16 [Ancaman]

2.9K 214 22
                                    

"Aku akan memperbaikinya."

Setelah bisikan dari seokjin itu, Bibir mereka berdua pun bertemu dan saling bertautan. Yeora reflek memejamkan matanya di kala seokjin mendorong tubuhnya pelan dan membuat nya berada di bawah seokjin. Satu tangan seokjin di gunakan untuk menopang tubuhnya, dan satunya memegangi rahang yeora. Yeora tak melawan, dia bahkan mulai mengikuti alur lumatan yang di berikan seokjin. Yeora membalas ciuman itu sambil memegangi satu tangan seokjin yang berada di rahangnya.

Ciuman berangsur lumayan lama. Entah salah satu dari mereka atau keduanya, yang jelas mereka berdua terlihat berbagi hasrat bersama. Menunjukan perasaan masin
g-masing melalui ciuman itu.

Setelah merasa oksigen yang tersedia mulai habis. Seokjin melepas ciuman mereka sepihak. Membuat mata sayu yeora perlahan terbuka. Hal yang pertama terjadi adalah mata keduanya bertemu, terkunci satu sama lain tanpa berbicara.

Senyum nan hangat seokjin muncul sambil mengusap area bibir yeora yang terlihat basah karena ulahnya tanpa melepas tatapannya pada kedua mata yeora. Jika saja lampu kamar itu tidak padam seluruhnya, mungkin seokjin bisa melihat bagaimana merahnya pipi yeora saat itu.

"Aku mencintaimu." bisik seokjin dengan suara rendah dan dalammya, menatap yeora yang berada di bawahnya. Membuat yeora tak bernafas untuk persekian detik.

Merasa malu dan tak sanggup mengontrol degupan jantungnya. Yeora lalu menarik seokjin agar kembali ke posisi semula, memeluk seokjin dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik seokjin. Seokjin tak menolak, dan membalas pelukan yeora dengan sangat hangat.

"Aku mencintaimu yeora." bisik seokjin lagi dengan senyum yang masih setia bertengger di bibirnya.

"Maafkan aku..." ucap yeora terdengar sangat kecil, dan di susul oleh isakan miliknya. Dia bahkan memeluk seokjin dengn sangat erat, membuat seokjin keheranan.

"Hey, kau menangis?" tanya seokjin panik yang kini mencoba menenangkan yeora dengan mengusap-ngusap punggungnya. Bukannya menjawab, yeora malah sibuk dengan isakannya.

"Maafkan aku..." ucap yeora lagi yang terdengar lebih jelas dari sebelumnya, isakannya pun semakin menjadi-jadi.

"Hey, stttt sudah jangan menangis ya." ucap seokjin lembut mencoba menenangkan yeora.

"Aku yang minta maaf soal tadi. Maaf ya kalau aku lancang." lanjut seokjin degan sangat lembut penuh pengertian. Dia bahkan sesekali menciumi pucuk kepala yeora.

"Maafkan aku seokjin...." ucap yeora lagi yang terdengar sangat lirih dan dapat membuat hati seokjin ikut teriris.

"Maaf atas perbuatanku. Maa-."

"Sudah, aku memaafkan mu. Ayo tidur, ini sudah malam." bisik seokjin lagi penuh pengertian. Dia mencium kembali pucuk kepala yeora dan mengusap-usap punggungnya. Lalu mengeratkan pelukannya memberikan yeora kenyamanan.

Tak berucap lagi, hanya isakan yeora lah yang tersisa. Seokjin masih mengusap punggung yeora dengan setianya. Menunggu yeora hingga tertidur.

"Seokjin." panggil yeora lirih, masih menyembunyikan wajahnya.

"Hmmm?" saut seokjin.

"Bisa ka- u, m-me-nyanyi kan pe- ngantar Ti-dur?" pinta yeora dengan isakan itu sanggup membuat seokjin terkekeh.

"Tentu saja, ayo pejamkan matamu. Aku akan nyanyikan lagu untuk mu." ucap seokjin yang langsung di jawab oleh gerak anggukan yeora.

"Eoneu nal darege

Girgogin pyeonjireul sseosseo

Neoboda hwanhajin anhjiman

Jakeun chotbureul kyeosseo

With Him?!|KSJ  [complate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang