bab 8 (woseok)

2.7K 217 7
                                    

Siang sudah berganti malam. Dan sekarang, waktu sudah menunjukan pukul 08.20 PM. Dimana saat ini, yeora sedang memabaca buku di atas sofa kamarnya, dengan wajahnya yang di selimuti oleh masker topeng. Sambil mengganti halaman pada buku itu, sesekali yeora bersenandung kecil. Hingga tiba di bagian halaman, dimana sang pria mendatangi rumah sang wanita. Yeora langsung terdiam, dia berhenti  membaca dan malah melirik jam di dinding kamarnya.

"Sebentar lagi dia pulang." gumam yeora setelah melihat jam di dinding kamarnya.

Ini sudah hari kelima seokjin bekerja di perusahaan yang di bentuk orang tua nya dan mertuanya. Selama tiga hari juga, yeora tak di ganggu dengan seokjin. Dia cenderung menghabiskan waktunya dengan hal hal yang membosankan. Dia jadi ingat, saat seokjin meminta izin pada yeora akan pulang malam untuk beberapa hari. Karena dia sedang mempelajari dan beradaptasi dengan perusahaan tersebut yang berkaitan dengan urusan properti.

"Aish aku jadi tidak fokus." ucap yeora kesal sambil menutup bukunya. Dia menarik masker di wajahnya dan menyenderkan kepalanya kebeberapa bantal yang sengaja ia susun untuk bersandar.

"Sungguh, ini membosankan." yeora merengek kepada dirinya sendiri.

Setelah lima hari, seokjin tidak berada di rumah. Yeora mulai merasa kesepian dan kebosanan. Dia tidak bisa mengelak kalau adanya seokjin bisa membantunya menghabiskan waktu. Tapi di sisi lain, dia ingin seokjin menjauh dan tak mengganggunya seperti ini. Wajar jika yeora plinplan, pemikirannya masih belun sematang wanita berusia 20tahunan, dia masih 19 tahun. Yeora lalu memejamkan matanya untuk sesaat.

Tiba-tiba dia memikirkan untuk berjalan jalan keluar rumah. Dan menghabiskan waktu untuk menghibur dirinya. Sudah lama juga dia mendekam di rumah ini, sendirian tanpa adanya seokjin.

"Aishh, kenapa memikirkan si tua itu sih." yeora memukul kepalanya sendiri setelah bergumam seperti itu.

Tiba-tiba, pintu kamarnya terbuka. Memunculkan sosok pria jangkung berbahu lebar, sedang menongolkan kepalanya. Yeora yang melihat itu seketika memutar matanya malas. Ternyata itu seokjin, dia sudah pulang.

"Kau sudah pulang?" tanya yeora sambil memainkan masker topengnya.

"Aku mencari mu dimana mana, ternyata kau sudah di kamar. Kau menunggu ku?" ucap seokjin seraya memasuki kamarnya dan menutup pintunya. Beberapa paper bag mengisi tangannya. Membuat yeora sedikit penasaran dengan isi nya tersebut.

"Percuma jika aku bilang tidak, kau pasti tidak akan percaya." jawab yeora sinis sambil memijat-mijat kecil wajahnya.

"Baiklah, ku anggap kau menunggu ku." jawab seokjin di sertai senyum khasnya.

Seokjin berjalan mendekati sofa yeora. Dia sedikit mengangkat paper bag itu untuk di tunjukan kepada yeora yang sedang menatapnya sambil selonjoran di atas sofa.

"Apa itu?" tanya yeora yang masih pada posisinya.

Seokjin hanya diam, sampai dia duduk di samping kaki yeora yang sedang berselonjor. Yeora merasa tak enak, dan menarik kakinya untuk di lipat, dan duduk menghadap seokjin. Pria itu lalu meletakan paper bag di antara dirinya dan yeora. Dia mengambil beberapa barang dari dalam paper bag itu.

"Kemarilah." ujar seokjin kepada yeora yang duduk agak jauh dari dirinya itu. Yeora menggeleng cepat sambil memanyunkan bibirnya.

"Ck, cepat kemari." ujar seokjin yang kini menarik yeora pelan untuk mendekatinya. Mau tak mau yeora harus duduk berdekatan dengan seokjin sekarang.

Sebuah kotak persegi panjang bewarna biru tua seokjin sodorkan kepada yeora. Yeora tak langsung menerimanya, dia diam menatap kotak itu dan seokjin bergantian.

With Him?!|KSJ  [complate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang