Yeora baru saja turun dari mobil taxi yang ia tumpangi. Setelah memberi bayaran ke pada supir, yeora pun segera belari menuju reseptionis menanyakan letak kamar no.37 berada.
"Selamat siang nona, ada yang bisa saya bantu?" sapa pertama dari sang petugas wanita yang menjaga meja reseptionis itu.
"Kamar nomor 37, itu berada di lantai berapa?" tanya yeora dengan begitu panik nya dan terburu-buru.
"Biar saya liat terlebih dahulu." ucap sang perawat itu. Yeoran tak menjawab, dia hanya menunggu dengan penuh kepanikan.
"Hmmm, memangnya kau mau mencari siapa?" tanya perawat itu yang sedikit kebingungan setelah melihat daftar denah kamar yang ia lihat.
"Lee woseok, dimana letak kamarnya?" tanya yeora semakin panik.
"Letak kamarnya ada di lantai 4, tapi pasien bernama lee woseok t-."
"Terimakasih" ucap yeora yang memutus perkataan perawat itu dengan cepat, dan berlari begitu saja memasuki lift yang kebetulan terbuka.
Di dalam lift yeora begitu panik, sambil menunggu liftnya terbuka, yeora mencoba menghubungi woseok untuk memastikan sekali lagi kalau woseok tidak kenapa napa.
Ting
Pintu lift terbuka, namun panggilannya belum di angkat oleh woseok, dengan perasaannya yang semakin panik, yeora terus berlari mengikuti arah panah menunjukan letak nomor-nomor kamar yang tersedia di rumah sakit itu
"Nomor 32, 33, 34, 35..." gumam yeora menghitung nomor kamar yang ia lewati.
"Itu 37!!!" ucapnya lantang sambil membuka pintu kamar itu dengan cepat.
"Woseok!!" panggil yeora setelah pintu kamar itu terbuka. Di pikir yeora, dia akan melihat woseok sedang berbaring di atas kasur atau mungkin beberapa buah yang berada di samping kasur nya. Namun yang yeora lihat kali ini hanyalah kosong, tidak ada apa-apa. Hanya ada pemandangan kamar rumah sakit yang rapih bersih tak berpenghuni.
Yeora begitu yakin jika woseok menyebutkan nomor 37 tadi, yeora tak mungkin salah dengar, saking yakinnya dia bahkan terus memanggil woseok sambil berjalan mengecek kamar mandi, takut-takut woseok berada disana.
"Woseok-ah." panggil yeora dengan kepanikannya sambil membuka kamar mandi. Namun tetap saja, tidak ada siapapun disana.
"Yeora..." panggil suara pria itu membuat yeora dengan cepat berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya tadi. Setelah berbalik, sesak di dadanya seketika menghilang, tergantikan dengan nafas leganya ketik melihat sosok yang di khawatrikannya baik-baik saja.
"Woseok-ah...." panggil yeora lirih sambil berjalan perlahan mendekati woseok. Sedangkan yang di panggil hanya diam sambil tersenyum hangat kepada yeora.
"Huh... Woseok-ah!!!" pekik yeora kesal sambil memukuli woseok dengan geram. Woseok pun terkekeh sambil melindungi dirinya yang di pukuli yeora.
"Aduh, sakit yeora..." ucap woseok di tengah kekehannya.
"Ini tidak lucu, kau membohongi ku... Kau bilang kau celakaan, mana luka mu. Kau bahkan terlihat baik-baik saja." ucap yeora dengan masih terus memukuli woseok.
"Aw.. Aduh aku serius, aku terluka..." ucap woseok merintih memegangi dadanya. Seketika yeora berhenti untuk melihat keadaan woseok.
"Kau serius? Kau tidak bohong?" tanya yeora memastikan.
"Iya, aku terluka disini." ucap woseok menunjuk dadanya.
"Astaga!!!" pekik yeora panik, dan reflek mengusap ngusap dada woseok yang katanya sakit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Him?!|KSJ [complate]
Fanfiction[complate] Menjalin hubungan pernikahan bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika kalian belum menjalin komunikasi dengan baik sebelumnya. Lalu apa jadinya jika kalian harus menikah dalam waktu 1 minggu dengan orang yang tak pernah bertemu dengan mu se...