25 [teror]

2.4K 249 31
                                    




sudah 3 hari berlalu, yeora tak merasa ada gangguan apapun di dalam rumahnya saat malam hari. sejak diskusinya dengan bibi byull kemarin. akhirnya,para pembantu rumah tangganya bisa tidur di dalam rumahnya untuk sementara dengan maksud menemani yeora yang di tinggal sendiri oleh seokjin. Yeora memberikan mereka kamar kosong di sayap kanan rumahnya untuk mereka beristirahat, terkecuali bibi byull. dia di berikan kamar tamu lantai atas  yang memang sudah yeora rancang untuk menjaga dan menemaninya jika pria itu kembali muncul di hadapannya.

3 hari juga seokjin tidak mengabarinya. hati yeora semakin rindu rasanya. mengabaikan rasa gengsinya, yeora akhirnya mencoba menghubungi seokjin. dengan gerakan cepat dia menekan nomor seokjin dan menelfonnya. panggilan terhubung, namun tak kunjung di angkat oleh sang empunya. yeora tak menyerah, dia terus mencoba sampai yang ke 5 kalinya. hingga....

"hallo?" sapa suara serak khas bangun tidur di sebrang sana mampu membuat wajah yeora berseri.

"seokjin, bagaimana kabarmu?" tanya yeora ceria sambil melepas rindunya.

"yeora?" tanya seokjin disebrang sana.

"apa aku mengganggu mu?" tanya yeora lagi sedikit ragu.

"yeora, disini tengah malam. maaf ak-."

"ah aku tau. tidak apa-apa. ku tutup telfonnya ya. selamat tidur." ucap yeora cepat memotong perkataan seokjin dan langsung memutuskan panggilnya begitu saja.

entahlah, rindunya tetap tak terobati, bahkan bahagianya pun tak hadir. yang ada hanya sesak dan sedih. dia merasa seokjin masih marah padanya. apa yang harus dia lakukan? dia pikir seokjin tidak akan seperti itu lagi padanya, mengingat perlakuan manis seokjin sebelum berangkat menuju jerman.

"dia  masih marah padaku." gumam yeora menyimpulkan sepihak.

sedangkan yang di jerman kini menatap hp nya dengan tatapan rindu. namun ia tak dapat menyalurkannya. tak mau pusing dia pun memutuskan untuk kembali memejamkan matanya mengingat esok dan seterusnya ia harus menggantikan namjoon untuk mengurus perusahaan bersama miliknya dan namjoon hingga namjoon benar benar sembuh.

****

malam hari tiba. Yoongi baru saja menuruni mobilnya ia berjalan sedikit lambat menuju pintu rumah seokjin sebelum akhirnya ia menekan bel rumah tersebut. sekitar 2 menit ia menunggu hingga pada akhirnya pintu pun terbuka.

"selamat malam tuan, mau mencari siapa?" tanya salah satu pembantu rumah yeora.

"malam, saya yoongi teman seokjin. bisa aku bertemu dengan dia?" tanya yoongi sopan dan canggung.

"oh maaf tuan, tuan seokjin sedang tidak ada di rumah." jawab pembantu rumah yeora.

"kemana?" tanya yoongi lagi.

"tuan pergi ke jerman, beliau bilang ia harus mengurus perusahaannya yang berada disana. dan beliau bilang sepupunya yang berada disana juga mengalami kecelakaan." terang wanita yang masih memegang gagang pintu itu tak menatap yoongi.

"jerman? kecelakaan? maksudmu namjoon ?" tanya yoongi kaget.

"saya kurang tau tuan." jawab wanita itu seadanya.

"baiklah, ngomong-ngomong yeora ada di rumah?" tanya yoongi sekali lagi.

"ada, mau saya panggilkan?" tanya pembantu itu.

"oh, tidak perlu tidak perlu. aku hanya memastikan. tolong jaga dia ya, aku pergi dulu. selamat malam." pamit yoongi sopan kepada wanita yang lebih tua darinya itu lalu berbalik pergi menuju mobilnya.

****

seokjin sedang berkutat di hadapana komputernya. tak berhentinya, jari-jari tangannya menari-nari di atas keyboard komputernya itu. sesekali dia mendumal,mendengus, bahkan memaki. kesal bercampur lelah terpampang jelas di wajahnya. hingga akhirnya kesabarannya pun habis. ia menekan tombol enter dengan keras lalu berteriak memanggil asisten kepercayaannya yang tidak lain adalah alex

With Him?!|KSJ  [complate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang