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Him?!|KSJ [complate]
Fanfiction[complate] Menjalin hubungan pernikahan bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika kalian belum menjalin komunikasi dengan baik sebelumnya. Lalu apa jadinya jika kalian harus menikah dalam waktu 1 minggu dengan orang yang tak pernah bertemu dengan mu se...