Ini sudah hampir tengah malam. Tapi seokjin belum juga memejamkan matanya atau sekedar merebahkan tubuhnya. Sejak pagi hari setelah sarapan hingga larut malam. Baru sekarang seokjin bisa bertemu dengan yeora lagi. Walau dia bisa mendengar tawa yeora atau suara yeora saat sedang memanggil nama 'KimJin'. Seokjin terus menahan dirinya gar tak bertemu dengan yeora setelah mendengar pernyataan daeya sore tadi. Entah ada apa, tapi rasanya dia tak ingin mengganggu yeora dulu. Sesuatu terasa menyesakan di hatinya saat tau yeora ternyata masih berkomunikasi dengan mantan kekasihnya. Bagaimana jika yeora pada akhirnya berbuat nekat dan malah meninggalkannya?
Seokjin masih setia berjongkok di hadapan yeora yang tertidur di atas sofa itu. Memandangi setiap lekukan pada wajahnya. Terlihat jelas, karena lampu kamar nya masih menyala seluruhnya. Mengingat itu, seokjin jadi ingat bahwa dia punya ketakutan semacam phobia terhadap gelap. Makanya selama ini seokjin yang bisa tidur di dalam gelap, harus mulai terbiasa dengan lampu yang menyala sebagian di dalam kamarnya.
Seokjin tersenyum hangat setiap kali dirinya memandang yeora. Terlihat jelas dari sorot matanya, bahwa dia sangat mencintai yeora. Mungkin jika dia bisa berteriak, dia akan berteriak di hadapan yeora bahwa dia sangat mencintainya.
"Kau bermimpi apa sampai alis mu berkerut begitu?" ucap seokjin berbisik sambil memandangi yeora yang tertidur itu.
Dia kini mulai berdiri, menyiapkan dirinya untuk menggontong yeora dan memindahkannya ke atas kasur. Seokjin pun berjalan mendekati kasur, dan meletakan yeora dengan sangat perlahan. Lalu menyelimuti yeora hingga sebatas leher dan membenarkan posisi bantal agar yeora tertidur denga nyaman. Di pandangi nya wajah yeora sebelum mencium keningnya dengan sangat lembut.
Setelahnya, dia kembali berdiri berjalan mendekati saklar untuk mematikan sebagian lampu di kamarnya. Setelah lampu di matikan sebagian, dia berniat untuk langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Namun sebuah getaran ponsel yg terdengar dari arah sofa mengalihkan perhatiannya. Dia dengan penasaran berjalan cepat menuju suara itu. Dari posisinya, ia bisa liat ponsel yeora yang menyala terhalangi sebagian bantal. Ia lalu mengambilnya, dan melihatnya.
Woseok
"Kau sudah tidur?"Melihat itu seokjin tak bergeming sedikit pun, dia hanya diam memandangi notifikasi pesan dari woseok menuju ponsel yeora. Seokjin ingin membuka notif tersebut, namun sayang ponsel yeora memilik sandi.
Woseok
"Kau masih marah? Maafkan aku."Notif tergantikan dengan pesan yang baru, seokjin mengernyitkan dahinya saat melihat pesan itu.
Woseok
"Baiklah kau sudah tidur, mimpi indah 💕"Dan setelah melihat pesan terakhir itu, seokjin langsung melempar ponsel yeora asal ke atas sofa. Nafasnya tak teratur terlihat sedang menahan amarahnya. Diliriknya yeora yang sedang tertidur pulas itu, seokjin kembali menarik nafas beratnya, mengusap kasar wajahnya.
"Tidak-tidak, tahan amarah mu. Jangan salah paham." gumam seokjin sendiri saat melihat wajah yeora. Wajahnya berubah melembut saat melihat nafas yeora yang begitu tenang. Begitu pula dengan nafasnya yang mulai teratur mengikuti yeora. Dia lalu memutuskan mengabaikan pesan woseok tadi, dan merebahkan dirinya di samping yeora. Di tatapnya yeora yang masih mengkerutkan alisnya itu membuat tangan seokjin secara reflek mengusap lembut pipi yeora.
"Maafkan aku." gumam yeora di selang tidur nya. Seokjin terdiam sesaat. Menatap yeora yang masih memejamkan matanya yang tak terihat tenang itu. Entah kenapa, perasaan takut datang kepada seokjin saat yeora mengatakan kata maaf. Walaupun dia tidak tau, kenapa yeora mengatakan maaf di selang tidurnya, tapi firasat seokjin berkata. Akan terjdi sesuatu yang buruk terhadapnya dan juga yeora.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Him?!|KSJ [complate]
Fanfiction[complate] Menjalin hubungan pernikahan bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika kalian belum menjalin komunikasi dengan baik sebelumnya. Lalu apa jadinya jika kalian harus menikah dalam waktu 1 minggu dengan orang yang tak pernah bertemu dengan mu se...