‼️WARNING‼️
Cahaya rasanya mulai menyelinap masuk kedalam kamar yeora dan seokjin. Membuat yeora yang masih tertidur itu sedikit mengernyit menolak sang cahaya yang membangunkannya. Namun bukannya semakin tenang dan tak terganggu, yang ada dia malah semakin terganggu kala merasakan angin menerpa wajahnya lembut. Dengan berat hati, mau tak mau yeora pun terbangun, membuka matanya untuk melihat keadaan yang mengganggu itu..
Sedikit buram, yeora bisa melihat sesosok yang ia kenal sedang memperhatikannya sambil tersenyum senang itu. Merasa sudah tau siapa orang itu, yeora pun berdecak sebal. Dia kembali memejamkan matanya dan mengabaikan sosok itu.
"Aish, putri tidur. Ayo bangun." Ucap seokjin sambil terkekeh dan mengusap pipi yeora yang mencoba kembali tidur itu.
"Hmmmm...." hanya gumamman lah yand di balas yeora. Tak terima kini seokjin semakin usil dengan mencubit cubit pipi yeora agar dia tidak kembali bermimpi.
"Yeora, ayo bangun." Ucap seokjin sekali lagi membangun kan yeora. Kini membuat yeora semakin sebal dengan seokjin. yeora bahkan sampai menarik selimut menutupi wajahnya. Melihat reaksi yeora yang seperti itu, seokjin malah dibuat terkekeh kesenangan.
"Kenapa kau mengganggu ku sih, biasanya juga aku bangun siang kau tidak apa-apa." protes yeora terdengar serak dan kurang jelas itu membuat seokjin semakin tersenyum mendengarnya.
"Kali ini beda, aku butuh sesuatu dari mu." Jawab seokjin akan pertanyaan yeora itu.
Yeora yang memang sudah tidak bisa kembali ke alam mimpi nya pun dengan sebal melepas selimut yang menutupi wajahnya. Lalu dengan rambut acak-acakan dan wajah yang mengerut, dia menatap sebal seokjin yang sedang tersenyum lebar padanya.
"Apa?" Tanya yeora sewot semakin membuat seokjin tertawa kecil. Kini seokjin menguwel pipi yeora gemas, lalu ia langsung mengusap-ngusap bibir yeora yang merah itu dengan ibu jarinya.
"Aku hari ini akan kembali bekerja, apa tidak apa-apa?" Tanya seokjin sambil memperhatikan bibir yeora dan mata yeora bergantian.
Yeora yang sudah mulai terkumpul nyawanya itu pun merubah ekspresi nya bertanya, dia melirik penampilan seokjin yang memang sudah terlihat sangat rapih itu.
"Hari ini kan Jumat, kenapa tidak mulai Senin saja?" Tanya yeora yang sekarang tak terdengar galak malah terkesan seperti anak kecil yang menolak di tinggal.
"Ada yang harus aku urus di kantor. Jika aku tunda lagi, bisa jadi masalah nanti nya." Jelas seokjin dengan penuh perhatian dan pengertian pada yeora yang terlihat berat hati itu.
"Lalu, aku sama siapa?" Tanya yeora mulai memelas.
Melihat itu seokjin malah terkekeh sambil menggelengkan kepalanya gemas. Bagaimana bisa yeora merubah mood nya secepat itu? Dari kesal menjadi sedih dan memelas. Benar-benar menggemaskan.
"Ada bibi byull, bibi han, bibi choi, bibi oh, dan pekerja lainnya." Ucap seokjin memberitahu layaknya seorang ayah yang berbicara pada putrinya. membuat yeora berdecak sebal.
"Ishhh, bukan itu seokjin.... maksud aku itu..."
"Iya, iya aku tau. Aku hanya bercanda kok." Ucap seokjin memotong sambil terkekeh membuat yeora semakin cemberut pada nya.
"Aku janji aku tidak akan pulang malam, sebelum jam 5 sore aku sudah ada Di rumah." Ucap seokjin berjanji dan meyakinkan yeora. setelah mendengar itu mata yeora sedikit berbinar menandakan dia mulai setuju dengan tawaran seokjin.
"Janji?" Tanya yeora sambil mengacungkan kelingking nya.
"Janji." Jawab seokjin lalu mengaitkan kelingkingnya pada kelingking yeora.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Him?!|KSJ [complate]
Fanfiction[complate] Menjalin hubungan pernikahan bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika kalian belum menjalin komunikasi dengan baik sebelumnya. Lalu apa jadinya jika kalian harus menikah dalam waktu 1 minggu dengan orang yang tak pernah bertemu dengan mu se...