30 [pertikaian]

2.6K 233 14
                                    

Seokjin kini sedang mengantarkan tamu-tamunya hingga pintu rumah nya. Mereka memberikan salam untuk berpamitan baik pada seokjin maupun yeora yang membuntuti di belakang mereka. Wajah seokjin terlihat agak berbeda terlihat sedikit kerutan di dahinya, namun senyum pada wajahnya masih ia tampilkan untuk tamunya yang baru saja akan pergi itu.

Hingga tamu seokjin pun sudah pergi. tersisa seokjin, yeora, dan salah satu asisten rumah tangganya. Yeora pun memutuskan untuk tak hanya diam sekarang, dia kini mendekati seokjin dan memanggilnya namanya.

"Seokjin-ah." Panggil yeora lembut sambil menarik lemah lengan seokjin agar berbalik menghadapnya. Melihat situasi itu, dengan inisiatif nya asisten rumah tangga itu pun pergi memberi ruang untuk seokjin dan yeora.

"Aku tidak mau bahas lagi. Keputusan ku sudah bulat." Sarkas seokjin menolak tegas apa yang akan di bahas oleh yeora. Mata seokjin terlihat penuh amarah dan sedikit menyesal saat menatap yeora yang menatap nya memohon.

"Dengarkan aku dulu." Yeora kembali memohon pada seokjin. Tapi seokjin malah membuang pandangannya dari yeora seolah enggan menatapnya.

"Kenapa kau membela nya? Kau masih mencintainya? Iya?" Tanya seokjin dingin itu mampu membuat yeora diam terpaku. Dia tak habis fikir kalau seokjin sampai berfikir seperti itu.

"Bukan begitu, aku sudah tidak meninggalkan perasaan sedikit pun padanya. Tapi kondisi nya, aku mengenalnya, aku tau dia tidak akan mungkin berbuat seperti itu. Aku tau dia seokjin." Terang yeora pada seokjin penuh kesabaran agar emosi nya tidak kembali muncul. Dia tidak mau seokjin kembali salah paham padanya. Namun melihat reaksi seokjin, yeora tau sepertinya seokjin masih menolak mentah mentah argumen nya. Untuk sesaat Seokjin tak menjawab, dia hanya diam masih enggan menatap yeora.

"Seokjin..." panggil yeora lagi. Namun ia tak menjawab, seokjin kini malah melepas pelan genggaman yeora yang menggenggam lengannya itu.

"Sebaiknya kau ingat-ingat lagi. Aku lelah, aku mau istirahat." Ucap seokjin masih dengan hawa dinginnya sebelum akhirnya pergi menaiki tangga meninggalkan yeora yang diam menatap punggung lebarnya itu.

🌼🌼🌼🌼

Seokjin baru saja menduduki dirinya di atas kasur, dia sedikit memijit pangkal hidungnya memikirkan kejadian tadi antara dirinya dan yeora. Perasaan menyesal mulai ia rasakan saat ia mengingat sudah membentak yeora, di tambah sikap yeora yang mulai melembut pada dirinya tadi. Tapi disisi lain, dia masih kesal kala mengingat fakta, Bahwa yeora lebih memilih berdebat dengannya demi membela woseok.

"Ck, sialan" gumam seokjin terdengar kesal. Rasanya dia sangat marah, bercampur sedih karena sikap yeora itu.

Sebenarnya dia juga tidak terlalu yakin bahwa woseok lah pelakunya. Tapi logisnya, dari kelima orang tadi, hanya woseok lah yang memiliki hubungan antara dirinya dan yeora. Di tambah, woseok memiliki kenangan buruk dengan yeora. Tidak menutup kemungkinan kan kalau woseok pelakunya? Ingin memastikannya, seokjin pun memutuskan untuk menghubungi yoongi.

Dengan gerakan cepat ia meronggoh saku celana untuk mengambil ponselnya, dia lalu menekan nama yoongi yang tertera di kontaknya. Tak butuh waktu lama ia menghubungi, panggilannya dengan cepat langsung terjawab oleh yoongi.

"Hallo hyung, ku dengar Lee woseok sudah kau tetapkan sebagai tersangkanya. Apa itu benar?" Tanya yoongi tanpa basa basi itu langsung membuat seokjin menghembuskan nafasnya berat.

"Kau sudah tau dengan sangat cepat rupanya." jawab seokjin menimpali pertanyaan yoongi.

"Iya, leetuk tadi menghubungi ku, dia memberitahu perintahmu. Dia juga meminta salinan data pribadi woseok padaku. Tapi... bagaimana bisa kau memutuskan woseok lah pelakunya?"

With Him?!|KSJ  [complate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang