Yeora's POV
Disinilah aku sekarang, duduk bersama Woseok. Di bawah rindangnya pohon di siang menjelang sore hari ini. Memandangi woseok yang sedang bersenandung memainkan gitarnya itu. Sejak kedatanganku tadi, aku tak banyak bicara. Lebih banyak diam memandangi woseok.
"Hey, apakah seokjin menyakiti mu?" tanya woseok tiba-tiba sambil menyingkirkan gitarnya itu. Membuat ku sedikit tersentak.
"Oh? Kenapa kau menanyakan itu?" tanya ku. Jujur saja, aku banyak diam karena banyak yang ku pikirkan. Di tambah sifat woseok yang terlihat biasa biasa saja, seolah tidak pernah terjadi sesuatu di antara kami
"Dimana yeora ku yang dulu ku kenal? Kau jadi tak banyak bicara, aku tidak suka yeora yang seperti ini." ucap woseok sambil mencubit gemas pipi ku.
Lagi-lagi aku kembali diam. Aku Tidak bereaksi apapun dan hanya memandang woseok dengan pandangan penuh kebingungan.
"Hey! Ada apa dengan mu ini?" tanya woseok yang kini gemas sendiri dengan ku yng tetap diam. Kini tanganya berhenti mencubit pipi ku, dan beralih menangkup wajah ku.
"Ceritakan padaku sekarang." ucap woseok terlihat begitu perhatian pada ku.
"Aku... " ucap ku menjeda ucapannya.
"Apa? Kau tidak senang bertemu dengan ku ya?" tebak woseok asal dan sudah menurunkan tanganya dari pipi ku. Dengan cepat aku menahanya dan menatap woseok bersalah.
"Bukan!! Bukan begitu.... Aku hanya merasa bersalah dan tak enak padamu. Maaf kan aku..." jelas ku sambil menatap woseok bersalah. Entah apakah tindakan ku ini benar, tapi aku tidak mau membuat woseok kecewa. Sedangkan woseok di buat terkekeh oleh pernyataan ku tadi.
"Hey... Memangnya kenapa? Apa yang membuat mu merasa bersalah?" tanya woseok padaku. Sungguh, apa dia tidak mengerti ku?
"Woseok, aku mengakhiri hubungan kita sepihak dan aku meninggalkan mu untuk menikah dengan seokjin. Apa itu tidak terlihat sebuah kesalah ku bagimu?" tanya ku terang terangan karena sudah sangat lelah dengan pikiran ku.
"Hey, jangan berkata begitu. Dengarkan aku." woseok kini menangkup wajahku lagi dengan sempurna, dia sedikit mendekatkan wajahnya agar kami bisa saling bertatapan. Hal itu jelas membuatku dapat diam untuk mendengarkannya.
"kau tidak meninggalkan ku, dan kita tidak akan pernah berakhir. Kau mengerti itu?" ucap woseok penuh penekanan itu. Itu jelas-jelas sangat mengejutkan ku. Bagaimana bisa woseok mengatakan itu, disaat posisi ku sudah menikah dengan seokjin.
"Tapi woseok, aku su-."
"Kau masih mencintaiku kan?" ucap woseok nemotong perkataan ku. Mendengar itu aku tak bisa berkata kata. Aku hanya diam terkejut dengan pertanyaannya. Entah mengapa saat pertanyaan itu terdengar, terasa sulit di jawab oleh ku.
"A-a-ku..." ucap ku terbata-bata.
"Kau masih menyayangi ku kan?" tanya woseok lagi yang kembali memotong ucapan ku. Lagi, kali ini aku sangat kebingungan untuk menjawab apa. Karena di sisi lain, ini yang ku harapkan. kehadiran woseok dan bisa bersama kembali dengan woseok. Tapi di sisi lain, sosoknya seolah menghalangi ku untuk menjawab pertanyaan woseok.
"Yeora..." panggilnya lagi yang sudah lama menunggu ku. Astaga apa yang harus ku jawab.
"Kau masih menyayangi ku kan?"
Aku kini mencoba menatap matanya, tak mencari apapun karena aku sangat percaya padanya. Aku hanya butuh kekuatan dari matanya untuk menjawab pertanyaan.
Persetenan dengan kedepannya. Yang penting, keinginan mu sudah ada di depan mata yeora. Apa yang kau tunggu? Setelah lama berdiam. Aku pun memutuskan untuk menjawab woseok. Ku tarik nafas beratku dan memejamkan mataku. Setelahnya ku mengangguk mantap sambil beralih untuk memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Him?!|KSJ [complate]
Fanfiction[complate] Menjalin hubungan pernikahan bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika kalian belum menjalin komunikasi dengan baik sebelumnya. Lalu apa jadinya jika kalian harus menikah dalam waktu 1 minggu dengan orang yang tak pernah bertemu dengan mu se...