Yeora's POV
Sudah berjalan seminggu, hubungan ku dan seokjin jauh jadi lebih baik dari sebelumnya. Seokjin merawat ku dengan sangat baik, saat makan pun dia selalu menyuapi ku karena tangan ku yang belum pulih saat itu. Seokjin bahkan rela tak bekerja selama ini. Rasa takut ku lambat laun mulai menghilang karenanya. Aku jadi tidak enak, karena ku dia harus meninggalkan pekerjaannya.
"Ayo satu suapan lagi." Ucapnya sambil menyodorkan satu sendok makanan menuju mulut ku. Dengan senang hati aku pun melahap nya.
"Nah selesai." Ucap nya senang sambil melihatku yang masih asik mengunyah. Sebenarnya aku sudah menolak perlakuan nya itu, tapi dia memaksa. Dia bilang dia tidak mau luka ku lambat mengering. Ya sudah aku biarkan dan turuti saja kemauannya agar tidak menjadi sebuah perdebatan.
Tuhan sungguh, aku benar benar menyayanginya. Aku sangat beruntung bisa mendapatkan pria sepertinya. Bodohnya, kenapa saat itu aku malah mengkhianati pria sebaik ini? Kenapa saat itu aku malah mengecewakannya? Kenapa aku bisa sebodoh itu?
"Hey, kau menangis?" Ucap seokjin membuatku kaget, aku tersadar dari lamunan ku kala seokjin mengusap pipi ku.
"Apa rasanya tidak enak? Atau luka mu terasa sakit? Katakan padaku?" Tanya seokjin sangat khawatir itu langsung ku jawab dengan menggeleng cepat. Aku memberikan senyuman ku padanya agar bisa menenangkannya.
"Tidak, mungkin mataku saja yang perih jadi air matanya keluar begitu saja." Terangku padanya.
Aku bisa lihat dia bernafas lega, dia lalu mengambil segelas air dan di berikannya padaku, aku menerimanya dan langsung aku minum.
"Terimakasih." Ucap ku.
"Jadi bagaimana, apa benangnya sudah menyatu dengan daging?" Tanya seokjin seraya menarik tangan ku hati-hati. Entah kenapa, rasanya sangat nyaman jika seokjin terus memperlakukan ku seperti ini.
"Sudah, dan sudah tidak sakit lagi. Makanya kau tidak perlu berlebihan." Ucapku sambil terkekeh padanya. Dia hanya memasang wajah cemberut.
"Aku kan harus memastikan kau benar benar sembuh dulu." Ucap nya sambil menatap ku dengan wajahnya yang cemberut itu. Baru kali ini, aku melihat sosok seokjin yang menggemaskan seperti itu. Biasanya dia selalu terlihat dewasa, gagah, tampan, dan berwibawa, tidak ada lucu-lucu nya seperti sekarang. Ahhhhh menggemaskan. Aku lantas saja mencubit pipinya gemas.
"Hey sejak kapan Kim seokjin bisa jadi semenggemaskan ini hmm?" Ucap ku begitu gemas padanya. Aku bisa lihat dia terlihat kesakitan, tapi itu semakin lucu.
"Aw, ya!! Aduhhh" rintihnya sambil berusaha melepaskan tanganku dari pipinya. Merasa kasihan aku pun memutuskan melepaskan tangan ku. Aku hanya tertawa melihatnya yang mengelus pipinya itu.
"Sakit?" Tanya ku padanya.
"sedikit, tapi biarkan saja yang penting yeora ku bahagia. Coba lihat." Ucapan nya itu jauh dari ekspektasi ku, ku kira dia akan mengomel atau mengeluh. Yang ada dia malah kembali mengkhawatirkan luka ku dan Dia kembali mengamati tangan ku lagi.
"Seokjin, tidak apa apa. Sudah tidak sakit sama sekali kok." Ucap ku menjelaskan kepadanya.
"Tapi lukanya masih nampak."
"Astaga, itu hanya bekas saja seokjin." Terang ku sekali lagi yang sudah frustrasi untuk menjelaskan lagi padanya.
"Jangan bohong." ucapnya Sekali lagi ragu akan penjelasan ku, ish gemas sekali kenapa dia jadi bawel begini.
"Iya seokjin....." ujarku penuh penekanan karena gemas padanya
"Ak-"
Chup
KAMU SEDANG MEMBACA
With Him?!|KSJ [complate]
Fiksi Penggemar[complate] Menjalin hubungan pernikahan bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika kalian belum menjalin komunikasi dengan baik sebelumnya. Lalu apa jadinya jika kalian harus menikah dalam waktu 1 minggu dengan orang yang tak pernah bertemu dengan mu se...