Seorang pria sedang terbaring di atas kasur rumah sakit. Wajahnya terlihat tenang, walaupun ada sedikit luka di bagian pipinya. Bagian kaki kiri nya terlihat terbalut oleh gips. Dan pergelangan tangan bagian kanannya juga terlilit oleh perban.
Nafasnya teratur, menandakan dia sedang tertidur pulas. Membuat seorang pria lainnya mencoba menutup pintu kamarnya dengan sangat pelan agar tidak menghasilkan suara sedikit pun.
"Kau sudah sampai?"
Namun pertanyaan itu tiba tiba saja muncul. Pria yang masih menahan pintu itu seketika menoleh ke arah pria yang terbaring dengan mata terpejamnya itu.
"Namjoon?" Panggil pria itu yang sedikit hati hati memanggil pria yang sedang terbaring itu. Tak menjawab, pria yang terbaring itu malah membuka matanya, dia sedikit menengokkan kepalanya ke arah seokjin yang masih berdiri dekat pintu.
"Lama tak berjumpa hyung." Sapa namjoon dengan senyum pipit nya. Seokjin malah terkekeh dan berjalan santai mendekati namjoon yang sedang terbaring itu.
"sudah kebiasaan mu ya selalu terbangun saat mendengar suara sedikit saja. ngomong-ngomong Bagaimana keadaan mu?" Tanya seokjin basa basi, berdiri di samping ranjang namjoon dengan kedua tangan yang ia masukan ke dalam saku.
"Seperti yang kau lihat" jawab namjoon seadanya. Namun suara seraknya masih terdengar jelas oleh seokjin. Membuat seokjin khawatir.
"Kau haus? Suster bilang kau baru siuman setelah 13 jam tidak sadarkan diri." Tanya seokjin khawatir dan langsung di jawab anggukan oleh namjoon. Dengan senang hati seokjin langsung menuangkan air ke dalam gelas dan membantu namjoon untuk meminum air itu.
"Terimakasih hyung." Ucap namjoon setelah seokjin membantunya minum. "Duduklah hyung, di samping kiri ku ada kursi." Lanjut namjoon menunjuk kursi di samping kiri ranjangnya.
"Kenapa tidak bilang dari tadi." Omel seokjin sambil menyentil sedikit kaki namjoon yang terluka dan langsung si susul teriakan kesakitan namjoon. Sedangkan seokjin malah tertawa sambil memutari kasur namjoon untuk duduk di samping ranjangnya.
"Sakit hyung." dumal namjoon pada seokjin
"Pria lemah, masa segitu saja sakit." Ledek seokjin sambil terkekeh itu
"Coba kau rasakan jadi aku. Hebat sekali kalau tidak merasa sakit." Jawab namjoon kesal.
"Memangnya sakit sekali ya?" Tanya seokjin lagi yang kini sudah duduk di samping namjoon.
"KAU PIKIR SAJA SENDIRI!" Jawab namjoon kesal bercampur gemas dengan tingkah hyung nya yang menyebalkan itu. Bukannya merasa bersalah seokjin malah tertawa puas.
"Segeralah sembuh. Biar sakit nya hilang." Ucap seokjin masih bercanda
"Aish. Aku malas berbicara dengan mu." Jawab namjoon jengah. Dan kini seokjin sudah puas dengan tertawanya.
"Baiklah-baiklah aku minta maaf." Seokjin berbicara sambil mengacak ngacak rambut namjoon yang sudah berantakan.
"Aishhhh hyung....." dumal namjoon lagi dengan penekanan membuat seokjin kembali terkekeh.
"Sudah aku lelah tertawa. Ngomong-ngomong, alex bilang hanya kaki mu yang patah. Kenapa pergelangan mu juga di balut gips?" Tanya seokjin heran.
"Hah? Oh ini. Ini sih sudah lama hyung. Sekitar 2 minggu yang lalu." Jawab namjoon seadannya.
"Apa?!!! Jadi kau menyetir dengan tangan mu yang terbalut gips?" Tanya seokjin kaget. Dengan bodoh dan polosnya namjoon malah mengangguk tak berdosa.
Dan kali ini. Habis sudah pemikiran seokjin tentang namjoon. Dia semakin ragu terhadap namjoon, apakah benar pria ini memiliki IQ tertinggi di Korea selatan?dan Apa benar pria ini sudah menginjak usia di atas 20 tahun? Atau apakah benar pria ini adalah pria paling berprestasi di kampusnya yang lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Him?!|KSJ [complate]
Fanfiction[complate] Menjalin hubungan pernikahan bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika kalian belum menjalin komunikasi dengan baik sebelumnya. Lalu apa jadinya jika kalian harus menikah dalam waktu 1 minggu dengan orang yang tak pernah bertemu dengan mu se...